Wednesday, July 21, 2010

Yuni customerku - 1

Saat ini aku hampir menjadi seorang insinyur elektro, sekarang sedang menunggu wisuda. Sambil menunggu wisuda, aku dan beberapa temanku membuka toko komputer. Kejadian ini terjadi pada bulan Agustus 2000.Pagi itu sekitar jam 10 pagi, aku sedang membuat proposal penawaran untuk pemda Wonogiri. Sebuah Vitara putih tiba-tiba masuk di halaman kantorku, seorang cewek WNI keturunan berumur sekitar 20 tahun, tinggi sekitar 165 cm mengenakan kaos ketat warna biru muda keluar dari dalam mobil. "Selamat pagi Mas", katanya."Selamat pagi, silakan duduk.., Ada yang dapat saya bantu?", sahutku sambil bersalaman dan menyiapkan sebuah kursi yang masih berada di pojok ruangan. Terasa dingin dan sangat lembut ketika aku meremas tangannya.Singkat cerita dia setuju membeli seperangkat komputer pentium II/550...

Yuni customerku - 2

Aku melihat Yuni yang kelelahan, aku bangkit dan duduk di samping tubuhnya yang telah lemas dan karena aku belum mencapai orgasme, kuambil posisi di atasnya dan dengan tangan kananku, kubimbing batang kemaluanku agar dapat masuk ke dalam liang kewanitaannya. Saat kugesek-gesekkan batang kemaluanku pada liang kewanitaannya, tangan kanannya menahan agar batang kemaluanku berhenti. "Tolong Mas jangan dimasukin, aku takut, aku belum pernah melakukannya", ucapnya dengan lirih. Mendengar itu aku jadi iba juga, kutarik batang kemaluanku dari permukaan liang kewanitaannya, dan aku kembali duduk di sampingnya dengan tanganku mengocok batang kemaluanku yang masih tegang. "Aku kulum saja ya Mas, boleh nggak?", tanyanya sambil tangan kanannya meraih batang kemaluanku. Aku hanya mengangguk, selanjutnya...

Yuni customerku - 3

Setelah aku tahu dia telah terangsang hebat, kutindih dia dan kulumat lagi bibirnya. Kupegang kedua tangannya dan aku berusaha menusukkan batang kemaluanku ke dalam liang kewanitaannya. Yuni meronta sambil merapatkan kedua pahanya sehingga batang kemaluanku tidak berhasil menembusnya. "Kita main seperti dahulu saja Mas", bisiknya. Dengan terpaksa kulepaskan kedua tangannya dan aku mengambil gaya seperti dahulu yaitu gaya 69, tetapi kali ini aku meminta dia berada di atasku.Saat dia berada di atasku, kulihat daerah liang kewanitaannya merekah dengan bibir berwarna merah hati dan lubang kemaluannya berwarna merah muda. Tanpa pikir panjang kusapukan lidahku ke arah klitorisnya sambil kuhisap dengan pelan. Aku merasakan dia mulai mengulum batang kemaluanku dengan lembut, saat batang kemaluanku...

Yanti pembantuku

Saat itu aku baru saja pulang dari Australia, karena sedang liburan natal dan tahun baru 1998, aku disuruh pulang oleh kedua orang tuaku karena kedua orang tuaku akan pergi ke Belanda ke rumah pamanku. Setelah kedua orang tuaku pergi tinggal aku dan dua orang pembantu rumah tanggaku yang menghuni rumahku. Pembantuku itu yang satu sudah tua dan yang satu masih muda dan sangat manis wajahnya seperti Paramitha Rusady rambutnya juga panjang.Suatu malam aku sedang asyik menonton blue film di ruang tengah. Aku nonton sambil beronani ria, aku kocok penisku setelah sebelumnya aku kasih baby oil, semakin lama kocokanku semakin cepat dan, "Croot.., croot", tumpah semua air maniku di lantai, nikmat sekali.., lalu aku akan ke kamar mandi untuk mencuci penisku. Waktu melewati pintu belakang aku melihat...

Ya, saya Roy Takeshi

Kamis 30 September 2004, jam menunjukkan pukul 09.25. Tiba-tiba telepon di meja kerjaku berdering. "Hallo?" kataku ketika telepon kuangkat. "Pak Roy, sibuk tidak sekarang?" tanya suara wanita. Aku sangat tahu pasti suara siapa itu. Ibu Anne, Kepala Bagian Keuangan di perusahaan tempat aku bekerja sekarang. "Tidak begitu sibuk, Bu.." jawabku. "Ada yang bisa saya bantu, Bu?" tanyaku. "Bisa ke ruangan saya sekarang, Pak Roy?" kata Ibu Anne lagi. "Bisa.. Bisa, Bu," kataku dengan pasti. "Apakah ada masalah dengan Divisi saya, Bu?" tanyaku lagi. "Tidak. Tidak ada masalah kok. Pak Roy datang saja kesini.." katanya. "Maaf nih, saya minta Bapak hormat," tambahnya lagi. "Baik, Bu.. Segera.." kataku sambil menutup telepon lalu bangkit dan segera menuju lantai ii tempat Ibu Anne berada. "Masuk saja,...

Yang penting rasanya bung! - 1

Musim hujan telah mulai dan Jakarta pun mulai dengan banjirnya. Macet ada di mana-mana. Tanpa sadar aku terjebak kemacetan di jalan Radio Dalam. Wah, kalau nggak sabar bisa emosi nih, apalagi bila pedal koplingku cukup keras. Seharusnya aku belok kiri arah LB. Segera aku belokkan ke arah kanan menuju KL. Biasa, ke tempat menghilangkan "tekanan" yang ada di tubuhku, selagi kemacetan di mana-mana.Segera kuparkirkan gerobak tuaku. Tampak cukup banyak mobil yang di tempat parkir. Melihat kondisi seperti ini, kemungkinan besar sekitar jam 12:00-14:00 (SAL/sex after lunch) dan 16:00-18:00 (nunggu sepinya jalan pulang) merupakan jam kencan, sedangkan untuk tanggalnya berkisar 27-10 (tanggal gajian??). Segera aku ke ruang resepsionis. "Selamat malam Pak," sapa Mbak Yxx, dengan senyumnya yang khas....

Yang penting rasanya bung! - 2

Setelah selesai kencing, CD-nya tidak dipakai tetapi dijepit di ketiaknya? (wah kalau gitu aku harus menghentikan kebiasaanku mencium ketiak, kalau ternyata sering dibuat njepit CD!!) "Mas, aku kan malu kencing koq di lihatin," katanya. "Yah sudah selesai, baru complain!" jawabku. "Habis kebelet, Mas nggak kencing," ucapnya."Iya deh sekalian diberisihin," jawabku, sambil melepas CP+CD dan kugantungkan di tembok, setelah itu aku pun kencing, dia ngelihatin punyaku, yah karena lagi kencing yah lagi mengecil (padahal sudah lihat vaginanya), setelah selesai kencing, dia menyiram dengan air shower sambil mengatur ke dua kran agar mendapatkan air hangat, setelah itu diberi sabun rudal dan sekitarnya tampak rudalku mengalami perubahan volume akibat sentuhannya, busa telah menutupi rudal beserta bulu...

Yang pertama

Diam mungkin yang terbaik bagiku tapi apakah dengan diam aku bisa mengurangi beban penderitaan yang selama ini aku pendam di dasar lubuk sanubari. Namaku Ryo dan saat ini aku baru lulus dari sebuah universitas swasta di Jakarta. Bingung mencari pekerjaan yang kini makin langka terjadi.Kejadian ini berdasarkan kisah nyata tanpa direka-reka ataupun di tambah tambah. Kejadian ini berawal dari masalah keuangan di keluargaku. Pada awalnya kami adalah keluarga yang berkecukupan sampai saat ayahku jatuh sakit. Kehidupan kamipun mulai berangsur-angsur memburuk. Satu persatu barang barang yang bisa laku di jual, kami jual tuk membiayai pengobatan ayahku serta untuk makan kami.Teman-teman yang selama ini akrab bermain denganku kini meninggalkanku sendirian, baru kini aku sadar mereka hanya berteman...

Yang tak kusangka

Aku punya seorang tetangga yang tinggal di seberang rumah. Namanya Ana, dan kupanggil Ci Ana, karena ia seorang wanita keturunan Chinese. Sebenarnya aku tidak suka pada gaya dan cara hidupnya yang menurutku 'ngegampangin' apa-apa. Ia suka memandang ringan pada semua hal. Termasuk hubungan dengan tetangga sekitarnya. Ci Ana ini sudah menikah dan punya anak satu, Rachel namanya.Wanita tetanggaku ini memang orang yang bertipe mudah bergaul dan ia gampang akrab dengan siapa saja, termasuk dengan isteriku, Rini. Kadang aku muak bila Ci Ana ini sering memanggil orang dari kejauhan seperti memanggil seekor anjing. Tapi tidak apalah, pikirku, mungkin udah jadi kebiasaannya. Kalo denganku, aku sengaja tidak mau akrab. Entah kenapa. Mungkin karena aku tidak mau bergaul dengan sembarang orang atau karena...

Pages 381234 »

 
Design and Bloggerized by Fendy Indrawan
Space Ads close

Sponsor Ads