Friday, May 13, 2005

17 Tahun Pemerkosaan - Petualangan di diskotik

17 Tahun Pemerkosaan - Petualangan di diskotik

Nama aku Feifei. Umurku 18tahun, masih skul di sma tapi mau lulus. Hehehe.
Gua termasuk cewe gaul masa kini, kemana aja udah aku jalanin, termasuk
dugem-X. hahaha…Mengerti kan maksud aku?
Dah lama aku bergaul ma temen-temen gaul lainnya sehingga yang namanya bir,
vodka, termasuk obat terlarang udah pernah aku coba.
Wild? To some extend, YES!

Nah, suatu malam…
Aku bersama 3 temen aku pergi ke sebuah tempat dugem di kota S. Tempat ini
bagus dan besar. Dan, yang namanya pergi ke tempat dugem, ada seragam
dinas yang harus kita pake, yaitu baju-baju cekci lha yau Aku ingat
saat itu aku pake tanktop ketat (dengan back berbentuk X) warna hitam
dengan celana pendek jeans. Temen2 cewe aku juga pake baju seksi yang
super duper ketat dan tipis. Oh ya. Nama temen-teman aku itu Aline,
Ayu dan Anita (namanya juga samaran, hehehe asal karang aja). Aline
dan Anita kulitnya putih mulus, seperti aku. Sedang Ayu agak kecoklatan
namun wajahnya cantik juga. Anyway, u must want to know my breast, right?
Hihihi…agak kecil sih, 34B putih dengan puting kecoklatan. Namun meki
aku berwarna pink, kesukaan para cowo mupeng
Sesampainya ditempat dugem, aku ma temen2 aku segera berbaur dan DANCING.
Irama house music yang berdentum membuat kami keasyikan bergoyang.
Saat asik berjoget seksi, beberapa cowok mendekat kearah kami sambil
tersenyum. Mereka menawarkan segelas minuman, yang dari aromanya langsung
aku tahu itu vodka putih. Yah, pas lagi haus. Kami bersama-sama kembali
bergoyang sambil sesekali meminum cairan beralkohol itu untuk mengurangi
rasa haus.


Saat ini, kita bertujuh (4 ce 3 co) sudah duduk di sofa sambil bersenda-
gurau. Kayak udah teman lama aja, padahal baru kenal.
Namun…
Tak lama kemudian, aku tiba-tiba merasa pusing ama gemetar. Wah…badan
gw lagi minta nih…
Aku lalu tanya sama temen-temen aku, ada yg bawa vitamin E ngga. Mereka
menggeleng sambil agak teler didalam pelukan cowok-cowok itu…
Maklum, pengaruh alkohol. Duh…repot nih…
Saat aku liat isi dompet, wah…ngga ada duitnya ! Sebel bangeeeet !
cuman tersisa sekitar 5rb-an! Yah…mana cukup buat beli vitamin E,
keluhku.
Temen-temen aku nampaknya mengerti kalau saat itu gw lagi ndak bawa
duit dan mereka lalu mengumpulkan uang buat bantuin gw beli
vitamin E.
Wah…benar-benar teman sejati. Hehehe…Sekitar 200rb-an udah
terkumpul dari pinjaman mereka.

Saat gw mau beranjak memesan vit. E, salah seorang cowok itu, sebut
saja Ucok (sekitar 25th-an), berkata kalau dia kenal orang yang bisa
jual dengan harga dibawah harga pasar. Kamu tenang aja, dijamin asli
kok, ujarnya singkat dengan nada yang meyakinkan sambil menepuk
pundakku.
Ya udah. Aku lalu ikut pergi ma Ucok, meninggalkan temen-temen aku yang
sedang asyik berpelukan dan bercengkrama. Kami berdua berjalan menuju
kearah wc, ada pintu keluar yang agak menjorok kedalam. Melalui pintu
itu aku digandeng ma cowok berkulit item ini keluar gedung.
“Wah, mau kemana sih?”, protesku ringan. Ucok cuman tersenyum manis.
Udara malam yang dingin mulai menusuk kulitku. Disekitarnya ada
beberapa lelaki yang sedang asik ngopi sambil main catur. Tatapan
penuh birahi para tukang becak ama security dipintu belakang itu,
ditambah dengan senyuman mereka membuatku takut. Mereka seakan
menelanjangi tubuhku yang terbalut pakaian seksi ini, membayangkan
apa yang ada dibaliknya.

“Hai, bang. Dapat amoy ya?”
sapa salah seorang tukang becak itu yang disambut dengan tawa para
teman-temannya. Huh…Sebel. Apa maksudnya sih? Aku lalu terus
berjalan dibelakang si Ucok ini.
Tak lama berjalan, kita berhenti disebuah pojokkan jalan yang sepi
dan gelap. Aku mulai resah nih. “Jangan…jangan…” segala pikiran
negatif mulai mengganggu perasaan aku. Ucok nampak tenang-tenang saja
sambil sesekali memencet-mencet handphone. Entah apa yang sedang
dilakukannya.
Lalu, beberapa menit kemudian, sebuah mobil mendekat dan “din din”,
bunyi klakson itu seakan hendak memberikan sebuah kode. Ucok lalu
menggandeng aku dan menuntunku untuk masuk kedalam mobil. Awalnya
sih aku menolak tapi setelah sedikit dipaksa dan diyakinkan, ya
udahlah. Mana udah ga tahan nih…pengen segera minum vitamin E-nya.

“Malam non.”, sapa beberapa lelaki yang ada didalam mobil itu.
Ada 3 orang, termasuk si Ucok ini. Aku mengangguk penuh curiga.
“Mana duitnya non?”, tanya salah seorang cowok tadi, yang belakangan
aku tahu namanya Ujang. Sama itemnya dengan si Ucok ini, cuman
rambutnya lebih panjang alias gondrong. Telinganya ditindih
anting2 kecil.

Aku lalu menyerahkan 100rb ke tangannya.
“Wah…kl cuman segini dapatnya cuman mie instan mbak.”, ujarnya
singkat. Temen-temennya pada tertawa juga. DHEG! Aku seakan tersadar
dari hipnotis. Ketiga lelaki ini pasti punya niat ngga baik. Masa
uang 100rb tidak cukup buat beli vitamin E. Duh…gimana ya. Aku
lalu menyerahkan lagi selembar 100rb.
“Yee…ini mah cuman dapat 2 mie instan.”.
Aku menjadi takut. Keringatku mulai membasahi kening.
“Udah gini aja. Uang itu buat mbaknya saja, bahkan kita beri beberapa
vitamin E-nya gratis. Tapi mbaknya musti mau anu…”, ujar Ujang sambil
disambut dengan gelak tawa teman-temannya.
“Udah ah. Batal. Aku ngga jadi beli.”, sahutku ketus.
“Lho nda bisa gitu mbak. Situ udah masuk mobil berarti harus beli. Nih,
vitamin E yang asli, 500rb. Ya atau tidak?”
“Mahal sekali. Ndak ah.”, tukasku sambil segera membuka pintu.
Ujang dengan cepat menutup kembali pintu mobilnya dan berkata dengan
lebih keras,”Mbak jangan main-main ama kita-kita ya. Bayar 500rb atau
glek…”, katanya sambil mengeluarkan pisau lipat.

Aduh, tampang mereka membuat aku takut setengah mati.
Ucok dengan santai meraba pantatku, meremasnya sebentar lalu menarik
keluar dompet aku dan melihat isinya. “Wah, amoy ini ngga bawa uang bos.
Cuman ada 5rb plus beberapa kartu kredit.”. Para cowok brengsek yang
lain pada rebutan melihat dompet aku. “Hm…non cakep juga ya difoto
studio ini.”. Lagi-lagi aku dengar gelak tawa yang menjijikkan.
“Kalian mau apa sih?”, ujarku gemetar.
“Bayar 500rb, dapat vitamin E. Ente ngga bisa keluar tanpa bayar segitu.”,
sahut sang supir, namanya Abdul. “Kalau ngga bisa bayar pake duit, bayar
pake yang lain juga boleh non.”. Untuk yang kesekian kalinya, gelak tawa
yang menjijikkan itu menggema di mobil tersebut.
“Non kan tidak bisa bayar. Kita tidak pernah mau tidak dibayar.
Nah…ente nurut aja baru boleh keluar.”.
Aku menggeleng keras dan berusaha keluar, tetapi tangan Ujang jauh lebih
kuat dan menarikku kembali ke kursi.
“Sudah mbak. Tenang aja. Situ kan ndak bisa bayar Rp. 500rb. Daripada
membuat kita-kita menjadi BT, lebih baik bayar pake yang lain aja.”,
ujar si Ucok santai.

Ujang lalu duduk disebelah gw dan melepas celana jeansnya. Ough…
penisnya yang hitam dan besar itu langsung menyembul tegak.
Aku jijik melihatnya. Teman-temannya yang lain, termasuk si Ucok,
mengikutinya. Duh, mimpi apa aku semalam ya. T_T
“Jangan perkosa saja bang…ampuuun”, pintaku memelas.
“Sudah kamu diem saja. Turuti aja dan tidak akan terjadi apapun.”.
Aku semakin tegang dan mau nangis saja. Tapi herannya, air mataku
tidak bisa keluar. Ada sesuatu yang menahan emosi aku dan yang muncul
malah ada gejolak desiran aneh. Duh, apa yang sedang terjadi? kena
hipnotiskah aku? Inikah ilmu pelet? Ataukah ada obat perangsang didalam
gelas vodka tadi? Segala pikiran ini berkecamuk didalam kepala aku.
Sekarang disebelah kanan dan kiri aku ada Ujang dan Ucok. Mereka
sudah ngga pake celana lagi. Dua penis hitam menyembul dengan kerasnya.
Ukurannya lumayan gedhe lagi. Wah wah…Aku tegang banget !
“Nah, Cok. Kau cek itu meki. Udah siap belon?”, tukas Ujang. Sambil
tersenyum Ucok lalu dengan lancang menyusupkan jemarinya kedalam celana
jeans aku. Aku tahan dengan sekuat tenaga tapi lengan-lengan para lelaki
brengsek itu betul2 kuat. Ujang memegang kedua tanganku dengan kuat
lalu merentangkannya.
“Wah…keti kau putih mulus ya…dada kau asik juga tuh..”, goda Ujang.
Ah semprul banget ini orang…
Aku lalu merasakan desiran aneh merengkuh tubuhku. Jemari Ucok mulai masuk
kedalam celana aku dan menyusup ke belahan vaginaku dan mulai menggosoknya
perlahan.
“Uh…masih kering bos.”, ujarnya penuh nada kecewa. Ya iyalah. Sapa
lagi yang mau dipaksa begini. Bego banget.
Ucok lalu berdiri didepan aku dan mulai memposisikan penisnya yang besar
itu didepan mulutku.
“Ayo mbak. Diisep. Situ bayar pake ini aja. CEPAT!”, bentak
dia. Ujang lalu melepaskan tanganku dan mulai mengkocok pelan penisnya.
Duh…Aku bingung mau ngapain. Tegang…
“Semakin cepat selesai, semakin cepet ente bisa keluar dari sini.
Jadi jangan lama-lama.”, sahut Abdul pendek. Dia mengamati kami
sambil menoleh kebelakang dari tempat duduk supir.

Setelah termangu selama beberapa detik, aku akhirnya beranikan diri
untuk mulai memegang penis besar itu dan kujilati perlahan ujungnya.
“Ya…gitu baru nonik yang baik…”, gelak tawa ketiganya membuatku
sebel.
Untung penis itu tidak terlalu bau. Aku jilatin perlahan lalu aku masukin
ujungnya kedalam mulut. “Ah…enak mbak…lebih dalam dunk..”, pinta
Ucok. Aku lalu kembali memasukkan penis itu kedalam mulutku dan mulai
mengoralnya. Aku sedot maju mundur sambil aku jilatin ujungnya. Tangan
kiriku meremasi pelirnya dan tangan kanan aku memeluk kakinya buat
pegangan.
“Ah…shs….enaknya …uh…”, erang Ucok keenakan.
“Mbak udah pengalaman yah…sip….kayak kemarin jang…”
Kemarin???
Ujang nampaknya tidak tinggal diam. Dia lalu mulai meremasi payudara
kanan aku dengan cukup keras. Gemas. “Uh…”, aku melenguh…sakit !
Tapi ah biar cepet muncrat aku terus sedot penisnya si Ucok.
Tak puas hanya dengan payudara kanan, Ujang lalu melingkarkan lengkan
kirinya melalui punggungku dan sekarang kedua telapak tangannya sedang
asik memerah kedua payudara aku. Dia juga menciumi leherku dan
mencumbuinya. Setelah cukup lama, dia lalu menyusupkan jemari kirinya
kedalam tanktop aku dan mulai memainkan puting susu aku dari dalam.
“Ah…”, erangku kecil…sambil mulutku penuh dengan penis hitam Ucok.
kok enak ya? geli dan nikmat…duh…apa sih yang terjadi dengan aku?
Tak lama kemudian, aku merasa penis Ucok berdenyut-denyut. Aku semakin
kuat menyedot dan memainkan lidahku agar “siksaan” ini segera berakhir.
“Mbak…oh….shit…aku keluar mbak…ahhhhhhhhhhhhhhh”, jerik Ucok
keenakan. Dia memegang kepalaku dari belakang dan mendorongnya kedepan
sehingga aku tersedak merasakan penis besar itu semakin masuk kedalam
kerongkongan aku dan menyemprotkan spermanya. Ugh…kurang ajar betul…
Semprotan demi semprotan sperma mulai mengalir dan membasahi batang
tenggorokan aku. Dengan cepat aku cabut mulutku dan menarik nafas
panjang…Lalu aku tersedak dan segera meludahkan cairan asin yang
putih kental itu keluar sebanyak mungkin. Yeks !
Setelah itu, Ucok terduduk disebelah kiriku sambil tersengal-sengal.
Ujang lalu menarik lepas tanktop hitamku dan melepas bra hitam aku.
Sambil berlutut didepan aku, dia mulai menyedot puting payudaraku secara
bergantian kanan dan kiri. Tak lupa dia memainkan lidahnya disekitar
lingkaran putingku.
“Wow…susu kau asik sekali moy…”
“Ah…uh…”, erangku nikmat. Aku tahan agar ngga sampe keluar erangan
itu. Aku mulai menikmati permainan seks dengan orang asing ini.
Oh…tidak! Tidak mungkin! Ada semacam perang batin dipikiran aku. Aku
hendak menolak dan berontak, namun apa daya, ada sebuah “kekuatan”
yang membuat tubuhku memintanya ! Tidak!

Setelah cukup lama menikmati payudara aku, dia lalu mulai melepas
resleting celana pendek aku dan melepasnya. CD hitam aku pun tak lupa
diplorotnya. Aku udah berusaha menahan namun mereka jauh lebih kuat.
Sekarang aku sudah bugil diatas kursi mobil jahanam itu.
“Wow…non sexy banget. Putih mulus, bahkan ketiaknya juga ikutan
mulus. Ini meki kok tidak ada rambutnya ya? Hahahaha…dicukur abis !”,
ujar Ujang kegirangan, disertai dengan tawa kedua orang temannya.
Aku berusaha menutup segala aurat tubuhku tetapi tidak bisa.
Aku TIDAK TAHU! mengapa aku membiarkan semuanya terjadi tanpa perlawanan!
Mengapa? Apa yang sedang terjadi?

Ujang lalu mulai menjilati meki aku yang berwarna pink itu. Didorongnya
lidahnya dari bawah keatas, persis di belahan meki aku.
“Ah…mas…”, erangku semakin keras. Aku dengar ketiga orang brengsek
itu sedang tertawa-tawa, penuh kemenangan. Ucok melepas kemejanya lalu
meremasi payudara kiri aku dan menyedotnya dengan lembut.
“Uh..”, erangku semakin keras. Serangan birahi dari atas dan bawah ini
sungguh hebat. Kedua lelaki itu sungguh tahu bagaimana membuat gadis
seperti aku bertekuk lutut atas nama kenikmatan seksual. Jilatan di meki
aku sungguh enak, aku tidak aku apa yang sebenarnya dilakukan Ujang tapi
yang pasti aku sungguh merasakan kenikmatan.

“Meki amoy ini semakin banjir bos!”, goda Ujang ke Abdul, yang tetap diam
mengamati kami. Jilatan demi jilatan di meki aku sungguh nikmat, membuat aku
memejamkan mata menikmatinya, ditambah dengan pilinan jemari Ucok ke
puting kananku sedang mulutnya mengenyoti yang kiri. Tak sadar, aku
mengangkat kedua lengan aku ke atas untuk berpegangan pada sandaran kursi
mobil. Hm, tentu pemandangan ini sangat sexy buat mereka. Ucok terus
memilin puting kananku, dan sekarang dia mulai menjilati dan menciumi
ketiak aku.

“Ah..mas…”, erangku semakin keras. Geli, enak, nikmat !
“Sshh…ah….uh…”
“mbak aku keluar mbak…ah….”, kudengar Ujang berteriak kencang. Aku
membuka mata aku. Memangnya dia aku apain kok bisa orgasm? Oh…setelah aku
liat, ternyata selain memberi aku oral seks yang enak, dia sedang mengkocok
penisnya sendiri dan memainkan putingnya. Hahaha…masturbasi toh mas?
Setelah kelojotan selama beberapa detik, dia lalu terduduk lemas. Wajahnya
jelas terlihat lelah tapi keenakan. Aku diem aja. Ucok juga sudah ngga
menikmati payudara aku yang putingnya udah menegang ini.
“Sudah mas?”, tanyaku pelan sambil berusaha memunguti pakaian-pakaian aku
yang tadi dilempar ke bangku paling belakang. Ujang diam saja tapi dia
menunjuk ke Abdul. Duh…tinggal satu lagi yang musti aku bikin crot nih…
Abdul, yang nampaknya adalah bos dari kedua lelaki brengsek ini, segera
keluar dari bangku supir lalu masuk ke deretan tengah ini. Dengan cepat
dia membuka pakaian dan celananya. Wow ! penisnya yang panjang segera
menyembul dengan cepat, seakan merasa lega bisa keluar dari tempat
yang sesak…
“Sekarang giliran aku. Meki-nya udah siap, jang?”, tanya dia dingin. Ujang
mengangguk pelan. Abdul tersenyum. Aku bingung, apa maksudnya ini?
“Non, lenganmu diangkat keatas kayak tadi dong.”, pinta Abdul pelan. Aku
diam. Tak sabar, Ucok lalu mengangkat lenganku dan membuat aku memegang
sandaran kursi, persis posisi aku tadi. Huh…tentu pandangan ini sangat
menggoda mereka.
Abdul lalu membuka paha aku dan mulai menusukkan penisnya yang panjang
kedalam meki aku. Aku kaget dan menolak. Dengan sekuat tenaga aku menutupkan
paha aku dan kedua tangan aku memegangnya, menjaganya agar tetap rapat.
Dengan santai Abdul menepuk bahu aku beberapa kali, seakan hendak
menenangkan diriku.
Entah kenapa, setelah itu ada desiran kuat mengalir didalam pikiran aku.
Aku lalu membiarkan dia membuka pahaku dan membuatku kembali berpose sexy
seperti yang dia inginkan tadi.
Aku saat itu, entah mengapa, menjadi sangat bergairah.
Ucok yang duduk disebelah kiriku mulai meremas payudara kiri aku dan
memainkan putingnya. Ujang, tak mau kalah, melakukan hal yang sama,
tetapi dari sebelah kanan untuk payudara kanan aku.
“Ah…mas…uh…stt…”, erang aku penuh kenikmatan seksual. Oh mengapa
aku bisa menikmati ini? Sungguh aneh! Jilatan dan sedotan lembut di kedua
payudara aku yang dilakukan oleh kedua lelaki setan ini sungguh menggoda.
Oh, nikmatnya. Betul2 tegang aku dibuatnya. Terkadang ketiak aku yang putih
mulus ini dijilati dan diciumi dengan lembut, membuat aku semakin
tersangsang.

Setelah beberapa saat dicumbui demikian, Abdul lalu kembali memposisikan
penisnya dan menusukkannya dengan mudah kedalam meki aku merah ini.
Penis panjang itu masuk perlahan, memberiku sensasi kenikmatan yang
tinggi.
“Ohhhhh…sshhttt….shhh..”, erangku.
Setelah itu, dengan cepat Abdul mulai menyetubuhi aku. Dipegangnya kedua
lutut aku dan pantatnya bergerak maju mundur dengan cepat dan ganas.
Oh, enaknya. Penis panjang itu menembus masuk hingga menyentuh ujung
rahim aku.
“Oh…ah….enaknya mas…ah…..”, erangku tak lagi malu-malu. Gairah
ini sungguh menggebu-gebu. Ujang dan Ucok masih asik menyedot dan
menciumi payudaraku yang putih. Lengan aku masih tetap terangkat dan
berpegangan pada sandaran kursi.
“Shit…meki ente enak banget….hangat becek dan sempit non…aouh….”,
erang Abdul keenakan. Penisnya dengan cepat mengkocok vaginaku. Ukuran
penisnya yang cukup besar membuat bibir vagina aku bagian luar agak terlipat
kedalam saat penisnya masuk. OH….sungguh nikmat dan menggairahkan.
Aku tak pernah menyangka bakal membiarkan ketiga lelaki asing ini menikmati
tubuh aku yang indah…bahkan aku sendiri menyukainya!
Genjotan demi genjotan berlangsung selama beberapa waktu. Mobil ini tentu
terlihat bergoyang dengan irama tertentu. Aku sungguh keenakan, merasakan
payudara aku disedot dan dicumbu dari kanan dan kiri, sedangkan meki aku
ditusuk oleh penis panjang dan cukup besar milik si Abdul ini.
Oh….Sekilas aku teringat saat-saat aku bersetubuh dengan pacar aku, namun
tentu, ngga sebesar ini. Kali ini meki aku terasa penuh dan tersumpal
dengan rapi!

Tak lama kemudian, aku merasakan veggy aku berdenyut-denyut terus. Ditambah
ada gejolak “liar” yang seakan ingin lepas dari tubuhku. Oh yes….
terus donk….batin aku. Beberapa detik kemudian, aku merasakan akan
mencapai orgasm. Lenganku memeluk leher Ucok dan Ujang dengan erat dan
“Ohhhhhhhhhhhhhhh masssssss ohhhhhhhhhhh….”,
pekikku. Veggy aku terasa mengalirkan cairan-cairan yang membuatnya terasa
geli plus nikmat tiada tara. Punggung aku melengkung menyalurkan gairah
puncak yang penuh kenikmatan ini. Mata aku terpejam dan bibir aku bergetar
selama beberapa detik. Lalu aku terhempas ke kursi, capek….Terdengar
sayup-sayup tawa para lelaki brengsek itu. Abdul semakin cepat mengkocok
penisnya didalam veggy aku. Kali ini aku merasa agak sakit, mungkin terlalu
kasar dia. Akhirnya, selang beberapa detik kemudian, sambil berteriak
keras, dia menusukkan penisnya semakin dalam di veggy aku dan meledaklah…
semburan spermanya tak begitu terasa memang, tapi kemudian aku merasakan
ada aliran cairan menuju kedalam tubuhku. Oh sialan! keluar kok ya didalam!
Duh…kalo keluar Abdul Jr gimana nih? Sebeeellll! Dia lalu rebah
diatas tubuhku.

“Makasih non atas pelayanan tubuhmu.”, ujar Abdul singkat, dingin. Aku
diam saja. Kita sudah berpakaian lagi sekarang. Ucok lalu mencium pipi
kiriku dan menyusupkan sebungkus plastik berisi beberapa pil vitamin E
kedalam payudara kiri aku. Tak lupa dia meremasnya sambil memaikan
puting aku. Aku diam saja. Ujang mengambil uang 200rb yang tadi aku
berikan dan disetorkannya ke “sang bos”.

Tanpa banyak bicara, Ucok lalu membuka pintu mobil dan menggandeng
aku turun. Ups…terasa ada cairan sperma yang mengalir keluar dari meki aku.
Sialan betul si Abdul itu! Kami lalu berjalan menuju ke gedung. Mobil
jahanam itu lalu ikut pergi dan menghilang ditelan kegelapan malam.
“Wah…udah selesai toh? Kapan-kapan ajak kita donk. Pengen coba
amoy nih…”, goda salah seorang lelaki yang dari tadi ngopi disana,
disambut tawa teman-temannya. Ucok kembali cuman tersenyum singkat
dan menarikku agar segera masuk kedalam gedung.
“Woi…dari mana aja kalian? Hayooooo….”, goya Anita. Pandangannya
menatapku seperti sinar-X. Dengan sayu aku diam saja lalu duduk
disebelahnya. Cape!

“Bau keringatan lagi…ih…”, goda Anita lagi yang disambut tertawa para
cowok disana. Untungnya mereka ngga meneruskan candaan itu dan kembali
sibuk dengan pasangan masing-masing. Aku merogoh payudara aku dan mengambil
sebungkus plastik yang ternyata penuh dengan vitamin E.
Wah…lumayan banyak juga ya. Aku ambil sebutir dan dengan seteguk vodka,
aku menelannya….

17 Tahun Pemerkosaan - Memperkosa Istri Setia

17 Tahun Pemerkosaan - Memperkosa Istri Setia

Awalnya aku tak terlalu tertarik dengan pasangan suami-istri muda yang baru tinggal di samping rumahku itu. Suaminya yang bernama Bram, berusia sekitar 32 tahun, merupakan seorang pria dengan wajah tirus dan dingin. Sangat mahal senyum. Sedang istrinya, seorang wanita 23 tahun, bertubuh sintal yang memiliki sepasang mata membola cantik, raut wajah khas wanita Jawa. Tak beda jauh dengan suaminya, dia juga terlihat kaku dan tertutup. Tapi watak itu, agaknya lebih disebabkan oleh sikap pendiam dan pemalunya. Sehari-harinya, dia selalu mengenakan pakaian kebaya. Latar belakang kehidupan pedesaan wanita berambut ikal panjang ini, terlihat masih cukup kental, Jakarta tak membuatnya berubah. Aku hanya sempat bicara dan bertemu lebih dekat dengan pasangan ini, dihari pertama mereka pindah. Saat mengangkat barang-barangnya, aku kebetulan baru pulang dari jogging dan lewat di depan pintu pagar halaman rumah yang mereka kontrak. Setelah itu, aku tak pernah lagi kontak dengan keduanya. Aku juga tak merasa perlu untuk mengurusi mereka.

Perasaan dan pikiranku mulai berubah, khususnya terhadap si Istri yang bernama Maryati, ketika suatu pagi bangun dari tidur aku duduk di balik jendela. Dari arah sana, secara kebetulan, juga melalui jendela kamarnya, aku menyaksikan si Istri sedang melayani suaminya dengan sangat telaten dan penuh kasih. Mulai menemani makan, mengenakan pakaian, memasang kaos kaki, sepatu, membetulkan letak baju, sampai ketika mencium suaminya yang sedang bersiap-siap untuk turun kerja, semua itu kusaksikan dengan jelas. Aku punya kesimpulan wanita lumayan cantik itu sangat mencintai pasangan hidupnya yang berwajah dingin tersebut.

Entah mengapa, tiba-tiba saja muncul pertanyaan nakal di otakku. Apakah Istri seperti itu memang memiliki kesetiaan yang benar-benar tulus dan jauh dari pikiran macam-macam terhadap suaminya? Sebutlah misalnya berhayal pada suatu ketika bisa melakukan petualangan seksual dengan lelaki lain? Apakah seorang istri seperti itu mampu bertahan dari godaan seks yang kuat, jika pada suatu ketika, dia terposisikan secara paksa kepada suatu kondisi yang memungkinkannya bermain seks dengan pria lain? Apakah dalam situasi seperti itu, dia akan melawan, menolak secara total meski keselamatannya terancam? Atau apakah dia justru melihatnya sebagai peluang untuk dimanfaatkan, dengan dalih ketidakberdayaan karena berada dibawah ancaman? Pertanyaan-pertanyaan itu, secara kuat menyelimuti otak dudaku yang memang kotor dan suka berhayal tentang penyimpangan seksual. Sekaligus juga akhirnya melahirkan sebuah rencana biadab, yang jelas sarat dengan resiko dosa dan hukum yang berat. Aku ingin memperkosa Maryati! Wuah! Tapi itulah memang tekad yang terbangun kuat di otak binatangku.

Sesuatu yang membuatmu mulai hari itu, secara diam-diam melakukan pengamatan dan penelitian intensif terhadap pasangan suami istri muda tersebut. Kuamati, kapan keduanya mulai bangun, mulai tidur, makan dan bercengkrama. Kapan saja si Suami bepergian ke luar kota lebih dari satu malam, karena tugas perusahaannya sebuah distributor peralatan elektronik yang cukup besar. Dengan kata lain, kapan Maryati, wanita dengan sepasang buah dada dan pinggul yang montok sintal itu tidur sendirian di rumahnya.

Untuk diketahui, pasangan ini tidak punya pembantu. Saat itulah yang bakal kupilih untuk momentum memperkosanya. Menikmati bangun dan lekuk-lekuk tubuhnya yang memancing gairah, sambil menguji daya tahan kesetiaannya sebagai istri yang bisa kukategorikan lumayan setia. Sebab setiap suaminya bepergian atau sedang keluar, wanita ini hanya mengunci diri di dalam rumahnya. Selama ini bahkan dia tak pernah kulihat meski hanya untuk duduk-duduk di terasnya yang besar. Itu ciri Ibu Rumah Tangga yang konservatif dan kukuh memegang tradisi sopan-santun budaya wanita timur yang sangat menghormati suami. Meski mungkin mereka sadar, seorang suami, yang terkesan sesetia apapun, jika punya peluang dan kesempatan untuk bermain gila, mudah terjebak ke sana. Aku tahu suaminya, si Bram selalu bepergian keluar kota satu atau dua malam, setiap hari Rabu. Apakah benar-benar untuk keperluan kantornya, atau bisa jadi menyambangi wanita simpanannya yang lain. Dan itu bukan urusanku. Yang penting, pada Rabu malam itulah aku akan melaksanakan aksi biadabku yang mendebarkan.

Semua tahapan tindakan yang akan kulakukan terhadap wanita yang di mataku semakin menggairahkan itu, kususun dengan cermat. Aku akan menyelinap ke rumahnya hanya dengan mengenakan celana training minus celana dalam, serta baju kaos ketat yang mengukir bentuk tubuh bidangku. Buat Anda ketahui, aku pria macho dengan penampilan menarik yang gampang memaksa wanita yang berpapasan denganku biasanya melirik. Momen yang kupilih, adalah pada saat Maryati akan tidur. Karena berdasarka hasil pengamatanku, hanya pada saat itu, dia tidak berkebaya, cuma mengenakan daster tipis yang (mungkin) tanpa kutang. Aku tak terlalu pasti soal ini, karena cuma bisa menyaksikannya sekelebat saja lewat cara mengintip dari balik kaca jendelanya dua hari lalu. Kalau Maryati cuma berdaster, berarti aku tak perlu disibukkan untuk melepaskan stagen, baju, kutang serta kain yang membalut tubuhnya kalau lagi berkebaya. Sedang mengapa aku cuma mengenakan training spack tanpa celana dalam, tahu sendirilah.

Aku menyelinap masuk ke dalam rumahnya lewat pintu dapur yang terbuka petang itu. Saat Maryati pergi mengambil jemuran di kebun belakangnya, aku cepat bersembunyi di balik tumpukan karton kemasan barang-barag elektronik yang terdapat di sudut ruangan dapurnya. Dari sana, dengan sabar dan terus berusaha untuk mengendalikan diri, wanita itu kuamati sebelum dia masuk ke kamar tidurnya. Dengan mengenakan daster tipis dan ternyata benar tanpa kutang kecuali celana dalam di baliknya. Si Istri Setia itu memeriksa kunci-kunci jendela dan pintu rumahnya. Dari dalam kamarnya terdengar suara acara televisi cukup nyaring. Nah, pada saat dia akan masuk ke kamar tidurnya itulah, aku segera memasuki tahapan berikut dari strategi memperkosa wanita bertubuh sintal ini. Dia kusergap dari belakang, sebelah tanganku menutup mulutnya, sedang tangan yang lain secara kuat mengunci kedua tangannya. Maryati terlihat tersentak dengan mata terbeliak lebar karena terkejut sekaligus panik dan ketakutan. Dia berusaha meronta dengan keras. Tapi seperti adegan biasa di film-film yang memperagakan ulah para bajingan, aku cepat mengingatkannya untuk tetap diam dan tidak bertindak bodoh melakukan perlawanan. Hanya bedanya, aku juga mengutarakan permintaan maaf.

"Maafkan saya Mbak. Saya tidak tahan untuk tidak memeluk Mbak. Percayalah, saya tidak akan menyakiti Mbak. Dan saya bersumpah hanya melakukan ini sekali. Sekali saja," bisikku membujuk dengan nafas memburu akibat nafsu dan rasa tegang luar biasa. Maryati tetap tidak peduli. Dia berusaha mengamuk, menendang-nendang saat kakiku menutup pintu kamarnya dan tubuhnya kepepetkan ke dinding. "Kalau Mbak ribut, akan ketahuaan orang. Kita berdua bisa hancur karena malu dan aib. Semua ini tidak akan diketahui orang lain. Saya bersumpah merahasiakannya sampai mati, karena saya tidak mau diketahui orang lain sebagai pemerkosa," bisikku lagi dengan tetap mengunci seluruh gerakan tubuhnya.

Tahapan selanjutnya, adalah menciumi bagian leher belakang dan telinga wanita beraroma tubuh harum merangsang itu. Sedang senjataku yang keras, tegang, perkasa dan penuh urat-urat besar, kutekankan secara keras ke belahan pantatnya dengan gerakan memutar, membuat Maryati semakin terjepit di dinding. Dia mencoba semakin kalap melawan dan meronta, namun apalah artinya tenaga seorang wanita, di hadapan pria kekar yang sedang dikuasai nafsu binatang seperti diriku.

Aksi menciumi dan menekan pantat Maryati terus kulakukan sampai lebih kurang sepuluh menit. Setelah melihat ada peluang lebih baik, dengan gerakan secepat kilat, dasternya kusingkapkan. Celana dalamnya segera kutarik sampai sobek ke bawah, dan sebelum wanita ini tahu apa yang akan kulakukan, belahan pantatnya segera kubuka dan lubang anusnya kujilati secara buas. Maryati terpekik. Sebelah tanganku dengan gesit kemudian menyelinap masuk diantara selangkangannya dari belakang dan meraba serta meremas bagian luar kemaluannya, tapi membiarkan bagian dalamnya tak terjamah. Strategiku mengingatkan belum waktunya sampai ke sana. Aksi menjilat dan meremas serta mengusap-usap ini kulakukan selama beberapa menit. Maryati terus berusaha melepaskan diri sambil memintaku menghentikan tindakan yang disebutnya jahanam itu. Dia berulang-ulang menyebutku binatang dan bajingan. Tak soal. Aku memang sudah jadi binatang bajingan. Dan sekarang sang bajingan sudah tanpa celana, telanjang sebagian.

"Akan kulaporkan ke suamiku," ancamnya kemudian dengan nafas terengah-engah. Aku tak menyahut sambil bangkit berdiri serta menciumi pundaknya. Lalu menempelkan batang perkasaku yang besar, tegang dan panas diantara belahan pantatnya. Menekan dan memutar-mutarnya dengan kuat di sana. Sedang kedua tanganku menyusup ke depan, meraba, meremas dan memainkan puting buah dada besar serta montok wanita yang terus berjuang untuk meloloskan diri dari bencana itu.

"Tolong Mas Dartam, lepaskan aku. Kasihani aku," ratapnya. Aku segera menciumi leher dan belakang telinganya sambil berbisik untuk membujuk, sekaligus memprovokasi. "Kita akan sama-sama mendapat kepuasan Mbak. Tidak ada yang rugi, karena juga tidak akan ada yang tahu. Suamimu sedang keluar kota. Mungkin juga dia sedang bergulat dengan wanita lain. Apakah kau percaya dia setia seperti dirimu," bujukku mesra. "Kau bajingan terkutuk," pekiknya dengan marah. Sebagai jawabannya, tubuh putih yang montok dan harum itu (ciri yang sangat kusenangi) kali ini kupeluk kuat-kuat, lalu kuseret ke atas ranjang dan menjatuhnya di sana. Kemudian kubalik, kedua tangannya kurentangkan ke atas. Selanjutnya, ketiak yang berbulu halus dan basah oleh keringat milik wanita itu, mulai kuciumi. Dari sana, ciumanku meluncur ke sepasang buah dadanya. Menjilat, menggigit-gigit kecil, serta menyedot putingnya yang terasa mengeras tegang.

"Jangan Mas Darta. Jangan.. Tolong lepaskan aku." Wanita itu menggeliat-geliat keras. Masih tetap berusaha untuk melepaskan diri. Tetapi aku terus bertindak semakin jauh. Kali ini yang menjadi sasaranku adalah perutnya. Kujilat habis, sebelum pelan-pelan merosot turun lebih ke bawah lalu berputar-putar di bukit kemaluannya yang ternyata menggunung tinggi, mirip roti. Sementara tanganku meremas dan mempermainkan buah dadanya, kedua batang paha putih dan mulusnya yang menjepit rapat, berusaha kubuka. Maryati dengan kalap berusaha bangun dan mendorong kepalaku. Kakinya menendang-nendang kasar. Aku cepat menjinakkannya, sebelum kaki dan dengkul yang liar itu secara telak membentur dua biji kejantannanku. Bisa celaka jika itu terjadi. Kalau aku semaput, wanita ini pasti lolos.

Setelah berjuang cukup keras, kedua paha Maryati akhirnya berhasil kukuakkan. Kemudian dengan keahlian melakukan cunnilingus yang kumiliki dari hasil belajar, berteori dan berpraktek selama ini, lubang dan bibir kelamin wanita itu mulai menjadi sasaran lidah dan bibirku. Tanpa sadar Maryati terpekik, saat kecupan dan permainan ujung lidahku menempel kuat di klitorisnya yang mengeras tegang. Kulakukan berbagai sapuan dan dorongan lidah ke bagian-bagian sangat sensitif di dalam liang senggamanya, sambil tanganku terus mengusap, meremas dan memijit-mijit kedua buah dadanya. Maryati menggeliat, terguncang dan tergetar, kadang menggigil, menahan dampak dari semua aksi itu. Kepalanya digeleng-gelengkan secara keras. Entah pernyataan menolak, atau apa. Sambil melakukan hal itu, mataku berusaha memperhatikan permukaan perut Si Istri Setia ini. Dari sana aku bisa mempelajari reaksi otot-otot tubuhnya, terhadap gerakan lidahku yang terus menyeruak masuk dalam ke dalam liang senggamanya. Dengan sentakan-sentakan dan gelombang di bagian atas perut itu, aku akan tahu, di titik dan bagian mana Maryati akan merasa lebih terangsang dan nikmat.

Gelombang rangsangan yang kuat itu kusadari mulai melanda Maryati secara fisik dan emosi, ketika perlawanannya melemah dan kaki serta kepalanya bergerak semakin resah. Tak ada suara yang keluar, karena wanita ini menutup bahkan menggigit bibirnya. Geliat tubuhnya bukan lagi refleksi dari penolakan, tetapi (mungkin) gambaran dari seseorang yang mati-matian sedang menahan kenikmatan. Berulang kali kurasakan kedua pahanya bergetar. Kemaluannya banjir membasah. Ternyata benar analisa otak kotorku beberapa pekan lalu. Bahwa sesetia apapun seorang Istri, ada saat di mana benteng kesetiaan itu ambruk, oleh rangsangan seksual yang dilakukan dalam tempo relatif lama secara paksa, langsung, intensif serta tersembunyi oleh seorang pria ganteng yang ahli dalam masalah seks. Maryati telah menjadi contoh dari hal itu. Mungkin juga ketidakberdayaan yang telah membuatnya memilih untuk pasrah. Tetapi rasanya aku yakin lebih oleh gelora nafsu yang bangkit ingin mencari pelampiasan akibat rangsangan yang kulakukan secara intensif dan ahli di seluruh bagian sensitif tubuhnya.

Aksiku selanjutnya adalah dengan memutar tubuh, berada di atas Maryati, memposisikan batang kejantananku tepat di atas wajah wanita yang sudah mulai membara dibakar nafsu birahi itu. Aku ingin mengetahui, apa reaksinya jika terus kurangsang dengan batang perkasaku yang besar dan hangat tepat berada di depan mulutnya. Wajahku sendiri, masih berada diantara selangkangannyadengan lidah dan bibir terus menjilat serta menghisap klitoris dan liang kewanitaannya.

Paha Maryati sendiri, entah secara sadar atau tidak, semakin membuka lebar, sehingga memberikan kemudahan bagiku untuk menikmati kelaminnya yang sudah membanjir basah. Mulutnya berulangkali melontarkan jeritan kecil tertahan yang bercampur dengan desisan. Aksi itu kulakukan dengan intensif dan penuh nafsu, sehingga berulang kali kurasakan paha serta tubuh wanita cantik itu bergetar dan berkelojotan.

Beberapa menit kemudian mendadak kurasa sebuah benda basah yang panas menyapu batang kejantananku, membuatku jadi agak tersentak. Aha, apalagi itu kalau bukan lidah si Istri Setia ini. Berarti, selesailah sudah seluruh perlawanan yang dibangunnya demikian gigih dan habis-habisan tadi. Wanita ini telah menyerah. Namun sayang, jilatan yang dilakukannya tadi tidak diulanginya, meski batang kejantananku sudah kurendahkan sedemikian rupa, sehingga memungkinkan mulutnya untuk menelan bagian kepalanya yang sudah sangat keras, besar dan panas itu. Boleh jadi wanita ini merasa dia telah menghianati suaminya jika melakukan hal itu, menghisap batang kejantanan pria yang memperkosanya! Tak apa. Yang penting sekarang, aku tahu dia sudah menyerah. Aku cepat kembali membalikkan tubuh. Memposisikan batang kejantananku tepat di depan bukit kewanitaannya yang sudah merekah dan basah oleh cairan dan air ludahku. Aku mulai menciumi pipinya yang basah oleh air mata dan lehernya. Kemudian kedua belah ketiaknya. Maryati menggelinjang liar sambil membuang wajahnya ke samping. Tak ingin bertatapan denganku. Buah dadanya kujilati dengan buas, kemudian berusaha kumasukan sedalam-dalamnya ke dalam mulutku. Tubuh Maryati mengejang menahan nikmat. Tindakan itu kupertahankan selama beberapa menit. Kemudian batang kejantananku semakin kudekatkan ke bibir kemaluannya.

Ah.., wanita ini agaknya sudah mulai tidak sabar menerima batang panas yang besar dan akan memenuhi seluruh liang sanggamanya itu. Karena kurasa pahanya membentang semakin lebar, sementara pinggulnya agak diangkat membuat lubang sanggamanya semakin menganga merah. "Mbak Mar sangat cantik dan merangsang sekali. Hanya lelaki yang beruntung dapat menikmati tubuhmu yang luar biasa ini," gombalku sambil menciumi pipi dan lehernya. "Sekarang punyaku akan memasuki punya Mbak. Aku akan memberikan kenikmatan yang luar biasa pada Mbak. Sekarang nikmatilah dan kenanglah peristiwa ini sepanjang hidup Mbak." Setelah mengatakan hal itu, sambil menarik otot di sekitar anus dan pahaku agar ketegangan kelaminku semakin meningkat tinggi, liang kenikmatanwanita desa yang bermata bulat jelita itu, mulai kuterobos. Maryati terpekik, tubuhnya menggeliat, tapi kutahan. Batang kejantananku terus merasuk semakin dalam dan dalam, sampai akhirnya tenggelam penuh di atas bukit kelamin yang montok berbulu itu.

Untuk sesaat, tubuhku juga ikut bergetar menahan kenikmatan luar biasa pada saat liang kewanitaan wanita ini berdenyut-deyut menjepitnya. Tubuhku kudorongkan ke depan, dengan pantat semakin ditekan ke bawah, membuat pangkal atas batang kejantananku menempel dengan kuat di klitorisnya. Maryati melenguh gelisah. Tangannya tanpa sadar memeluk tubuhku dengan punggung melengkung. Kudiamkan dia sampai agak lebih tenang, kemudian mulailah gerakan alamiah untuk coitus yang membara itu kulakukan.

Maryati kembali terpekik sambil meronta dengan mulut mendesis dan melengguh. Tembakan batang kejantananku kulakukan semakin cepat, dengan gerakan berubah-ubah baik dalam hal sudut tembakannya, maupun bentuknya dalam melakukan penetrasi. Kadang lurus, miring, juga memutar, membuat Maryati benar-benar seperti orang kesurupan. Wanita ini kelihatanya sudah total lupa diri. Tangannya mencengkram pundakku, lalu mendadak kepalanya terangkat ke atas, matanyaterbeliak, giginya dengan kuat menggigit pundakku. Dia orgasme! Gerakan keluar-masuk batang kejantananku kutahan dan hanya memutar-mutarnya, mengaduk seluruh liang sanggama Maryati, agar bisa menyentuh dan menggilas bagian-bagian sensitif di sana.

Wanita berpinggul besar ini meregang dan berkelonjotan berulang kali, dalam tempo waktu sekitar dua puluh detik. Semuanya kemudian berakhir. Mata dan hidungnya segera kuciumi. Pipinya yang basah oleh air mata, kusapu dengan hidungku. Tubuhnya kupeluk semakin erat, sambil mengatakan permintaan maaf atas kebiadabanku. Maryati cuma membisu. Kami berdua saling berdiaman. Kemudian aku mulai beraksi kembali dengan terlebih dahulu mencium dan menjilati leher, telinga, pundak, ketiak serta buah dadanya. Kocokan kejantananku kumulai secara perlahan. Kepalanya kuarahkan ke bagian-bagian yang sensitif atau G-Spot wanita ini. Hanya beberapa detik kemudian, Maryati kembali gelisah. Kali ini aku bangkit, mengangkat kedua pahanya ke atas dan membentangkannya dengan lebar, lalu menghujamkan batang perkasaku sedalam-dalamnya. Maryati terpekik dengan mata terbeliak, menyaksikan batang kejantananku yang mungkin jauh lebih besar dari milik suaminya itu, berulang-ulang keluar masuk diantara lubang berbulu basah miliknya. Matanya tak mau lepas dari sana. Kupikir, wanita ini terbiasa untuk berlaku seperti itu, jika bersetubuh. Wajahnya kemudian menatap wajahku.

"Mas..." bisiknya. Aku mengangguk dengan perasaan lebih terangsang oleh panggilan itu, kocokanbatang kejantananku kutingkatkan semakin cepat dan cepat, sehingga tubuh Maryati terguncang-guncang dahsyat. Pada puncaknya kemudian, wanita ini menjatuhkan tubuhnya di tilam, lalu menggeliat, meregang sambil meremas sprei. Aku tahu dia akan kembali memasuki saat orgasme keduanya. Dan itu terjadi saat mulutnya melontarkan pekikan nyaring, mengatasi suara Krisdayanti yang sedang menyanyi di pesawat televisi di samping ranjang. Pertarungan seru itu kembali usai. Aku terengah dengan tubuh bermandi keringat, di atas tubuh Maryati yang juga basah kuyup. Matanya kuciumi dan hidungnya kukecup dengan lembut. Detak jantungku terasa memacu demikian kuat. Kurasakan batang kejantananku berdenyut-denyut semakin kuat. Aku tahu, ini saat yang baik untuk mempersiapkan orgasmeku sendiri.

Tubuh Maryati kemudian kubalikkan, lalu punggungnya mulai kujilati. Dia mengeluh. Setelah itu, pantatnya kubuka dan kunaikkan ke atas, sehingga lubang anusnya ikut terbuka. Jilatan intensifku segera kuarahkan ke sana, sementara jariku memilin dan mengusap-usap klitorisnya dari belakang. Maryati berulang kali menyentakkan badannya, menahan rasa ngilu itu. Namun beberapa menit kemudian, keinginan bersetubuhnya bangkit kembali. Tubuhnya segera kuangkat dan kuletakkan di depan toilet tepat menghadap cermin besar yang ada di depannya. Dia kuminta jongkok di sana, dengan membuka kakinya agak lebar. Setelah itu dengan agak tidak sabar, batang kejantananku yang terus membesar keras, kuarahkan ke kelaminnya, lalu kusorong masuk sampai ke pangkalnya. Maryati kembali terpekik. Dan pekik itu semakin kerap terdengar ketika batang kejantananku keluar masuk dengan cepat di liang sanggamanya. Bahkan wanita itu benar-benar menjerit berulangkali dengan mata terbeliak, sehingga aku khawatir suaranya bisa didengar orang di luar.

Wanita ini kelihatannya sangat terangsang dengan style bersetubuh seperti itu. Selain batang kejantananku terasa lebih dahsyat menerobos dan menggesek bagian-bagian sensitifnya, dia juga bisa menyaksikan wajahku yang tegang dalam memompanya dari belakang. Dan tidak seperti sebelumnya, Maryati kali ini dengan suara gemetar mengatakan dia akan keluar. Aku cepat mengangkat tubuhnya kembali ke ranjang. Menelentangkannya di sana, kemudian menyetubuhinya habis-habisan, karena aku juga sedang mempersiapkan saat orgasmeku. Aku akan melepas bendungansperma di kepala kejantananku, pada saat wanita ini memasuki orgasmenya. Dan itu terjadi, sekitar lima menit kemudian. Maryati meregang keras dengan tubuh bergetar. Matanya yang cantik terbeliak. Maka orgasmeku segera kulepas dengan hujaman batang kejantanan yang lebih lambat namun lebih kuat serta merasuk sedalam-dalamnya ke liang kewanitaan Maryati.

Kedua mata wanita itu kulihat terbalik, Maryati meneriakkan namaku saat spermaku menyembur berulang kali dalam tenggang waktu sekitar delapan detik ke dalam liang sanggamanya. Tangannya dengan kuat merangkul tubuhku dan tangisnya segera muncul. Kenikmatan luar biasa itu telah memaksa wanita ini menangis.

Aku memejamkan mata sambil memeluknya dengan kuat, merasakan nikmatnya orgasme yang bergelombang itu. Ini adalah orgasmeku yang pertama dan penghabisanku dengan wanita ini. Aku segera berpikir untuk berangkat besok ke Kalimantan, ke tempat pamanku. Mungkin seminggu, sebulan atau lebih menginap di sana. Aku tidak boleh lagi mengulangi perbuatan ini. Tidak boleh, meski misalnya Maryati memintanya.

Bagi para Ibu Rumah Tangga atau Nona-nona yang punya fantasi seksual serta ingin berdiskusi dengan saya, silakan hubungi saya via e-mail.

17 Tahun Pemerkosaan - Kasir Swalayan

17 Tahun Pemerkosaan - Kasir Swalayan

Desy yang masih berumur 25 tahun tidak menyadari bahayanya bekerja sebagai kasir di sebuah toko serba ada di Jakarta. Dengan semangat dan keinginan untuk mandiri membuat dirinya tidak mempedulikan nasehat orang tuanya yang merasa risau melihat putriya sering mendapat giliran jaga dari malam hingga pagi. Desy lebih memilih bekerja pada shift tersebut, karena dari saat tengah malam sampai pagi, jarang sekali ada pembeli, sehingga Desy bisa belajar untuk kuliahnya siang nanti.

Sampai akhirnya pada suatu malam, Desy mendapati dirinya ditodong oleh sepucuk pistol tepat di depan matanya. Yang berambut Gondrong, dan yang satu lagi berkumis tebal. Mereka berdua, menerobos masuk membuat Desy yang sedang berkonsentrasi pada bukunya terkejut.

"Keluarin uangnya!" perintah si Gondrong, sementara si Kumis memutuskan semua kabel video dan telepon yang ada di toko itu. Tangan Desy gemetar berusaha membuka laci kasir yang ada di depannya, saking takutnya kunci itu sampai terjatuh beberapa kali. Setelah beberapa saat, Desy berhasil membuka laci itu dan memerikan semua uang yang ada di dalamnya, sebanyak 100 ribu kepada si Gondrong, Desy tidak diperkenankan menyimpan uang lebih dari 100 ribu di laci tersebut. Karena itu setiap kelebihannya langsung dimasukan ke lemari besi. Setelah si Gondrong merampas uang itu, Desy langsung mundur ke belakang, ia sangat ketakutan kakinya lemas, hampir jatuh.

"Masa cuma segini?!" bentak si Gondrong.
"Buka lemari besinya! Sekarang!" Mereka berdua menggiring Desy masuk ke kantor manajernya dan mendorongnya hingga jatuh berlutut di hadapan lemari besi. Desy mulai menangis, ia tidak tahu nomor kombinasi lemari besi itu, ia hanya menyelipkan uang masuk ke dalam lemari besi melalui celah pintunya.

"Cepat!" bentak si Kumis, Desy merasakan pistol menempel di belakang kepalanya. Desy berusaha untuk menjelaskan kalau ia tidak mengetahui nomor lemari besi itu. Untunglah, melihat mata Desy yang ketakutan, mereka berdua percaya. "Brengsek! Nggak sebanding sama resikonya! Iket dia, biar dia nggak bisa manggil polisi!" Desy di dudukkan di kursi manajernya dengan tangan diikat ke belakang. Kemudian kedua kaki Desy juga diikat ke kaki kursi yang ia duduki. si Kumis kemudian mengambil plester dan menempelkannya ke mulut Desy.
"Beres! Ayo cabut!"
"Tunggu! Tunggu dulu cing! Liat dia, dia boleh juga ya?!".
"Cepetan! Ntar ada yang tau! Kita cuma dapet 100 ribu, cepetan!".
"Gue pengen liat bentar aja!".

Mata Desy terbelalak ketika si Gondrong mendekat dan menarik t-shirt merah muda yang ia kenakan. Dengan satu tarikan keras, t-shirt itu robek membuat BH-nya terlihat. Payudara Desy yang berukuran sedang, bergoyang-goyang karena Desy meronta-ronta dalam ikatannya.
"Wow, oke banget!" si Gondrong berseru kagum.
"Oke, sekarang kita pergi!" ajak si Kumis, tidak begitu tertarik pada Desy karena sibuk mengawasi keadaan depan toko.

Tapi si Gondrong tidak peduli, ia sekarang meraba-raba puting susu Desy lewat BH-nya, setelah itu ia memasukkan jarinya ke belahan payudara Desy. Dan tiba-tiba, dengan satu tarikan BH Desy ditariknya, tubuh Desy ikut tertarik ke depan, tapi akhirnya tali BH Desy terputus dan sekarang payudara Desy bergoyang bebas tanpa ditutupi selembar benangpun.

"Jangan!" teriak Desy. Tapi yang tedengar cuma suara gumaman. Terasa oleh Desy mulut si Gondrong menghisapi puting susunya pertama yang kiri lalu sekarang pindah ke kanan. Kemudian Desy menjerit ketika si Gondrong mengigit puting susunya.
"Diem! Jangan berisik!" si Gondrong menampar Desy, hingga berkunang-kunang. Desy hanya bisa menangis.
"Gue bilang diem!", sembari berkata itu si Gondrong menampar buah dada Desy, sampai sebuah cap tangan berwarna merah terbentuk di payudara kiri Desy. Kemudian si Gondrong bergeser dan menampar uang sebelah kanan. Desy terus menjerit-jerit dengan mulut diplester, sementara si Gondrong terus memukuli buah dada Desy sampai akhirnya bulatan buah dada Desy berwarna merah.

"Ayo, cepetan cing!", si Kumis menarik tangan si Gondrong.
"Kita musti cepet minggat dari sini!" Desy bersyukur ketika melihat si Gondrong diseret keluar ruangan oleh si Kumis. Payudaranya terasa sangat sakit, tapi Desy bersyukur ia masih hidup. Melihat sekelilingnya, Desy berusaha menemukan sesuatu untuk membebaskan dirinya. Di meja ada gunting, tapi ia tidak bisa bergerak sama sekali.
"Hey, Roy! Tokonya kosong!".
"Masa, cepetan ambil permen!".
"Goblok lo, ambil bir tolol!".

Tubuh Desy menegang, mendengar suara beberapa anak-anak di bagian depan toko. Dari suaranya ia mengetahui bahwa itu adalah anak-anak berandal yang ada di lingkungan itu. Mereka baru berusia sekitar 12 sampai 15 tahun. Desy mengeluarkan suara minta tolong.
"sstt! Lo denger nggak?!".
"Cepet kembaliin semua!".
"Lari, lari! Kita ketauan!".

Tiba-tiba salah seorang dari mereka menjengukkan kepalanya ke dalam kantor manajer. Ia terperangah melihat Desy, terikat di kursi, dengan t-shirt robek membuat buah dadanya mengacung ke arahnya.
"Buset!" berandal itu tampak terkejut sekali, tapi sesaat kemudian ia menyeringai.
"Hei, liat nih! Ada kejutan!"

Desy berusaha menjelaskan pada mereka, menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia berusaha menjelaskan bahwa dirinya baru saja dirampok. Ia berusaha minta tolong agar mereka memanggil polisi. Ia berusaha memohon agar mereka melepaskan dirinya dan menutupi dadanya. Tapi yang keluar hanya suara gumanan karena mulutnya masih tertutup plester. Satu demi satu berandalan itu masuk ke dalam kantor. Satu, kemudian dua, lalu tiga. Empat. Lima! Lima wajah-wajah dengan senyum menyeringai sekarang mengamati tubuh Desy, yang terus meronta-ronta berusaha menutupi tubuhnya dari pandangan mereka. Berandalan, yang berumur sekitar 15 tahun itu terkagum-kagum dengan penemuan mereka.

"Gila! Cewek nih!".
"Dia telanjang!".
"Tu liat susunya! susu!".
"Mana, mana gue pengen liat!".
"Gue pengen pegang!".
"Pasti alus tuh!".
"Bawahnya kayak apa ya?!".

Mereka semua berkomentar bersamaan, kegirangan menemukan Desy yang sudah terikat erat. Kelima berandal itu maju dan merubung Desy, tangan-tangan meraih tubuh Desy. Desy tidak tahu lagi, milik siapa tanga-tangan tersebut, semuanya berebutan mengelus pinggangnya, meremas buah dadanya, menjambak rambutnya, seseorang menjepit dan menarik-narik puting susunya. Kemudian, salah satu dari mereka menjilati pipinya dan memasukan ujung lidahnya ke lubang telinga Desy.

"Ayo, kita lepasin dia dari kursi!" Mereka melepaskan ikatan pada kaki Desy, tapi dengan tangan masih terikat di belakang, sambil terus meraba dan meremas tubuh Desy. Melihat ruangan kantor itu terlalu kecil mereka menyeret Desy keluar menuju bagian depan toko. Desy meronta-ronta ketika merasa ada yang berusaha melepaskan kancing jeansnya. Mereka menarik-narik jeans Desy sampai akhirnya turun sampai ke lutut. Desy terus meronta-ronta, dan akhirnya mereka berenam jatuh tersungkur ke lantai. Sebelum Desy sempat membalikkan badannya, tiba-tiba terdengar suara lecutan, dan sesaat kemudian Desy merasakan sakit yang amat sangat di pantatnya. Desy melihat salah seorang berandal tadi memegang sebuah ikat pinggang kulit dan bersiap-siap mengayunkannya lagi ke pantatnya!

"Bangun! Bangun!" ia berteriak, kemudian mengayunkan lagi ikat pinggangnya. Sebuah garis merah timbul di pantat Desy. Desy berusaha berguling melindungi pantatnya yang terasa sakit sekali. Tapi berandal tadi tidak peduli, ia kembali mengayunkan ikat pinggang tadi yang sekarang menghajar perut Desy.

"Bangun! naik ke sini!" berandal tadi menyapu barang-barang yang ada di atas meja layan hingga berjatuhan ke lantai. Desy berusaha bangun tapi tidak berhasil. Lagi, sebuah pukulan menghajar buah dadanya. Desy berguling dan berusaha berdiri dan berhasil berlutut dan berdiri. Berandal tadi memberikan ikat pinggang tadi kepada temannya. "Kalo dia gerak, pukul aja!"

Langsung saja Desy mendapat pukulan di pantatnya. Berandal-berandal yang lain tertawa dan bersorak. Mereka lalu mendorong dan menarik tubuhnya, membuat ia bergerak-gerak sehingga mereka punya alasan lagi buat memukulnya. Berandal yang pertama tadi kembali dengan membawa segulung plester besar. Ia mendorong Desy hingga berbaring telentang di atas meja. Pertama ia melepaskan tangan Desy kemudian langsung mengikatnya dengan plester di sudut-sudut meja, tangan Desy sekarang terikat erat dengan plester sampai ke kaki meja. Selanjutnya ia melepaskan sepatu, jeans dan celana dalam Desy dan mengikatkan kaki-kaki Desy ke kaki-kaki meja lainnya. Sekarang Desy berbaring telentang, telanjang bulat dengan tangan dan kaki terbuka lebar menyerupai huruf X.

"Waktu Pesta!" berandal tadi lalu menurunkan celana dan celana dalamnya. Mata Desy terbelalak melihat penisnya menggantung, setengah keras sepanjang 20 senti. Berandal tadi memegang pinggul Desy dan menariknya hingga mendekati pinggir meja. Kemudian ia menggosok-gosok penisnya hingga berdiri mengacung tegang.

"Waktunya masuk!" ia bersorak sementara teman-teman lainnya bersorak dan tertawa. Dengan satu dorongan keras, penisnya masuk ke vagina Desy. Desy melolong kesakitan. Air mata meleleh turun, sementara berandal tadi mulai bergerak keluar masuk. Temannya naik ke atas meja, menduduki dada Desy, membuat Desy sulit bernafas. Kemudian ia melepaskan celananya, mengeluarkan penisnya dari celana dalamnya. Plester di mulut Desy ditariknya hingga lepas. Desy berusaha berteriak, tapi mulutnya langsung dimasuki oleh penis berandal yang ada di atasnya. Langsung saja, penis tadi mengeras dan membesar bersamaan dengan keluar masuknya penis tadi di mulut Desy. Pandangan Desy berkunang-kunang dan merasa akan pingsan, ketika tiba-tiba mulutnya dipenuhi cairan kental, yang terasa asin dan pahit. Semprotan demi semprotan masuk, tanpa bisa dimuntahkan oleh Desy. Desy terus menelan cairan tadi agar bisa terus mengambil nafas.

Berandal yang duduk di atas dada Desy turun ketika kemudian, berandal yang sedang meperkosanya di pinggir meja bergerak makin cepat. Ia memukuli perut Desy, membuat Desy mengejang dan vaginanya berkontraksi menjepit penisnya. Ia kemudian memegang buah dada Desy sambil terus bergerak makin cepat, ia mengerang-erang mendekati klimaks. Tangannya meremas dan menarik buah dada Desy ketika tubuhnya bergetar dan sperma pun menyemprot keluar, terus-menerus mengalir masuk di vagina Desy. Sementara itu berandal yang lainnya berdiri di samping meja dan melakukan masturbasi, ketika pimpinan mereka mencapai puncaknya mereka juga mengalami ejakulasi bersamaan. Sperma mereka menyemprot keluar dan jatuh di muka, rambut dan dada Desy.

Desy tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya, ketika tahu-tahu ia kembali sendirian di toko tadi, masih terikat erat di atas meja. Ia tersadar ketika menyadari dirinya terlihat jelas, jika ada orang lewat di depan tokonya. Desy meronta-ronta membuat buah dadanya bergoyang-goyang. Ia menangis dan meronta berusaha melepaskan diri dari plester yang mengikatnya. Setelah beberapa lama mencoba Desy berhasil melepaskan tangan kanannya. Kemudian ia melepaskan tangan kirinya, kaki kanannya. Tinggal satu lagi.
"Wah, wah, wah!" terdengar suara laki-laki di pintu depan. Desy terkejut dan berusaha menutupi dada dan vaginanya dengan kedua tangannya.
"Tolong saya!" ratap Desy.
"Tolong saya Pak! Toko saya dirampok, saya diikat dan diperkosa! Tolong saya Pak, panggilkan polisi!"
"Nama lu Desy kan?" tanya laki-laki tadi.
"Bagaimana bapak tahu nama saya?" Desy bingung dan takut.
"Gue Roy. Orang yang kerjaannya di toko ini lo rebut!".
"Saya tidak merebut pekerjaan bapak. Saya tahu dari iklan di koran. Saya betul-betul tidak tahu pak! Tolong saya pak!".
"Gara-gara lo ngelamar ke sini gue jadi dipecat! Gue nggak heran lo diterima kalo liat bodi lo".

Desy kembali merasa ketakutan melihat Roy, seseorang yang belum pernah dilihat dan dikenalnya tapi sudah membencinya. Desy kembali berusaha melepaskan ikatan di kaki kirinya, membuat Raoy naik pitam. Ia menyambar tangan Desy dan menekuknya ke belakang dan kembali diikatnya dengan plester, dan plester itu terus dilitkan sampai mengikat ke bahu, hingga Desy betul-betul terikat erat. Ikatan itu membuat Desy kesakitan, ia menggeliat dan buah dadanya semakin membusung keluar.
"Lepaskan! Sakit! aduuhh! Saya tidak memecat bapak! Kenapa saya diikat?"
"Gue tadinya mau ngerampok nih toko, cuma kayaknya gue udah keduluan. Jadi gue rusak aja deh nih toko".

Ia kemudian melepaskan ikatan kaki Desy sehingga sekarang Desy duduk di pinggir meja dengan tangan terikat di belakang. Kemudian diikatnya lagi dengan plester.

Kemudian Roy mulai menghancurkan isi toko itu, etalase dipecahnya, rak-rak ditendang jatuh. Kemudian Roy mulai menghancurkan kotak pendingin es krim yang ada di kanan Desy. Es krim beterbangan dilempar oleh Roy. Beberapa di antaranya mengenai tubuh Desy, kemudian meleleh mengalir turun, melewati punggungnya masuk ke belahan pantatnya. Di depan, es tadi mengalir melalui belahan buah dadanya, turun ke perut dan mengalir ke vagina Desy. Rasa dingin juga menempel di buah dada Desy, membuat putingnya mengeras san mengacung. Ketika Roy selesai, tubuh Desy bergetar kedinginan dan lengket karena es krim yang meleleh.
"Lo keliatan kedinginan!" ejek Roy sambil menyentil puting susu Desy yang mengeras kaku.
"Gue musti kasih lo sesuatu yang anget."

Roy kemudian mendekati wajan untuk mengoreng hot dog yang ada di tengah ruangan. Desy melihat Roy mendekat membawa beberapa buah sosis yang berasap. "Jangaann!" Desy berteriak ketika Roy membuka bibir vaginanya dan memasukan satu sosis ke dalam vaginanya yang terasa dingin karena es tadi. Kemudian ia memasukan sosis yang kedua, dan ketiga. Sosis yang keempat putus ketika akan dimasukan. Vagina Desy sekarang diisi oleh tiga buah sosis yang masih berasap. Desy menangis kesakitan kerena panas yang dirasakannya.

"Keliatannya nikmat!" Roy tertawa.
"Tapi gue lebih suka dengan mustard!" Ia mengambil botol mustard dan menekan botol itu. Cairan mustard keluar menyemprot ke vagina Desy. Desy menangis terus, melihat dirinya disiksa dengan cara yang tak terbayangkan olehnya.

Sambil tertawa Roy melanjutkan usahanya menghancurkan isi toko itu. Desy berusaha melepaskan diri, tapi tak berhasil. Nafasnya tersengal-sengal, ia tidak kuat menahan semua ini. Tubuh Desy bergerak lunglai jatuh."
"Hei! Kalo kerja jangan tidur!" bentak Roy sambil menampar pipi Desy.
"Lo tau nggak, daerah sini nggak aman jadi perlu ada alarm."

Desy meronta ketakutan melihat Roy memegang dua buah jepitan buaya. Jepitan itu bergigi tajam dan jepitannya keras sekali. Roy mendekatkan satu jepitan ke puting susu kanan Desy, menekannya hingga terbuka dan melepaskannya hingga menutup kembali menjepit puting susu Desy. Desy menjerit dan melolong kesakitan, gigi jepitan tadi menancap ke puting susunya. Kemudian Roy juga menjepit puting susu yang ada di sebelah kiri. Air mata Desy bercucuran di pipi.

Kemudian Roy mengikatkan kawat halus di kedua jepitan tadi, mengulurnya dan kemudian mengikatnya ke pegangan pintu masuk. Ketika pintu itu didorong Roy hingga membuka keluar, Desy merasa jepitan tadi tertarik oleh kawat, dan membuat buah dadanya tertarik dan ia menjerit kesakitan.

"Nah, udah jadi. Lo tau kan pintu depan ini bisa buka ke dalem ama keluar, tapi bisa juga disetel cuma bisa dibuka dengan cara ditarik bukan didorong. Jadi gue sekarang pergi dulu, terus nanti gue pasang biar pintu itu cuma bisa dibuka kalo ditarik. Nanti kalo ada orang dateng, pas dia dorong pintu kan nggak bisa, pasti dia coba buat narik tuh pintu, nah, pas narik itu alarmnya akan bunyi!"
"Jangan! saya mohoon! mohon! jangan! jangan! ampun!"

Roy tidak peduli, ia keluar dan tidak lupa memasang kunci pada pintu itu hingga sekarang pintu tadi hanya bisa dibuka dengan ditarik. Desy menangis ketakutan, puting susunya sudah hampir rata, dijepit. Ia meronta-ronta berusaha melepaskan ikatan. Tubuh Desy berkeringat setelah berusaha melepaskan diri tanpa hasil. Lama kemudian terlihat sebuah bayangan di depan pintu, Desy melihat ternyata bayangan itu milik gelandangan yang sering lewat dan meminta-minta. Gelandangan itu melihat tubuh Desy, telanjang dengan buah dada mengacung.

Gelandang itu mendorong pintu masuk. Pintu itu tidak terbuka. Kemudian ia meraih pegangan pintu dan mulai menariknya.
Desy berusaha menjerit "Jangan! jangan! jangan buka! jangaann!", tapi gelandangan tadi tetap menarik pintu, yang kemudian menarik kawat dan menarik jepitan yang ada di puting susunya. Gigi-gigi yang sudah menancap di daging puting susunya tertarik, merobek puting susunya. Desy menjerit keras sekali sebelum jatuh di atas meja. Pingsan.

Desy tersadar dan menjerit. Sekarang ia berdiri di depan meja kasir. Tangannya terikat ke atas di rangka besi meja kasir. Sedangkan kakinya juga terikat terbuka lebar pada kaki-kaki meja kasir. Ia merasa kesakitan. Puting susunya sekarang berwarna ungu, dan menjadi sangat sensitif. Udara dingin saja membuat puting susunya mengacung tegang. Memar-memar menghiasi seluruh tubuhnya, mulai pinggang, dada dan pinggulnya. Desy merasakan sepasang tangan berusaha membuka belahan pantatnya dari belakang. Sesuatu yang dingin dan keras berusaha masuk ke liang anusnya. Desy menoleh ke belakang, dan ia melihat gelandangan tadi berlutut di belakangnya sedang memegang sebuah botol bir.
"Jangan, ampun! Lepaskan saya pak! Saya sudah diperkosa dan dipukuli! Saya tidak tahan lagi."
"Tapi Mbak, pantat Mbak kan belon." gelandangan itu berkata tidak jelas.
"Jangan!" Desy meronta, ketika penis gelandangan tadi mulai berusaha masuk ke anusnya. Setelah beberapa kali usaha, gelandangan tadi menyadari penisnya tidak bisa masuk ke dalam anus Desy. Lalu ia berlutut lagi, mengambil sebuah botol bir dari rak dan mulai mendorong dan memutar-mutarnya masuk ke liang anus Desy.

Desy menjerit-jerit dan meronta-ronta ketika leher botol bir tadi mulai masuk dengan keadaan masih mempunyai tutup botol yang berpinggiran tajam. Liang anus Desy tersayat-sayat ketika gelandangan tadi memutar-mutar botol dengan harapan liang anus Desy bisa membesar.

Setelah beberapa saat, gelandangan tadi mencabut botol tadi. Tutup botol bir itu sudah dilapisi darah dari dalam anus Desy, tapi ia tidak peduli. Gelandang itu kembali berusaha memasukan penisnya ke dalam anus Desy yang sekarang sudah membesar karena dimasuki botol bir. Gelandang tadi mulai bergerak kesenangan, sudah lama sekali ia tidak meniduri perempuan, ia bergerak cepat dan keras sehingga Desy merasa dirinya akan terlepar ke depan setiap gelandangan tadi bergerak maju. Desy terus menangis melihat dirinya disodomi oleh gelandangan yang mungkin membawa penyakit kelamin, tapi gelandangan tadi terus bergerak makin makin cepat, tangannya meremas buah dada Desy, membuat Desy menjerit karena puting susunya yang terluka ikut diremas dan dipilih-pilin. Akhirnya dengan satu erangan, gelandang tadi orgasme, dan Desy merakan cairan hangat mengalir dalam anusnya, sampai gelandangan tadi jatuh terduduk lemas di belakang Desy.

"Makasih ya Mbak! Saya puas sekali! Makasih." gelandangan tadi melepaskan ikatan Desy. Kemudian ia mendorong Desy duduk dan kembali mengikat tangan Desy ke belakang, kemudian mengikat kaki Desy erat-erat. Kemudian tubuh Desy didorongnya ke bawah meja kasir hingga tidak terlihat dari luar.

Sambi terus mengumam terima kasih gelandangan tadi berjalan sempoyongan sambil membawa beberapa botol bir keluar dari toko. Desy terus menangis, merintih merasakan sperma gelandangan tadi mengalir keluar dari anusnya. Lama kemudian Desy jatuh pingsan kelelahan dan shock. Ia baru tersadar ketika ditemukan oleh rekan kerjanya yang masuk pukul 6 pagi.

17 Tahun Pemerkosaan - Dira Korbanku Kekasihku

17 Tahun Pemerkosaan - Dira Korbanku Kekasihku

Program KKN yang kami ikuti kebetulan pas bulan Agustus-September 98 memang menyisahan musin penghujan yang lebat. Lebih-lebih, lokasi desa Tahunan, Kecamatan Sale, Kab. Rembang berada di kaki pegunangan dan hutan jati yang luas. Praktis daerah ini sering kebagian hujan yang tidak pernah melihat pagi,siang, atau malam. Karena dalam kelompok kkami di desa Tahunan berjumlah lima belas mahasiswa, diantaranya terdapat dua cewek dari jurusan tari dan musik, maka untuk setiap program atau tugas keluar posko, kami sepakat membagikan rata dua cewek itu buat penyegaran. Yang tinggal di posko ya, katakanlah untuk pemanis suasana posko biar tidak berkesan kering mahasiswa seniman wanita. Begitupun untuk yang tugas keluar, selalu ada satu cewek menyertai.

Sialnya, ada dua desa yang keluar jauh dari pusat pemerintahan desa Tahunan. Pancoran dan Sumberwungu adalah dua desa yang menyendiri. Pancoran menempati di atas bukit Botak yang kira-kira 4 km dari pusat desa, sedang Sumberwungu hanya 3 km dari pusat desa, tapi berada di tengah hutan jati dan hutan lindung ! Tentu saja,untuk wilayah desa Pancoran yang memiliki jalur jalan belum beraspal itu, Petinggi menyediakan truk angkutan pasir buat kami pergunakan naik turun ke desa. Tapi untuk Sumberwungu, mau nggak mau, jalan kaki menerobos hutan adalah alternatifnya. Memang inilah satu-satunya jalan tikus yang selalu dilalui warga desa. Lewat jalan setapak di tengah hutan yang banyak gua-guanya itulah, waktu tempuh ke desa Sumberwungu bisa dipotong jadi hanya 1,5 km saja. Walaupun hanya satu setengah kilometer, tetap saja bagi Dira, anak tari 94 itu menjadi masalah besar.

Anak Madiun yang bertubuh bongsor dengan ukuran buah dadanya yang 34B itu memang super manja. Gampang lelah dan sering jatuh pingsan. Mau nggak mau, aku satu-satunya mahasiswa yang sedikit ngerti tentang seni pijat bugar mesti mendampingi kepergian Dira dalam setiap kali tugas. Kedekatan kami kian akrab dan intim saja. Padahal kami semua tahu, aku sudah punya pacar di Jakarta, Dira punya pacar di Jogja. Entah setan apa yang mempertemukan hati kami di lokasi KKN ini. "Kayaknya mau hujan, Ang !"ujar Wismo sambil mendongak ke atas. Kami berdelapan melihat ke atas. Benar, langit sudah mulai diliputi awan mendung yang tebal. Sedangkan kami berdelapan masih separuh perjalanan di tengah hutan yang lebat ini. "Bagaimana ini, Mas ?"tanya Dira yang menggandeng lengan kiriku cemas. Kupandangi wajah cantik gadis berkulit kuning langsat dengan potongan rambut yang lebat sebatas bahunya itu dikucir dengan karet. Aku hanya menghelakan nafas panjangku sejenak. Kemanapun kami bertugas, kaos KKN yang putih bersablon hitam adalah semacam uniform resmi, selain topi hitam dengan badge logo kampus yang kuning terang ini. "Kita jalan terus saja,kalau turun hujan, kita semua cari gua terdekat.Berteduh.Ayoh...!"kat aku memberi komando. Memang dalam kelompok KKN ini, aku sebenarnya hanya menjabat wakil ketua saja. Justru jabatan ini yang paling berat. Ketua seringkali menghadiri rapat-rapat di kantor kecamatan, keluruhan atau ke kabupaten dan pertemuan-pertemuan intern lainnya. Praktis saja, aku yang menjadi komandonya di posko. Baru kira-kira sepuluh langkah, hujan sudah turun mengguyur kami semua. Karuan saja kami lari pontang-panting menyusuri jalan setapak ini dengan hati-hati terhadap licinnya jalan. "Gila, deras sekali !"seru Aris yang bagian dokumentasi itu memeluk tas kameranya berlari paling depan. "Dimana gua terdekatnya nih...aku nggak bisa lihat dengan jelas !"teriak Yudho menebarkan pandangannya mencari lokasi gua. "Jalan saja terus...cepat !"kata Doni mendorong-dorong punggung Bowo dan Insan yang lamban itu. "Hati-hati ini licin tahu !"sahut Insan kesal. Aku sendiri berjalan paling belakang menggandeng lengan Dira. Cewek satu inipun seketika kian erat saja dalam menggandeng lenganku sambil menyilangkan lengan kirinya didepan dadanya. Ya, karena hujan yang membasahi kami semua, kulit Dira jadi tembus pandang. Cewek cantik ini memang hanya memakai bh putih saja dibalik kaos oblong KKN kami. Kaosnya sendiri yang cukup tipis itu dan kini basah jadi mempertontonkan bentuk tubuh atas Dira yang aduhai indah dan seksi.

Gua yang kami cari akhirnya ketemu juga. Berlomba-lomba kami berlari menuju lokasi gua yang sebenarnya lebih tepat disebut kaki bukit yang bagian bawahnya mencekung ke dalam karena proses alam, sehingga membentuknya jadi mirip gua yang hanya sedalam tiga meter saja itu dengan lebar sepuluh meteran. "Gila, basah semua nih !"umpat Doni kesal sambil mengibaskan rambut gondrongnya. Bisa dikatakan, semua penampilan kami layaknya preman. Berambut gondrong dengan tatto yang menghiasi hampir di sekujur tubuh. Kecuali aku. Aku lebih memilih berambut gondrong saja. Tanpa tatto dan anting di dimanapun saja tempatnya. Memang sejak SMA aku demen dengan gondrongkan rambut. Itu pula yang bikin aku sering disetrap guru karena berani melawan peraturan sekolahku saat itu.

Satu-persatu kami melepaskan kaos basah, memerasnya, lalu menaruhnya diatas batu kali yang banyak terdapat di muka gua. Tampak tatto-tatto mereka yang mulai serem-serem dan indah-indah itu menghiasi kulit mereka yang berbadan bagai morfinis karena kurus dan keringnya. "Dingin Mas...aku kedinginan nih,.....,"gumam Dira menggigil kedinginan itu mengaggetkan kami semua yang segera saja memandangi tubuhnya. Dira memang kulihat menggigil kedinginan sembari menyilangkan kedua lengan tangannya didadanya. "Don, bikin api unggun. Cepat semuanya saja, ayo !"seruku sambil mencari ranting-ranting disekitar gua. Sekalipun ranting-ranting kayu ini basah, kami tak peduli. Ada sebagian ranting yang kami dapati masih kering didalam gua ini. Bahkan kami juga menemukan bekas api unggun yang telah lama di dalam sana. "Bagaimana kita menyalakannya, Ang ?"tanya Bowo memandangiku. "Lho, bukannya tadi kamu beli oli di bengkel Sumberwungu ?" "Apa ? Kita pakai oliku ? Ini buat motor posko. Bukan buat api unggun !" "Sudahlah Wo, demi Dira. Kasihan dia...!"sahut Insan mendekat. Bowo terdiam sejenak, lalu mengambil kaleng oli. "Nih, silakan dipakai...!"ujar Bowo kesal. Doni segera menuangkan oli itu ketumpukan kayu kering. Dengan kertas buku, Wismo dan Aris membakar dan menyalakan api unggun tersebut. Api segera menyala besar. Kayu-kayu basah kami tumpuk di atasnya begitu saja. "Sini Dira...,"ucapku memeluk tubuh cewek cantik itu dari belakang di depan api unggun yang kami kelilingi bersama. Di luar, hujan kami lihat masih turun dengan deras sekali. Mulut gua yang tak begitu tinggi itu jadi memiliki seperti tirai yang berupa air terjun dadakan. Berulang kali aku perhatikan mata teman-teman menatap kami berdua dengan aneh sembari mendekatkan telapak tangan mereka masing-masing di dekat api. "Lihat, teman-teman mencoba mengusir kedinginannya dengan lepas kaos dan mendekatkan tapak tanagn di bibir api. Bagaimana kalau Dira juga lepas saja kaosnya ? Kan tambah dingin kalao pakai kaos basah seperti ini...hmm ?"tanyaku mencoba merayunya. Kuakui, aku dan teman-teman sudah seminggu ini membicarakan kesintalan tubuh Dira yang merangsnag kelelakian kami semua. Desas desus bahwa di kampus Dira bisa dipakai oleh dosen bahkan rektor memang sempat kami dengar. Tapi itu dulu saat semester awal saja. Gossippun reda. Tapi sempat juga muncul lagi Dira bisa diboking dengan bebas, atau hanya menukar putauw sepuluh gram, tubuhnya bisa dipakai bancakan beramai-ramai.

"Apa ? Mas Angga, apa maksudmu ? Kalian ingin menonton tubuh telanjangku ya...? Kalian tak sadar ya, aku cewek. Bukan cowok seperti kalian, tahu ! Apa-apaan ini Mas ?!"sahut Dira marah-marah mendorong tubuhku yang memeluk dia dari belakang sambil jongkok itu sehingga membuat aku terjengkang ke belakang. Aku segera bangkit dengan senyum kecut. "Memang benar, kami sudah lama membicarakan dirimu....,"ujar Yudho angkat bicara mendekati Dira. "Dan kupikir, ini waktu yang tepat. Kami ingin tahu persis tentang gosip itu...,"tambah Doni. "Ayo Dira, biar kulepaskan kaos dan bh-nya...,"imbuhku menarik kaos Dira. "Tidak. Jangan...apa-apaan kalian semua ini...jangan...ouh..tidaaak..j angan...!!!"teriak-teriak Dira memberontak. Tapi Insan segera menampar-nampar muka Dira. "Diam kamu ! Ikuti perintah kami, ikuti mau kami. Dan tak ada apa-apa lagi setelahnya. Ngerti ?!"seru Insan membentak yang hanya diangguki Dira dengan penuh kecewa dan penyesalannya. Kini Dira hanya menangis sejadi-jadinya. Air matanya jatuh dengan deras sekali.

"Ayo Dira,copot saja kaos dan bh-nya...Kamu musti telanjang bulat di depan kami semua. Lekas Dira...lakukan !!"perintahku berapi-api. Dira hanya manggut-manmggut sambil menangis tersedu-sedu. Tapi sampai sejauh ini Dira hanya diam dan takut sekali. Ia kian menangis keras dan histeris. Kami tak sabar. Aku mengajak Wismo, Yudho dan Doni untuk menelanjangi Dira. Bergegas aku menarik kaos basahnya Dira lewat atas kepalanya. sementara Doni menanggalkan celana panjang jeans Dira, yang diikuti Yudho menarik lepas celana dalamnya cewek cantik itu. Bersamaan dengan itu, aku merengut bh-nya Dira. Selama itu, Dira hanya memberontak kecil sambil menangis sejadi-jadinya. Tapi justru kami kian beringas dan liar serta senang sekali. "Tidaaaak...jangan perkosa aku...jangan, ampuuuun...ouhhh...ooohhk , tidaaaak...!!!"teriak-teriak mulut Dira sambil menjatuhkan diri di atas lantai gua yang berbatu cadas dan basah ini sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya. Kami semua untuk sesaat lamanya tertegun menyaksikan betapa besar dan indahnya sepasang buah dadanya Dira yang berukuran 34B itu. Aku juga lihat bahwa Dira membiarkan rambut kemaluannya tumbuh lebat dan tebal sekali."Berdiri !"perintah Aris mencambuk tubuh bugil dira dengan ikat pinggangnya Dira sendiri yang terbuat dari kulit itu. "Aduuuh, sakit Ris,...sakit...ouhk...!!"menje rit Dira memegangi pahanya denagn kedua tangannya yang membilur merah oleh sabetan cambuk Aris, sehingga kini dapat melihat puting-puting susunya Dira yang ranum coklat kehitaman itu masih lembut kecil. "Berdiri, bedebah cantik !"hardik Aris mencambuk pantat Dira tiga kali. "Ahk, aduh...aaakkh..iya..iyaaa...!! "sahut Dira di sela-sela tangisnya beranjak berdiri perlahan. "Ingat, kamu musti menikmati permainan kami. Untuk pertama, Angga akan memperkosamu. Lalu, kamu tahu sendiri selanjutnya....hmmm ?"ujar Aris garang menampar wajah Dira, lalu menyilahkan aku maju. Kulit Dira yang mulus basah itu tampak mengkilat-kilat oleh timpaan cahaya api unggun. Begitu indah dan mengasyikan.Sejenak aku menanggalkan celanaku. Kini aku telanjang bulat. Aku segera jongkok, dan dengan laparnya, aku langsung memaguti daging vaginanya Dira yang menggunduk tebal sekali dan empuk dengan celahnya yang dalam dan sempit itu berambut tebal sekali. Lidahku tak hentiu-hentinya merajahi bibir dalam vagina Dira dan kelentitnya yang ketat kecil. Karuan saja Dira mengerang-erang nikmat sambil terus meneteskan air matanya itu memegangi kepalaku. "Ouh...ooohhk,...aaahhk...ouhh hk...jangan Mas,...ouhk...aaahhhk...aaaouh k...aaahhhk...!!!"teriak-teriak Dira yang kukira kini dia mulai terangsang. Tubuhnya mulai pula menggelinjang-gelinjang kegelian seperti menari-nari. Teman-teman kudengar berceloteh ramai tak sabaran untuk mencicipi tubuh Dira. Vagina Dira yang tebal itu segera kurasakan mengembang keras dengan mengeluarkan semacam minyak pelumasnya dari dalam. Kurasakan betul itu dari lidahku yang menjilati seluruh bagian dalam vaginanya Dira dan kelentitnya yang turut mengeras ketat. Untuk sesaat lamanya aku memaguti dan melumat-lumat daging vagina Dira dengan buas. Erangan-erangan kecil cewek itu kian sering terdengar dan mengasyikan birahi kami.

Kini aku duduk di atas sebuah batu besar dan Dira kupangku diatas pahaku dengan buah dadanya yang menghadap ke wajahku, setelah terlebih dahulu batang zakarku yang setengah ereksi itu aku tancapkan di liang vaginanya. "Ouhhh Mas,...Mas...ouhhh....aaahkk.. ..!!'gumam lembut mulut Dira saat mulutku mulai mengulum dan menghisap puting-puting susunya secara bergantian. Tak ketinggalan pula, jemari kedua tanganku ikut meremas-remas dan memplintir-plintir gemas puting-puting buah dadanya yang sangat besar itu. Tubuh bugil Dira kian menggerinjal-gerinjal indah dan geli. Nafasnya kian tersenggal-senggal.Keringat kami mulai mengembun di pori-pori tubuh kami. Buah dada Dira kurakan kian mengembang besar dan kenyal ketat. Begitupun puting-puting susunya yang sudah mengeras sekali itu tetap saja kuplintir-plintir dengan ganas. Bergegas aku melepaskan diri. Kami berdiri berhadapan. Untuk sesaat lamanya kami saling berciuman dan berpagutan dengan mesranya. "Jongkok....!'gumamku memerintah kalem. Dira paham. Dia segera berjongkok dan memasukan batang zakarku ke dalam mulutnya sendiri dan mulai menghisap-hisap dengan keras dan binal. Bahkan jemari tangannya turut serta mengocok-ngocok zakarku. Aku sungguh merasakan nikmat yang tiada tara indahnya. "Lebih keras, lebih kencang dan kuat Dira. Lakukanlah...ayoooh, yeaaah....ouhh...terussskan... !!"perintahku menikmati permainan oral seks Dira. Jelas sekali bahwa cewek ini sangat lihai. Jadi tentang gosip itu, kami berkeyakinan membenarkan. Kulirik selintas, teman-teman mulai menanggalkan celananya dan mengocok-ngocok kalem batang zakar mereka sendiri-sendiri. Aku merasakan bahwa tak kuasa lagi untuk menahan gejolak spermanku. Buruan saja aku mencabut zakarku dari mulut Dira. Aku segera memerintahkan Dira untuk setengah menungging dengan menopang tubuhnya lewat kedua tangannya yang menumpu pada sebuah batu cadas. Dari posisi ini, aku dapat melihat jelas bibir vagina dan anus Dira yang merekah itu. "Ahhhhhhkk,....ouhhhk....aaahh hkkk...!!"menjerit mulut Dira mengerang-erang keras terus menerus saat aku langsung menancapkan batang zakarku ke bibir vaginanya dan dengan keras langsung pula memperkosanya sembari berpegangan pada pinggulnya. Akibat gerakan maju mundur tubuhku yang menusuk-nusuk vagina Dira dengan batang zakarku, tubuh bugil Dirapun bergerak-gerak maju mundur. Sehingga hal itu membuat sepasang buah dadanya yang sangat besar itu bergoyang-goyang dengan indahnya. Aku bergantian setiap duapuluh kali tusukan, batang zakarku kutancapkan di anus Dira yang sempit dan kering itu. "Addduh, aduh, aaaouh, sakit, ooouh.....aaaahhk...!!"teriak-teriak mulut Dira merem-melek kedua bijih matanya itu kesakitan. Tapi aku segera menampar-nampar pantatnya. Dira tetap saja mengerang-erang sakit dan menangis keras. Zakarku yang gede menikam-nikam anus Dira yang kecil itu sungguh menimbulkan sensasi indah. Ternyata Dira juga enak disodomi. Berulang kali aku bergantian menikamkan zakarku ke bibir vagina dan anus Dira. "Aku tak tahan, Ang, yuk bergabung semua !"teriak Yudho maju didepan muka Dira. "Apa-apaan ini Mas, aku ...aku tak..mbbbh,,,phhmm...oummmmp.. !!"protes Dira yang tak mau dipakai beramai-ramai itu. Tapi saat itu juga Yudho langsung membungkam mulut Dira dengan memasukan batang zakarnya di dalam mulut cewek bertubuh sintal itu. "Hisap yang keras dan kuat. Ayoh Dira, lakukan...!!"seru Yudho menjambak rambut Dira sembari menggerak-gerakan pinggulnya menusuk-nusukan zakarnya di mulut Dira. Karuan saja Dira jadi memerah wajahnya. Terpaksa saja, Dira mengikuti kemauan Yudho. Cewek itu menghisap-hisap dan menyedot keras zakar Yudho yang kian mengeras saja. Tangan kiri Dira berpegangan di paha kanan Yudho, sdangkan jemari tangan kanannya turut mengocok-ngocok batang zakarnya.Kadangkala jemari Dira meremas-remas buah pelir Yudho, sehingga membuat cowok gondrong itu mengerang sakit nikmat. aris dan Wismo tak mau ketinggalan. Aris segera meremas-remas buah dada kanan Dira, sedangkan Wismo di buah dada kiri Dira. Mereka seperti pemerah susu sapi yang sedang memerah susu Dira. Sedangkan Doni mencambuki punggung Dira dengan ikat pinggang kulitnya. Dira karuan saja menjerit sakit. Insan dan Bowo hanya berdiri mengapit Yudho. "Gantian Yud !"seru Bowo. "Tunggu, ouh...hampir nih !!"sahut Yudho yang sedetik kemudian memuncratkan air maninya di dalam mulut Dira. "Creeet....croooot......sreeet ...!!" "Telan semuanya Dira, telan dan bersihkan zakarku dari sperma !"perintah Yudha yang dituruti Dira. Sperma ditelan, dan cewek itu menjilati lepotan air maninya Yudho di seputar zakarnya sembari mengurut-ngurut batang zakarnya agar keluar semua sisa spermanya. Yudho kuperhatikan nampak puas.

Aku masih menikam-nikam vagina Dira tanpa ampun lagi. Beberapa detik kemudian aku mengikuti jejak Yudho. "Creeeeeth...crroooot...sreeet ...crot...!!"menyembur spermaku di dalam vagina Dira. "Ahhhhkk...ouhhh..oooup..mhhmm ..!!"menjerit Dira yang segera mulutnya dimasuki zakar Bowo. "Lakukan Dira, lakukan...ayoooh...!!"perintah Bowo menusuk-nusukan zakarnya di mulut Dira.Aku segera mengsusap-ngusapkan zakarku di anus dan bibir vagina Dira. Aku dengan terngah-engah duduk disamping Yudho diatas batu sambil menyaksikan teman-teman beramai-ramai memperkosa Dira.

Posisiku kini diambil alih oleh Doni. Tapi Doni meminta Dira berbaring telentang diatas tubuh Doni sembari cowok itu menancapkan zakarnya di anus Dira. Nampaknya Doni ingin bersodomi.
Melihat vagina Dira nganggur, Insan segera mengakangi di atas dan menusukan zakarkan di vagina Dira yang telah licin oleh spermaku tadi. Di atas, Bowo meneruskan aksinya. Ia menusuk-nusukan zakarnya di mulut Dira. Aris nampaknya tak tahan lagi. Cowok itu mengakangi perut Dira sambil merapatkan buah dadanya Dira. Dan dengan lihai, Aris menjepitkan zakarnya diantara dua buah dadanya Dira. Aris segera menusuk-nusukan zakarkan diantara jepitan buah dada Dira sembari memplintir-plintir puting susunya. Karuan saja, Dira kian menggerinjal-gerinjal hebat. Di atas, Bowo menusukan zakarnya pada mulut Dira, di buah dadanya Aris mengocok-ngocok zakarnya di jepitannya, di bawahnya lagi, Insan menikam-nikam kan zakarnya di vaginanya. Sedangkan Doni melakkukan sodomi atas anus Dira. Sungguh indah menyaksikan adegan itu. Jeritan-jeritan mulut mereka saling berbaur jadi satu. Keringat membasahi tubuh mereka dengan deras. Selang duapuluh menitan, Insan memuncratkan airmaninya di dalam vagina Dira dan sebagian sperma itu jatuh berlepotan di luar bibir vaginanya dan perut Dira. "Creeet...crooot..."muncra t terakhir sperma zakar Insan yang kemudian duduk di atas batu dengan lemas. Wismo yang sejak tadi mengocok zakarnya sendiri langsung mengambil alih posisi Insan. "Wah,sudah terlampau licin. Sudah penuh sperma kalian !!"ujar Doni tetap saja memperkosa Dira lewat vaginanya. Tak berapa lama Bowo menyemburkan air maninya di zakarnya dan masuk ke mulut Dira. "Crreet,...croooot....sreeet.. .!!"muncrat sperma itu yang segera diurut-urut sendiri oleh Bowo dan sisa spermanya masuk dan ditelan mulut Dira. Aris segera mengambil posisi Bowo. Tapi karena sejak tadi Aris sudah mengocok zakarnya sendiri, lalu mengocok disela jepitan buah dada Dira, jadi saat baru lima menitan di oral seks Dira, zakar Aris langsung memuncratkan air maninya di mulut Dira. "Creeet...croooot...srrret...! !" "Aooh...yyeah !!"seru Aris puas melakukan hal yang seperti Bowo. Dira kini benar-benar kenyang sperma. Tiga zakar telah menuangkan spermanya di mulut Dira. Dan semua ditelannya dengan lahap. Sementara itu Doni yang tengah bersodomi anus Dira menjerit. "Ahhhk...!!" "Crreeeet...sreeet...crooot... !!"muncrat sperma Doni di anus Dira. "Auuuhkk...ouh..!!"menjeri t Dira terengah-engah lemes.Doni melepaskan diri dari pergulatan.

Kini tinggal Wismo meminta Dira menungging. Bergantian zakar Wismo menusuk-nusuk anus Dira yang sudah licin oleh sperma Doni, lalu me vagina Dira yang berlepotan air mani itu. Diar menjerit-jerit kecil saja. Tak berapa lama Wismo juga mencapai ejakulasi. "Cret...croooot...sret...creee t....!!"muncrat air mani zakar Wismo dibagikan di anus dan vagina Dira. "Ahhhk...ouhh...aduh...huuuk.. huuuuk..ouhh....!!"tersedu-sedu menangis Dira disela-sela terengah-enggahnya nafasnya setelah Wismo selesai menyetubuhinya. Wismo segera turut duduk berjejer di bebatuan bersama kami. Kami hanya menontontubuh bugil Dira yang lemes itu terbaring telentang. Diam tak berkutik. Dadanya yang besar itu nampak naik turun mengatur jalannya bernafas.

Di luar, hujan kami lihat masih turun deras. Api unggun masih mengobarkan panasnya. "Kalian jahat...jahat,ouh...huuuk...!! "gumam Dira menangis sedu,"Aku benci kalian...benci !!"sambungnya duduk timpuh diatas tanah berbatu cadas. "Ya, kami jahat padamu Dira. Tapi, aku tetap menyayangimu. Aku sungguh-sungguh Dira, maafkan mereka. Dan, sudilah kamu jadian denganku ?"tawarku bertanya dengan nada kalem. Tentu saja hal itu bikin teman-teman terbelalak. Lebih-lebih Dira. Mereka semua seakan tak percaya dengan kata-kataku. "Apa Mas ?"tanya Dira penasaran. "Aku serius, Dira. Kalau kamu sudi, hari ini, detik ini, kamu milikku. Aku putus pacarku semalam lewat hp. Dia selingkuh. Kuminta pula, kamu juga memutuskan pacarmu....atau, teman-teman membuka aib ini kepada pacarmu itu...Bagaimana Dira ?" Sesaat lamanya teman-temanku saling pandang heran. Dira hanya gelisah. Aku beranjak mendekatinya dan kubimbing Dira untuk beranjak berdiri. "Bagaimana Dira ?" "Ouh Mas Angga, tapi kenapa Mas perkosa aku beramai-ramai seperti ini ? Aku, aku sejak semula sangat mencintaimu. Aku telah jatuh cinta pada pandangan pertama...ouh, tanpa beginipun, aku serahkan jiwa ragaku padamu. Lakukan sesukamu...ouh..."gumam Dira yang lalu kupeluk erat dalam-dalam. Aku sejenak menghela nafasku. "Jadi kau maafkan kami, dan kau terima lamaranku ?" Dira tidak menjawab. Cewek ini hanya mengangguk berat sambil menangis. Aku lega. Kupeluk dia lebih erat lagi.

17 Tahun Pemerkosaan - Mamaku Diperkosa

17 Tahun Pemerkosaan - Mamaku Diperkosa

Aku adalah seorang lelaki berusia 16thn dan memiliki naluri seks yang lumayan tinggi. Aku 2 bersaudara dan tinggal bersama mamaku di kota medan sejak sekitar 6 bulan lalu. Papa dan mama tinggal terpisah karena pekerjaan. Papa tinggal di-Riau sementara kakaku tinggal di bandung dan sedang kuliah. 5 bulan lalu terakhir kali keluarga kami mengumpul di rumah mama yang tidak terlalu besar ini. Sejujurnya, ada 1 alasan kenapa mama dan papa tinggal terpisah. Mama adalah seorang wanita karir yang telah berusia 52 tahun dan memiliki pangkat yang tinggi di perusahaan jepang. Jangan salah, walau telah berusia mama masih terlihat cantik dan memiliki tubuh yang tetap segar. Bahkan mama sempat diwawancarai oleh beberapa majalah wanita karena kecantikanya itu. Suatu kebiasaan mama adalah berolahraga 5-15 ment seusai subuh. Itulah yang membuatnya tampak segar. Alasan kenapa papa dan mama hidup terpisah adalah karena papa kurang suka melihat mama pulang malam karena kerja. Tak jarang mereka cek-cok. Secara diam-diam mama mengatur kepindahanya ke kota medan ini. Beberapa temanku yang pernah berkunjung kerumah sempat berpikir kalau mamaku adalah istri muda ayahku. Tapi setelah kujelaskan, mereka mengerti dan dengan jujur berkata ”sumpah,mama lu cantik banget..kayak bidadari…coba itu jadi istri bapak gua, udah habis gua kent*t” kata seorang temanku,rocy.

Karena kedekatanku dengan rocy,kubiarkan rocy memandangi tubuh mama hingga puas bahkan ia menyemprotkan maninya di cd-nya. Hingga suatu hari,aku berikan rocy video hasil rekamanku ketika mama mandi.I a sangat berterima kasih dan dengan bahagia ia menonton video ibuku yang bugil dari ujung rambut sampai ujung kaki. Bola matanya seakan mau lepas ketika melihat vagina mamaku yang ditumbuhi bulu-bulu jembut yang lumayan lebat. Hingga videoku belum habis ia kembali menyemprotkan maninya di cd-nya. Lama-kelamaan hubunganku dengan rocy semakin dekat. Suatu hari,ketika kami sedang nonton bokep bareng. Rocy memberiku sesuatu yang sangat penting. Dengan takut iya mengatakan padaku “bro… lu ikutin kata gua.. besok kita cabut sekolah…mama lu dalam bahaya.. lu harus cepat nolongin dia…”. “bahaya kenapa?” tanyaku dengan serius hingga mempause film bokep yang sedang kami putar.”iya..2 hari yang lalu,gua pergi main kerumah bang adul,bang adul itu anak dari bos mama lu…om nando orang batak itu,dia pengen bawa mama lu ke kebunnya”kata rocy.”trus kenapa?”tanyaku masih belum mengerti.”om nando bakal ngent*t paksa mamalu, karena mamalu hampir buat om nando dipecat dan bang adul sendiri yang memberi saran sama papanya agar tante ely(mamaku) diperkosa aja..lu tau kan bapak ma anak sama gilanya, maklum om nando kan sudah menduda sejak 5 tahun lalu”kata rocy yang membuat jantungku mau putus. ”gimana caranya roc? lu harus bantuin gua”kataku sedikit keras. ”tenang bro,kita ini sahabat,gua pasti nolong lu kok…besok naik mobil gua kita ikutin kemana mereka pergi…pokoknya lu tenang aja,tapi”rocy menghentikan pembicaraan. ”kita gak bisa nolong nyokap lu,kita cuma bisa nonton…om nando gak sendirian,banyak anak buahnya yang berbadan besar..”kata rocy yang kembali membuatku bingung. ”udah la bro,lu relax aja…gua tetep bantu lo kok…tu denger mama lu pulang…dah matikan komputernya”kata rocy. Setelah menyusun rencana kami keluar dari kamar.”tante rocy pulang ya” pamit rocy kepada mamaku sambil mencium tanganya yang putih mulus. Sejenak kupandang wajahnya yang cantik.

Setelah mengantar rocy sampai pagar,aku masuk kerumah dan mandi.Selesai mandi aku makan malam dengan mama.Kupandang tubuh mama yang malam itu dibalut daster tanpa lengan. Sungguh-sungguh menawan,gumanku dalam hati. Selesai makan,mama mengaku capek dan langsung tidur begitu juga denganku. Esok harinya,aku berangkat lebih dulu dan menunggu rocy disimpang jalan. Ketika aku pamit mamaku hanya dengan memakai bh dan cd dikamarnya. Aku cium tanganya dan pipinya.”pergi berangkat sekolah dulu ma ya”kataku.”ya hati-hati ya..”jawab mama. AKu sempat mencolek payudaranya yang berbalut bh hitam.”ich genit kamu..”kata mama dengan senyuman dan tanganya memukul lembut pundaku. Di simpang jalan,rocy sudah menunggu. Aku masuk kedalam mobil rocy.Kami menunggu sampai mobil om nando lewat. Hanya berselang 10 mnt,mobil fortuner silver lewat. Kami mengikuti mobil yang berisi om nando dan anaknya adul. Dari kejauhan, kami melihat mobil itu berhenti didepan rumah dan supir mobil itu turun dan membukakan pintu belakang untuk mama. Pagi itu mama terlihat cantik dan sexy dengan mengenakan jas biru dengan daleman tank top putih dan rok biru sebetis. Dengan menenteng tas warna hitam mama masuk kedalam mobil silver itu.

Lalu,kami mengikuti mobil fortuner itu. Dan rocy memang benar teman sejatiku. Ia mengetahui tempat yang dituju oleh om nando yang berjarak 70km dari kota kami. Singkat cerita,rocy memarkirkan mobilnya tepat didepan sebuah kedai kecil disamping sebuah jalan sempit yang hanya bisa dilalui 1 mobil. Kami lebih dulu sampai ketimbang om nando dan bang adul. ”lokasinya berada didalam jalan ini,ayo kita masuk sebelum mereka masuk”kata rocy. Rocy mengaku pernah dibawa bang adul kesini dan ia hafal betul tempat ini. Ternyata kedatangan rocy disambut dengan para pekerja kebun om nando. Dengan uang 100rb kepada sang ketua keamanan kami mendapat tempat yang strategis,yaitu disebuah pos yang letaknya tak jauh dari sebuah rumah kecil ditengah kebun yang luas ini. Dari pos ini,kami bisa melihat dengan jelas semuanya. Dan hanya berselang beberapa menit mobil fortuner yang membawa mamaku tiba. Para pekerja yang berjumlah sekitar 20org ini bergerumun 5 mtr dari mobil ini.

Dan pintu mobil itu terbuka. Pertama bang adul yang bertubuh besar turun dari pintu depan,lalu om nando dan yang terakhir adalah mamaku. Mamaku turun dari mobil masih berpakaian lengkap. Tapi tangan kananya memegang sebuah tisu yang mengelap pipi putih mama yang dibasahi tetesan air mata dari matanya yang indah. Mama berjalan mendekati om nando yang pagi itu memakai koas berkerah dan celana panjang hitam yang berdiri dihadapan anak buahnya. Posisi mama saat itu diapit oleh 2 lelaki yaitu om nando dan adul.

“saudara,saudaraku…”kata om nando dengan keras dihadapan para anak buahnya.”hari ini akan menjadi hari bahagia buat kita semua terutama untuk saya dan anak saya…karena,wanita cantik yang berdiri disebelah kanan saya ini telah bersedia menjadi permaisuri saya…”om nando berkata dengan lancang sambil tanganya berada dipundak mama. Rocy memandang wajahku yang penuh ketakutan dan diam membisu. Sementara itu kulihat para kuli memandang nakal mamaku yang cantik. Rata-rata kuli-kuli itu berusia 20-40an terkaku. ”nama wanita ini adalah elly,kalian bisa memanggilnya nona elly…kita persilakan permaisuriku ini memperkenalkan dirinya”kata om nando melempar senyuman kewajah mama yang terlihat sedih dan ketakutan. Sementara itu para kuli bertepuk tangan menyambut. Dengan suara manisnya mama memperkenalkan dirinya”nama saya elly,saya sudah berusia 52tahun dan baru saja menjadi permaisuri bang nando”mama menghentikan pembicaraanya. Tanganya mengelap air mata yang membasahi wajahnya.

Dengan tersedu-sedu mama melanjutkan. ”cincin ini menjadi bukti resmi kalau saya telah menjadi permaisuri bang nando…nomer bh saya 36b…saya sangat mencintai lelaki yang bernama nando,untuk itu saya minta dia untuk memasuki penisnya kedalam vagina saya”kata mama yang menangis tersedu-sedu. Sementara itu para kuli mengeksperikan kata-kata mama dengan gelak tawa. Dan om nando terlihat hanya tersenyum dengan putranya. Mama menangis dengan lembut. ”lanjutkan-lanjutkan”kata om nando mengelus-ngelus punggung mama. Mama terlihat memandang om nando yang menganggukan kepalanya. ”bang nando,ayo kita keranjang saya sudah tak tahan…”kata mama dengan tangisan sambil memeluk om nando yang tertawa bersama para kuli dan putranya. ”itulah masih hukuman awal bro”kata rocy yang mengajaku berpindah kehalaman belakang rumah. Om nando memeluk mamaku dan membawanya masuk kesebuah rumah kayu yang tidak terlalu besar. Sementara para kuli terlihat bubar.

Singkat cerita aku dan rocy berada diatas asbes(langit-langit) rumah itu. Dari sebuah bolongan angin yang tidak terlalu besar kami mengintip. ketika kami sampai disitu,kami mendapati mama menangis tersedu-sedu dipinggir tempat tidur seorang diri. Dan setelah itu om nando masuk dengan suara tawa. ”ha..ha…ha..itulah sebabnya kalau kau bermain-main denganku wanita sok jujur”kata om nando sambil melepas kaos berkerahnya. Om nando yang bertelanjang dada mendekati mama dimulut tempat tidur. Tangan kanannya melepas tali pinggang kulit dari celananya.tlaak…suara cambukan om nando begitu keras. ”aughhhhh…… sakit”desah mama kesakitan. ”cepat lepas pakaianmu sebelum tangan-tangan halusku ini yang membukanya”kata om nando. Mama yang terus meneteskan air mata berdiri dari tempat tidur. Ia menuruti peritah om nando untuk mencopot penutup tubuhnya. Jari-jari manis mama mencopot 1 per 1 kancing jas biru mama. Jas itu lepas dan jatuh ketempat tidur. Om nando mengelus kumisnya ketika mama melepas kancing rok-nya dari belakang.serr…rok itu jatuh. Terlihat jelas cd hitam melindungi pantat dan bagian kewanitaan mama yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Dan pintu kamar itu terbuka dan sedikit mengejutkan dua pasang manusia ini. Ternyata anak om nando,bang adul masuk membawa 2 botol bir. Ia mendekat papanya yang berdiri 2 mtr dari mama dan memberikan sebotol bir untuk papanya. Mama menghentikan sejenak aktivitasnya dan memandang ke-dua lelaki yang sedang menegak bir bersama.

“ngapain kau lihat,ayo lanjutkan”kata om nando. Wanita yang memiliki rambut sebahu ini menurukan tali tank topnya. Dan akhirnya tubuh mama yang putih mulus dan memiliki sepasang gunung yang menggoda yang masih terlindungi oleh bra hitam dipandang langsung oleh 2 lelaki yang tidak memiliki status resmi denganya. ”wow…”desah bang adul. Sementara itu,aku menjadi sangat terangsang. Begitu juga dengan rocy yang dari tadi terlihat meremas penisnya. ”sini…”kata om nando. Mama yang hanya mengenakan bh dan cd hitam melindungi bagian intimnya mendekati seorang lelaki yang sedang mengendalikanya. Mama dengan wajah ketakutan berdiri diri didepan om nando yang memegang botol bir. ”akh…”teriak mama ketika om nando menarik kuat bh mama hingga lepas dari tubuh mama. Payudara mama yang tak pernah tersentuh oleh laki-laki lain menggantung bebas. Kemudian om nando memegang kepala mama dan mencium bibir mama.

Permainan pun berlanjut.Dengan posisi berdiri,om nando mencium bibir mama dengan ganas. Mama memejamkan matanya yang basah dan merah. Tanganya seolah menekan kepala mama hingga lidahnya semakin dalam mengobrak-abrik mulut suci mama. ”akh…”desah mama ketika om nando mencabut mulutnya selama 2 detik. Tampak beberapa tetes cairan keluar dari mulut mama. Om nando kembali melanjutkan aksinya menciumi bibir mama. Sementara itu bang adul terlihat duduk dikursi yang ada didepan papanya yang sedang asyik mencumbu ibuku. Om nando menghentikan aksinya dan berpindah ke sepasang gunung kembar yang menggantung bebas. Dimulai dari payudara sebelah kanan. Mulut om nando menghisap puting susu mama. ”ahh shh..”mama mendesah kecil. Lidahnya bermain disekitar daerah puting. Kemudian tangan kananya meremas-remas payudara mama. ”lepas cd mu…cepat…”kata om nando sebelum berpindah kepayudara mama sebelah kiri. Ia melakukan aksi yang sama. Mula-mula ia melahap payudara mama. Kemudian menghisap puting susu mama yang berwarna coklat. Lalu lidahnya bermain disekitar daerah kehitaman mama. Mama yang memejamkan matanya dan masih menangis berusaha melepas cd-nya. Cd yang menutupi memiawnya itu sudah lepas dan jatuh kelantai. Tampak jelas bulu-bulu halus yang menghiasi bibir vaginanya yang berwarna merah.

Setelah mengetahui bahwa cd hitam mama telah jatuh om nando menghentikan aksinya,ia sempat menegak bir yang ada ditangan kirinya sebelum mendorong mama ketempat tidur. bugg…tubuh mama menghantam kasur yang empuk. Lalu om nando menyirami tubuh mama dengan sebotol bir. ’hha..aha…”tawa om nando. Cairan bir itu membasahi sekujur tubuh mama. Mama hanya bisa mendesah dan menutupi kedua payudaranya dan pepeknya dengan kedua tanganya seraya berkata ”jangan pak, jangan….ampun”. Tapi kata-kta mama dihiraukan oleh pak nando. Ia melepas celana panjang dan cdnya sebelum melompat kekasur menimpa mama. Tubuhnya menindih tubuh mama dan kembali mencium bibir mama yang berwarna merah. ”adul,cepat kau ambil kalung emas peninggalan ibumu yang ada dilemari”teriak om nando yang kembali melanjutkan ciumanya. ”ini pa..”kata adul memberikan sebuah kalung emas yang sangat cantik dan mahal harganya kepada papanya. Lalu om nando memakaikan kalung itu keleher mama. ”kau mengingatkan ku pada bekas istriku yang pergi dengan selingkuhanya…elly,sekarang kaw menjadi sarana pelampiasan emosiku”kata om nando yang kemudian menampar keras pipi mama secara bolak balik. Suara tangisan mama terdengar keras,sangat keras. Kedua tangan mama memegangi pipinya yang berbercak merah. Om nando melanjutkan aksinya dengan menjilati leher mama yang halus. Mama menangis dan terlihat tetesan darah keluar hidungnya sebelah kiri. Mungkin tamparan tadi mengenai hidung mama.

Aku saat itu sangat bingung dan tak tahu harus berbuat apa. Om nando terlihat mencupang leher mama hingga berbekas merah. Lalu dengan wajah yang ganas om nando menjilat puting susu mama sebelah kiri. Kemudian menggigit puting mama dengan keras.Mama menangis dan teriak dengan sangat-sangat kuat. ”aaaaaaaagggggggggghhhhhhhh….. saaaaaaaakkiitt…” teriak mama. Aku yakin pasti suara itu sampai keluar,tapi tidak ada terlihat 1 orang pun dari depan kaca yang mengintip. plaak….om nando menampar payudara mama sebelah kiri hingga berbekas merah. Kemudian dia menciumi bibir vagina mama. ”ough..betapa harumnya vaginamu ini elly..”kata om nando sebelum mendaratkan lidahnya dibibir vagina mama. Mama terus menangis. Lidah nakal om nando naik turun menjilati vagina mama. hmmh…desah om nando. Om nando menghisap vagina mama. Sementara itu anaknya,adul menikmati aksi papanya dengan sebotol bir nya tadi. Pinggul mama bergoyang ketika om nando menyentil kelentitnya. ”akh…”desah mama ketika om nando mencubit pantatnya. Setelah puas dengan vagina mama,om nando menjambak pelan rambut mama hingga memaksakan mama untuk menungging ditempat tidur. Om nando mengarahkan penisnya yang mengacung panjang kemulut mama. Tanpa diperintah,dengan menutup mata mama menghisap penis om nando. Awal-awal,kepala penis om nando masuk, kemudian pertengahan dan dengan paksaan om nando menekan penisnya hingga penisnya 90%masuk kemulut mama. Mama terlihat tersendak dan memukul-mukul kasur. ”akhh….”desah om nando menikmati isapan mulut mama. Hampir 1 mnt penis om nando berada menusuk dalam-dalam mulut mama yang kecil. Om nando mencabut penisnya. Mama terbatuk-batuk dan mengeluarkan beberapa tetes cairan dari mulutnya.

“kamu ga coba dul…nikmat lo”kata om nando menawari anaknya. ”engga pa, papa dulu aja…lihat pa kayaknya dia nantang tu”kata adul memanas-manasi papanya. Om nando mendorong mama hingga mama kembali ke posisi terlentang. Kedua kaki mama diangkat hingga dipundak om nando. ”jangan bang,tolong hentikan…”desah mama dengan isak tangis ketika mengetahui bahwa om nando telah bersiap memasukan penisnya yang berukuran 18cm itu kedalam liang kewanitaanya yang sempit dan basah. Om nando menggesek kepala penisnya dibibir vagina mama. Dan slurrp….seluruh penisnya masuk kedalam vagina mama. akhh…..desah mama ketika merasakan penis om nando yang panjang dan besar berada didalam vaginanya. Perlahan om nando mulai memompa penisnya dengan sangat pelan.

Saat itu, kurasakan penisku sangat keras. Aku juga ingin berada pada posisi om nando. Lama kelamaan,om nando mulai mempercepat pompaanya. Mamaku terus menangis dan mendesah sedikit. Mama membuka matanya dan memandang kearah langit-langit. ahh…sh..desah mama dengan suara yang kecil.ah…desah om nando semakin mempercepat pompaan penisnya di vagina mama. Hingga mama menggelinjang dan tanganya meremas kasur tempat tidur dan terdengar suara teriakan kecil dari bibirnya yang merah. ohhhh…..mama mendesah dan om nando menusuk dalam-dalam penisnya divagina mama. Mama orgasme untuk yang pertama dan mama terlihat sedikit malu. Bang adul membuka seluruh pakaianya dalam sekejap. Penisnya terlihat lebih besar sedikit dari punya om nando. Om nando memerintahkan mama untuk nungging.

Dari belakang om nando kembali menancapkan batang zakarnya kedalam vagina mama. ”aouhh…..”desah mama menutup mata. Sementara itu dari depan bang adul mengelus rambutnya dan mencium bibir mama. Om nando kembali memulai pompaanya. Mama terlihat sangat pasrah menghadapi ke-2 lelaki yang menyerangnya dari 2 arah. Sambil berciuman,tangan bang adul meremas-remas kedua payudara mama yang bergerak maju mundur mengikuti irama pompaan om nando. Mama hanya menutup mata dan meneteskan air mata. plaak…om nando memukul belahan pantat mama. ”oh.,,”erangnya dan semakin mempercepat pompaanya. Hingga bang adul mencabut bibirnya yang melekat dari bibir mama dan tangan bang adul meremas-remas kedua payudara mama. ”ahgghhhhhh….ohhhhh….”desah mama panjang dengan suara yang agak keras. Om nando kembali munusuk dalam-dalam penisnya divagina mama. Tampak expresi wajah puas dan senang dari om nando. Mereka kembali merubah posisi. Mama berada di atas tubuh om nando. kemudian om nando kembali menusuk penisnya di vagina mama. ah,…sh….desah mama. ”bang..hen..ti..kan….”erang mama diiringi dengan suara tangis. ”iya,sebentar lagi”kata om nando dengan santai dan terus memompa penisnya di vagina mama. Sementara itu bang adul mengacungkan penisnya di depan mulut mama.

Tanpa diperintah, mama meraih penis itu dan menjilati penis itu. Bang adul menutup matanya dan membuka mulutnya lebar-lebar ketika mama menghisap kepala penisnya. Lidah mama menari-nari dikepala penis bang adul yang berwarna merah. Aku sangat yakin kalau mama sudah berada digenggaman kedua lelaki ini. Kulihat rocy,ia mengocok-ngocok penisnya sendiri sementara aku masih menahan nafsu. ”mamalu memang siipp….”bisiknya. Bang adul menyorong penisnya hingga hampir masuk seluruhnya di mulut mama yang kecil. Saat itu om nando juga mempercepat gerakanya. Mata mama terbuka dan tanganya memukul kasur. bang adul mencabut penisnya dan mama mendesah ”ahhh….ahh…oh..stop….”. Dan selang beberapa detik om nando juga berteriak ”akh…”. Ia menusuk lebih dalam penisnya. Mama terlihat sangat lemas berada di atas tubuh om nando. Om nando menjilat kupingnya. Ternyata mama orgasme dengan sangat dashyat diiringi dengan pelepasan benih-benih sperma oleh om nando. Seluruh benih-benih jantan om nando memenuhi liang kewanitaan mama. Om nando membiarkan penisnya berada didalam vagina mama. Tanganya mengelus-ngelus punggung mama yang dibasahi keringat kenikmatan birahi. Lalu om nando mencium pipi mama yang juga dibasahi oleh tetesan air mata kenikmatan.

“sory kalau aku tadi main kasar…”katanya seraya mencium jidat mama. Mama tidak menjawab dan masih menangis. Om nando mencabut penisnya yang mengecil dari vagina mama. Kemudian ia berdiri dan membiarkan tubuh mama terlentang tanpa sehelai benang pun di atas kasur. ”sekarang giliran saya tante elly”kata bang adul sambil mengurut-ngurut penisnya yang panjang. Mama memandang kearah bang adul lalu kearah om nando yang duduk di kursi menyalakan rokoknya. Bang adul memulai permainan dengan mencium bibir mama terlebih dahulu. Lalu ia menancapkan penisnya kedalam vagina mama yang baru saja dibasahi sperma om nando. Mama sedikit mendesah ketika penis bang adul masuk kedalam vaginanya. Perlahan bang adul memulai pompaanya. Karena seorang yang menyukai olah raga, tampak badan bang adul yang berotot ketika memompa mama dengan sangat cepat. akhh…oh…..ahh…sh…desah mama dan tetap diiringi dengan tetesan air mata. Tak perlu berlama-lama bagi bang adul untuk membuat mama orgasme. Dengan sedikit tambahan pompaan, mama menggelinjang dan mendesah ahhhhhhhh……terlihat beberapa tetes cairan keluar dari celah-celah vaginanya. Lalu bang adul mencabut penisnya.

Ia mendudukan mama dipinggangnya. sluurpp….penisnya kembali masuk ke pepek mama. ”ayo goyang…ayo goyang”kata bang adul. Mama dengan mata tertutup menggoyangkan pinggulnya dengan pelan-pelan. ”ya begitu…ohh…” erang bang adul. Dan semakin lama goyangan mama semakin cepat. Payudara mama yang menggantung bebas bergoyang naik turun. Dan suasana saat itu sangatlah panas sekali. Melihat mama yang bergoyang naik turun diatas pinggang bang adul, om nando mengambil botol bir bang adul yang menyisakan 1/4 air. Ia naik keatas tempat tidur dan menyiram kepala mama. ”aakhhhh….”desah mama ketika merasakan air bir yang tumpah membasahi rambutnya. Mama terus memompa bang adul. Hingga mama menghentikan pompaanya dan mendesah “akhhhhh….”. Sementara itu bang adul hanya menutup matanya menikmati cairan yang menyemprot batang zakarnya. Bang adul mencabut batang zakarnya. Ia mencabut penisnya dan mendudukan mama yang basah diatas kasur. ”ayo kocok…”katanya menampar pipi mama dengan batang penisnya. Karena takut mama segera meraih penis itu dan mengocok dengan perlahan. Kemudian lidah mama menari-nari di kepala penis bang adul. Mama menghisap setengah penis itu dan mengeluarkanya lagi. Dan menghisap setengah lalu mengeluarkanya lagi. Jari-jari mama mengocok penis bang adul dan menghisap kepala penis yang berwarna merah. ”akhhh….”desah bang adul sambil menekan kepala mama hingga penisnya tertancap di mulut mama. Ternyata bang adul orgasme. Ketika ia mencabut penisnya,penisnya bersih dan air maninya berada di mulut mama. ”telan…telan”kata bang adul. Sambil menutup mata,mama menelan mani bang adul.

Bang adul turun dari kasur dan meninggalkan mama yang basah di atas kasur. Bang adul duduk di sebelah papanya. ”gimana asyik…”tanya om nando kepada bang adul. Anggukan kepala yang menjadi tanda kepuasaan bang adul. Sementara itu mama terus menangis sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tanganya. Om nando mendekati mama dan memeluknya dari belakang. Ia sandarkan kepala mama dipundaknya. ”sudah lah,untuk apa kau menangis, ini masih awal elly…kau masih harus menghadapi beberapa cobaan yang harus kau hadapi…itulah sebabnya kalau kau bermain dengan lelaki yang bernama nando”kata om nando menghisap rokoknya. Kulihat rocy sedang mengelap penisnya yang basah spermanya.

Kulihat jam ditanganya menunjukan pukul 11.30.”ma….maafkan saya bang”kata mama dengan manis. ”ia tapi kau harus melewati ujianku nanti sore dan malam…”kata om nando. ”jadi nanti malam kita nginap disini”tanya mama dengan wajah penasaran. Om nando mengganggukan kepalanya dan mama kembali meneteskan air mata. ”apa kau tidak tertarik menjadi istriku elly? kau akan memiliki semua yang kau mau, aku bisa membuatkan surat palsu yang menyatakan perceraianmu dan kita bisa menikah, jujur semenjak kita bertemu beberapa tahun yang lalu aku sangat menginginkan saat ini, saya dimana aku memperdayamu”kata om nando. Mama tidak menjawab. Bang adul memakai celana pendeknya dan keluar. Om nando bangkit dan memakai celananya.

Lalu sesosok perempuan yang agak tua di atas mama masuk ke dalam kamar. ”tuan,air kembang untuk mandi permaisuri elly sudah saya siapkan…”kata wanita ini. ”oh ya, elly ikut lah dengan ibu ini, bu bawa ibu ini dan selesai mandi rias dia”kata om nando memerintah. Tanpa sehelai benangpun mama ikut dibawa oleh ibu ini. Aku dan rocy tidak perlu bergerak lama,karena lokasi mandi dapat kami lihat dengan cara berjalan jongkok sejauh 3mtr. Tampak sebuah bak bulat dipenuhi oleh bunga-bunga. Lokasi ini sangat alami. Mama masuk ke dalam bak mandi itu. Sekujur tubuh mama dibasuh oleh wanita tua ini. Kemudian selesai mandi,mama didudukan di sebuah bangku kemudian wanita tua itu mengasapi selangkangan mama dengan sbuah alat yang aku tak tahu. Lalu mama di bawa oleh ibu itu kesebuah ruangan yang aku tak dapat masuk. Rocy mengajaku keluar. Aku keluar dan kembali ke pos awal. Kami menyuruh seorang anak buah dari kepala keamaan tadi untuk membeli makan. 15 mnt kemudian makanan kami datang dan para kuli terlihat berkumpul di sebuah pendopo. Om nando dan adul sudah terlebih dahulu berada di sana. ”kita tunggu permaisuriku”kata om nando. Terlihat sejumlah makanan telah terhidang dihadapan mereka. ”itu dia ha…”teriak bahagia om nando ketika melihat mama datang.

Rambut mama terikat cantik, wajah mam juga semakin cantik dengan riasan dan paling sedap dipandang adalah pakaian mama yang membuatnya tampak menggoda. Mama dipakaikan daster 1 tali yang masing2 berada di pundak mama. Daster itu hanya sampai 15cm dari betis mama yang sexy. Tampak jelas paha mama yang putih mulus. Dan mama karena daster itu berbahan sutra yang tipis sehingga puting mama membercak. Mama berjalan melewati para kuli yang menahan nafas birahinya. Kemudian mama duduk di sebelah om nando yang hanya memakai singlet dan celana pendek. Om nando mencium pipi mama. Lalu mereka mulai makan begitu juga dengan kami. Rocy menyuruhku agar tetap tenang. Mama terlihat makan dengan sedikit dan minum air putih.Om nando memang sangat jahat, dengan sangaja ia menyikap bawahan daster mama dan wurr…tampak vagina mama yang sudah bersih dari bulu-bulu jembut. ”bang”erang mama. Para kuli terlihat tertawa kecil.

Singkat cerita,mama dibawa jalan om nando mengelilingi kebunya yang ditumbuhi berbagai macam tanaman. Aku dan rocy hanya memantau dari pos. Mama terlihat diam dan tak ada expresi kesenangan terpancar dari wajahnya. Sekitar jam 3 para kuli kembali berkumpul di pendopo. Mama, om nando dan bang adul berada tepat di depan para kuli. ”sebelum kalian pulang, permaisuriku ingin memberikan kalian sebuah hadiah…bukan begitu?”kata om nando mencolek pipi mama. Sepertinya para kuli sudah mengerti, mereka membentuk bulatan. ”ayo mulai”kata om nando kepada mama. Mama menari-nari di tengah para kuli. Para kuli menyambutnya dengan tepuk tangan dan sahutan. Kemudian mereka mengeluarkan penis mereka dan mengocok-ngocok dengan kedua tanganya. Mama bergoyang ke sana ke mari. Tangan mama meremas-remas payudaranya sendiri dari balik dasternya. ”buka bajumu”perintah om nando dari tempat duduknya. Suasana semakin panas dan menantang ketika kain yang menutupi sekujur tubuh mama terjatuh kelantai. Tampak jelas tubuh mama yang putih mulus dan bagian kewanitaan mama yang bersih tanpa sehelai rambutpun. Dengan canggung mama bergoyang kesana-kemari. Wajah para kuli pun terlihat semaki mengganas dipenuhi birahi. Jari-jari mama memplintir sendiri puting susu mama yang berwarna coklat. Om nando dan bang adul dengan santai melihat aksi mama. Sementara aku dan rocy mulai terbawa suasana panas itu. AKu tak dapat membayangkan apa yang terjadi jika papa mengetahui hal ini. Lalu mama menjilat jari tengah tangan kirinya dan menusukan jari itu kedalam vaginanya. Dengan mata tertutup mama mengoral sendiri vaginanya. Suara gelak tawa keluar dari orang-orang yang berada di sekelingnya.

Setetes air mata tampak kembali menetes dari matanya. Dengan suara desahan mama mengeluar masukan jarinya dari dalam vaginanya. Ingin sekali aku menghentikan aksi mama, namun apa daya. Mama sudah dikuasai oleh om nando. Dan aku yakin mama akan melakukan aksi gila dari akal-akal om nando.

1 orang kuli menembakan maninya dan menampungnya ditanganya. ”berikan air itu kepada permaisuriku,dia tahu bagaimana cara memainkanya… ”kata om nando dari kursinya. Lalu lelaki ini berjalan mendekati mama yang masih menusuk-nusuk vaginanya dengan jari tengahnya. Mama menampung air mani lelaki itu ditangan kananya. Separuh air mani yang tak terlalu banyak itu mama minum. Dan setengah lagi ia taruh di jari tengahnya.”ayo masukan”kata om nando. Dan dengan perlahan jari mama yang basah itu masuk kedalam liang rahim mama. ”akhhh…”desah mama. Lagi-lagi, sperma lelaki lain bersarang dirahim mamaku. Aku tak tahan melihat hal itu. Mama terus menusu-nusuk vaginanya hingga sperma yang ada ditanganya larut divaginanya. Aksi itu terus berlanjut. Secara bergantian,para lelaki ini memberika mama sperma mereka. Sebagian sperma mama minum dan lainya masuk kedalam liang rahimnya. Hingga bersisa seorang lelaki. Saat itu mama dengan posisi menungging menusuk-nusuk vaginanya. Lelaki yang sudah berumur lebih tua dari om nando ini mendekati om nando. ”tuan saya mohon tuan mau memberikan saya izin untuk memuaskan permiasuri tuan…”kata lelaki yang mempunyai penis yang sangat besar ini. Kalau ku tebak ukuran penis itu kira-kira 22cm dengan diameter 6cm. Om nando memandang wajah laki-laki yang duduk dihadapanya. ”silakan,kau kuijinkan untuk menikmati permaisuriku,”kata om nando.” trima kasih tuan”kata laki-laki itu yang langsung mendekati mama. Mama menghentikan aksinya.Laki-laki itu memeluknya erat dari belakang.

“akh…sh…”desah mama ketika ke-2 telapak tangan kasar lelaki ini meraba payudara mama. Lidahnya menjilati leher mama yang basah berkeringat. Suasana semakin erotik ketika tangan lelaki ini mengarahkan penisnya yang sudah mengacung dari tadi kelubang surgawi mama.
”oughh…sh…pelan-pelan…”desah mama ketika kepala penis lelaki ini masuk kedalam vaginanya. Dengan sedikit sulit penis lelaki ini masuk kedalam vagina mama. ”akkhhhhhh….”desah mama ketika seluruh penis laki-laki ini bersarang di vaginanya. Ia mulai memompa dengan perlahan. Lidahnya tetap bermain menjilati leher mama yang indah dan kedua tanganya meremas-remas payudara mama yang padat dan kenyal. Mama mendesah begitu dahsyat. Tubuhku kembali dialiri aliran birahi yang membuatku menikmati suasana. Aku seperti kehilangan akal dan menginginkan lebih banyak lelaki menyetubuhi mama. Mama mengeluh kenikmatan. Tubuhnya semakin basah. Dan tak lama kemudian terdengar mama berteriak ”ooohhhhhhhhh….”. Mama mencapai puncaknya begitu juga dengan lelaki ini. Mama menutup matanya. Kupikir ia senang ternyata mama meneteskan air mata kembali dari matanya yang indah. Laki-laki itu mencabut penisnya dan mama langsung tergeletak lemas di lantai. Vaginanya tampak basah cairan putih-putih dan setetes demi setetes cairan yang memenuhi liang rahimnya itu keluar dari bibir vaginanya. Om nando dan adul tidak memberikan expresi apa-apa. Lelaki ini menutup celananya. Dan berjalan kearah om nando. ”terima kasih tuan..”katanya. Om nando mempersilakanya untuk pergi. Sementara itu ibuku yang cantik tergolek lemas di atas lantai. Om nando mendekatinya. Mama melempar senyuman manis ke arah om nando. Lalu om nando memanggil wanita tua yang tadi memandikan mama. ”bersihkan tubuhnya” kata om nando kepada wanita ini lalu pergi meninggalkan mama.

Singkat cerita malam tiba. Aku dan rocy menumpang mandi dirumah seorang kuli yang mengetahui keberadaan kami. Sekitar jam 7 malam kami kembali. Kami kembali ke pos tadi. Tak lama kemudian terlihat sebuah mobil ford triton twin cabin datang. Dari mobil itu turun seorang lelaki jepang dan seorang bule. Kedua lelaki itu berbadan sangat besar,lebih besar dari bang adul. Kira-kira tinggi mereka 190cm keatas. Om nando yang memakai kemeja dan celana panjang menyambut ke-2 lelaki ini dengan gelak tawa dan senyuman. Rocy mengajaku untuk kembali ke asbes. Kami berada tepat di atas sebuah ruangan yang berisi sebuah segitiga lengkap dengan kursinya yang bergaya oriental. Terlihat beberapa amplop berada di tas kedua lelaki ini. Pintu terbuka dan om nando masuk bersama sang permisuri yang terlihat cantik dengan kimononya. Rambut mama dibuat terikat kebelakang bergaya jepang dan pipinya berwarna merah. Sungguh-sungguh menawan. Aku sangat yakin mama tidak memakai daleman apapun. kedua lelaki ini sangat tertarik ketika melihat kehadiran mama. Ketika mama bersalaman dengan mereka, tangan mama dielus dan dicium. Permainan pun dimulai. Mama duduk dipangkuan om nando yang sedang bermain kartu dengan 2 lelaki asing ini.

Sesekali bibir om nando mencium pipi mama dan tanganya meremas-remas payudara mama. Itu terlihat membuat ke-2 lelaki asing ini iri. ”ha…ha…ummph…”tawa om nando diiringi dengan mencium pipi mama karena ia telah berhasil memenangkan game yang pertama. Selama 3 game pertama, om nando menang dan selalu mencium pipi dan leher mama. ”akan kuberikan kau emas, mobil bahkan rumah untuk kau dan aku…”katanya sambil memasukan uang hasil taruhan kedalam tas kecilnya. Dan game-4 om nando kalah dan dimenangi oleh orang jepang. Dan di-game kelima om nando berhasil memenangkan taruhan senilai US$ 1800 atau senilai dengan 17jtan. Mama menempelkan kepala om nando yang mencium lehernya kebagian pertengahan dadanya. Wajah dari ke-2 orang asing ini terlihat memanas.

Mereka dari tadi sudah menggaruk-garukan selangkanganya. Mereka mengeluarkan 5 amplop yang berisi uang dari tas mereka dan melemparnya ke atas meja. Om nando memandang kearah 2orang lelaki ini. Suasana sempat hening sebelum terdengar suara tawa dari om nando dan 2 orang asing ini. 2 orang asing ini berdiri dan melepas kemeja dan celana yang mereka kenakan. Hingga menyisakan celana dalam. Wajah mama berubah menjadi ketakutan. ”ha..ha…”tawa om nando yang mendorong tubuh mama ke arah orang jepang yang langsung menangkap. Mama berada didekapan orang jepang yang membuka kimononya. bless…kimono mama terlepas dan melayang jatuh kelantai. Mama telah bugil tanpa sehelai benangpun. Tangan kanan si jepang mengelus selangkangan mama yang putih bersih dengan bibir vagina yang bewarna merah.

“owww….”desah si bule memandang mama. Om nando keluar membawa tasnya yang berisi uang. Senyuman manis dilemparkan om nando ke arah mama yang memandang tajam dirinya. ”bajingan kamu…”kata mama yang diiringi dengan tetesan air mata. Si jepang menjilati leher mama dan bagian belakang mama. Sementara itu si bule tampak menciumi bibir mama yang berwarna pink. Ciuman itu begitu panas hingga aku kembali terangsang. Kedua tangan kekar si bule meremas-remas payudara mama yang padat dan kenyal walau sudah agak turun. Si bule terus menciumi bibir mama yang tipis membuatku dan rocy terangsang. Kedua lelaki ini mendudukan mama keatas meja. Mereka saling berbagi. Si bule mendapat jatah menjilati payudara mama sebelah kanan dan si jepang menjilati payudara mama sebelah kiri.

Lidah kedua orang asing ini menari-nari menjilati susu mama. Mama hanya bisa mendesah dan menutup rapat-rapat matanya. Si bule meremas dan menggigit puting susu mama.ouchh,…desah mama. Kemudian si jepang asyik memplintir puting susu mama dan tanganya mengelus-ngelus paha mama. Dan 2 jari si jepang menusuk liang kewanitaan mama. ”aouhh…shh”desah mama. 2 jari itu keluar masuk divagina mama. Si bule semakin ganas menghisapi puting susu mama.Lidahnya naik menjilati leher mama.

Setelah mereka puas,mereka merubah posisi. Si jepang berada berjongkok di depan vagina mama sementara si bule mengacungkan batang zakarnya yang berurat panjang di depan mulut mama. Permainan pun berlanjut. Penis si bule keluar masuk mulut mama. Tangan mama mengelus-ngelus kepala si jepang yang sedang asyik menjilati vagina mama. Terdengar beberapa erangan dari si bule ketika mama menghisap kepala penisnya. ouhh…..aku semakin terangsang. Kulihat sampingku, rocy mengocok-ngocok penisnya yang hari itu sudah menembak 2x sementara aku belum sekalipun. jepang menghisap-hisap bibir vagina mamaku. Lidahnya naik turun menyalurkan rangsangan pada bagian paling intim ini. Tangannya pun ikut bekerja meremas-remas bukit susu mama untuk menambah rangsangan kenikmatan. Karena sudah tak tahan, aku mengocok-ngocok penisku sambil mengikuti permainan mereka. Mama mencabut penis si bule dari mulutnya dan mengocok penis yang semakin panjang itu dengan tangan kanannya. ahh…sh….desah mama. Aku tak melihat kesedihan mama. Yang ku tahu mama pasti sudah terangsang. ”akkh…ouch….shhh….”desah mama. Dan cairan deras mengucur dari liang rahim mama keluar dari bibir vagina mama dan membasahi wajah si jepang.

Lalu mereka memposisikan mama miring. Si jepang mengacungkan tongkolnya di depan mulut mama yang langsung diterkam oleh mulut mama. Sementara itu si bule mengarahkan rudalnya ke dalam vagina mama. ssluuurppp…penis si bule yang hampir sama dengan penis om nando masuk bersarang diliang rahim mama. plek..plek..suara becek terdengar ketika si bule mulai memompa mama. Mama sempat mendesah ahh…shh….sebelum si jepang menarik kepalanya dan menekan penisnya kedalam mulut mama. Tubuh mama bergoyang ketika 2 orang asing ini mencumbunya. Kupercepat kocokan penisku ketika melihat si bule mempercepat pompaanya di vagina mama. Payudara mama bergoyang kesana kemari. Dan mama mencabut penis si jepang dari mulutnya dan berteriak akhhhhhhhh…… Mama mencapai puncak orgasmenya. Si bule memejamkan kedua matanya menikmati isapan vagina mama. Si bule mencabut penisnya yang basah dari vagina mama. Dan kemudian si jepang menaruh mama di atas tubuhnya. Lalu mengarahkan alat vitalnya yang putih mengkilat ke dalam vagina mama .cek…plek…suara becek kembali memenuhi ruangan itu bersama dengan desahan yang keluar dari mulut suci mama. Sementara itu si bule bersiap untuk memasukan tongkolnya kedalam lubang dubur mama. ”aouchh….shh…sakit.. stop…”desah mama ketika kepala penis si bule mendobrak masuk kedalam lubang dubur mama yang tak pernah diisi oleh penis lelaki. Si bule ingin melakukan anal sex dengan mama. Dan mama teriak dan memejamkan matanya ketika duburnya yang sempit berhasil dijebol oleh si bule. akhh….oghhhh…..shhhhhh…..ahh…. ”desah mama berulang kali ketika mendapat DOUBLE PENETRATION dari 2 orang asing ini. 1 penis divaginanya dan 1 penis dil ubang anusnya. Goyangan itu tak terlalu cepat. 2orang asing ini terlihat sangat menikmati kenikmatan tubuh ibuku. Tak selang beberapa menit mama orgasme lagi. Si jepang turut mendesah sama seperti mama. Lalu ia mencabut penisnya. Si bule kembali memasukan penisnya kedalam liang kewanitaan mama.

Sedikit desahan keluar ketika si bule mendogie style mama. Lama kelamaan pompaan si bule semakin cepat. Tampak seluruh otot si bule yang kekar. Sementara itu si jepang terlihat mengocok-ngocok sendiri penisnya. Aku semakin tak tahan dan ingin menembakan maniku tapi kucoba mengendalikan diri. Dan pompaan itu begitu cepat. Sampai-sampai kulihat mama memejamkan matanya dan membuka mulutnya lebar-lebar. akhh….shh…akhhhhhh….mama kembali orgasme untuk kesekian kalinya. Si bule mencabut penisnya dan dengan cepat si jepang menancapkan penisnya divagina mama. Mulut mama diisi dengan penis si bule yang tadi menjebol duburnya dan vagina mama diisi oleh penis si jepang. Hanya beberapa kali pompaan si jepang mencabut penisnya. Begitu juga dengan mama yang mencabut penis si bule dari mulut mama. Tangan kiri mama memegang penis si bule dan tangan kanan mama memegang penis si jepang. Mama mengocok kedua penis itu dengan sangat cepat. Sesekali mama menghisap kepala penis si bule dan si jepang hingga akhirnya.crooot..crooot..si jepang menyemprotkan maninya diwajah mama dan mama langsung mengelap mani itu dengan tanganya lalu menghisapnya. Tak lama kemudia si bule yang langsung menancapkan kepala penisnya di mulut mama.crooot…croot..mani si bule jauh lebih banyak dari si jepang.ahh….desah si bule. Lalu mama terduduk di atas meja dan membersikan mulutnya. Sementara kedua lelaki ini menghembuskan nafas dan terduduk di kursi. Dan akhirnya aku juga menyemprotkan maniku.

Mama bangkit dari duduknya dan memumut kimononya yang terjatuh dilantai. ”asyik ya…”kata si bule dengan bahasa indonesia. ”ia “jawab mama dengan senyuman. Kemudian dengan camera photo si jepang memfoto si bule yang sedang memeluk dan mencium mama. Tak lama kemudian pintu terbuka dan om nando masuk. Expresi wajah mama berubah ketika kedatangan om nando. ”istri-mu begitu cantik dan sedap, boleh aku meminjamnya”kata si bule. ”oh dia bukan istriku,dia hanya wanita miskin yang secara tak sengaja kutemukan dan ternyata ia memiliki tubuh yang sedap”kata om nando dengan lancang. ”seperti pelacur”sahut si jepang. ”oh ya”kata om nando dengan senyuman. Si jepang yang masih bugil membuka tasnya.”oh kita punya sesuatu”kata si jepang yang mengeluarkan sebuah jarum suntik yang sudah diisi cairan. ”biar fly…ha..ha”kata si jepang. Mamaku yang berdiri didekat bule mencoba berlari namun dengan sigap si bule menarik tanganya. ”sini mau kemana..ha..ha”kata si bule memegangi mama. Om nando memegangi tangan mama yang mencoba melakukan perlawanan. ”itu sejenis obat morfin yang membuat mama-mu seperti orang teleng…”kata rocy. Dan si jepang menusukan jarum itu ketangan kanan mamaku. ”akhh….lepaskan”desah mama ketika jarum itu tertancap ditanganya. Setelah cairan itu masuk ketubuh mama,si bule dan om nando melepaskan mama. Mama berdiri dan mencoba berlari. Baru 1 langkah ia sudah tersungkur dilantai.”hha.aa.hhaaa…hhaaa.. ”tawa ketiga lelaki ini

 
Design and Bloggerized by Fendy Indrawan
Space Ads close

Sponsor Ads