Tuesday, January 18, 2011

Aku ingin pulang

Namaku Sony, wajahku ganteng, tubuh tinggi dan sexy sehingga banyak cewek tergila-gila. Tapi keadaan ekonomiku kurang mencukupi. Pernah aku mencintai dan ingin melamar seorang gadis idamanku. Orang tuanya menolak lamaranku karena aku miskin. Disaat itulah aku ditawari sebuah pekerjaan oleh atasan bapakku dimana beliau bekerja. Aku akan diberi kedudukan, tapi dengan syarat aku harus mau menjadi suami kontrak anaknya yang hamil diluar nikah. Oleh karena keadaan itulah aku menerima persyaratannya meskipun bapakku tidak setuju akan keputusanku. Tapi karena tekadku sudah bulat maka aku terpaksa tidak mendengar nasehat bapakku. Maka berangkatlah aku menuju ke rumahnya.

Sesampai di rumahnya, aku dikenalkan dengan cewek calon istriku itu. Namanya Sari. Cantik juga orangnya tapi agak sombong dan cerewetnya minta ampun. Dia melihatku cuek dan sepertinya tidak ada rasa suka padaku. Wuih hebat juga nich cewek, padahal di kampung aku jadi primadona desa. Cewek-cewek yang mandi di sungai biasanya mengajakku untuk mandi bersama. Mereka tidak malu telanjang di hadapanku, mulai dari gadis cilik, gadis perawan, ibu-ibu muda, janda muda, janda tua, bahkan sampai nenek-nenek pun pamer tubuh di hadapanku. Aku sungguh heran dengan cewek satu ini kenapa dia tidak ada rasa suka sama sekali padaku yang ganteng ini.

Di saat hari pernikahan, dia tidak menampakkan wajah gembira sama sekali. Wajahnya murung dan cuek padaku, meskipun di hadapan tamu dia masih bisa tersenyum.

Selesai acara resepsi pernikahan kami, disaat para tamu sudah pulang. Dia langsung masuk ke kamar. Aku langsung menyusul dari belakang, tapi tidak kuduga pintu kamar telah terkunci dari dalam. Aku bingung dan agak kesal karena sikapnya. Sepertinya dia tidak menghormatiku, meskipun aku hanya suami kontrakan. Kedua mertuaku pun jadi bingung akan sikap anaknya. Mereka minta maaf padaku, lalu menyuruhku tidur di kamar tamu.

Keesokan harinya, disaat aku mau mandi dan ganti baju kuketok pintu kamarnya yang terkunci. Nggak ada jawaban. "Sayang, aku mau mandi.. tolong buka pintunya dong..?" Tidak ada jawaban, aku bingung. Lalu.. "Sayang, aku mau berangkat kerja nich nanti telat lho.. Tolong buka pintunya sayang.?"

Lalu beberapa saat kemudian pintu kamar terbuka, aku masuk. Kulihat dia tidur lagi dengan posisi tengkurap, memakai daster putih transparan sehingga lekuk-lekuk tubuhnya kelihatan jelas sekali. Pantatnya yang montok itu terpampang jelas karena ia tidak memakai CD. Lalu aku masuk ke kamar mandi, sengaja pintu kamar mandi tidak kututup. Saat aku sedang mandi dan kebetulan aku sedang menggosok penisku yang besar dan panjang dengan sabun LUX dan penisku sedang berdiri tegak karena gosokanku tadi. "Eeehh.." tiba-tiba Sari masuk terburu-buru sambil kedua tangannya mengangkat dasternya ke atas. Melihat aku ada di dalam kamar mandi dan kebetulan aku menghadap ke arah pintu.

"Aaahh.. Sonnyy.." teriaknya kaget sekaligus senang tertahan sambil menutupkan kedua tangannya ke arah mulutnya, tapi matanya yang terbelalak kaget itu tetap tertuju ke arah penisku. Lalu..
"Sonnyy.." lanjutnya setelah kekagetannya sedikit hilang, "Lho.. kok.. pintunya nggak ditutup sih.." katanya. Sambil matanya masih tetap tertegun ke arah penisku.
"Lho.. ini kan kamar mandi kita Sayang.. buat apa pintunya ditutup.. ya kan sayang.. Kamu pasti mau pipis kan Sayang.. sini aku bantu.. buka aja dasternya biar nggak basah nanti.." kataku sambil membuka dasternya dan terpampanglah tubuhnya yang indah, susunya yang besar dan perutnya yang datar. Dan itu.. vaginanya yang ditumbuhi bulu-bulu hitam yang lumayan lebat dan mungil.

"Akhh.. kamu orangnya lembut juga ya Son..? Oh.. ya maafkan aku tadi malam, bukannya aku tidak mau menerima kamu sebagai suamiku meski hanya kontrakan. Tapi sebetulnya aku hanya memberi sebuah ujian buat kamu. Apakah kamu mau mengawini aku yang sudah ternoda ini dengan tulus dan ikhlas. Dan sepertinya kamu orangnya baik dan sabar. Buktinya tadi sewaktu kamu masuk ke kamar, kamu ingat kan aku tidur tanpa menggunakan CD dan BH. Itu juga suatu ujian buat kamu, apakah kamu kuat menahan nafsumu untuk tidak menyentuhku sebelum aku mengijinkanmu untuk menyentuhku. Dan sekarang kamu memiliki semua apa yang kumiliki dan tentunya apa yang kamu miliki juga akan jadi milikku. Nah, sekarang aku mau pipis dan kamu harus meminum air kencingku sebagai tanda kamu cinta padaku. Dan nanti aku juga meminum air kencingmu.. jadi kita adil.. bagaimana Sayang setujukah kamu..?" katanya.
"Baiklah, Sayang.. Ayo arahkan vaginamu ke mukaku..?"
Hatiku berdebar, aku belum pernah merasakan bagaimana dikencingi orang, siapa yang mau? Tapi demi masa depanku, aku merelakan nasibku yang malang.

Lalu dia berdiri diantara kepalaku, kemudian pelan-pelan dia jongkok di atas wajahku, kurasakan vaginanya menyentuh hidungku. Aku sedikit menekan pinggulnya sehingga hidungku amblas ke dalam vaginanya, dia tak peduli, terus digosok-gosokkan vaginanya di sana, setelah itu lidahku mulai menjulur lalu menjilati lubang pantatnya lagi, sementara dia sepertinya sudah tidak tahan.

"Awas.. mau keluar Sayang.."
Aku memejamkan mataku. Diarahkannya lubang vaginanya ke mulutku, dikuakkan bibir vaginanya supaya air kencingnya tidak memencar, lalu aku menjulurkan lidahku menjilati bibir vaginanya, lalu memancarlah air kencingnya dengan sangat deras, semuanya masuk ke dalam mulutku, sebagian besar keluar lagi. Setelah itu, kutusuk vaginanya dengan jariku sehingga kencingnya tertahan seketika, badannya mulai menggeliat dan mulutnya mendesah. Kenikmatan yang luar biasa dirasakannya ketika kencingnya tertahan oleh jariku. Lalu vaginanya kutusuk terus keluar masuk dengan jariku.

Kira-kira 1 menit kulihat air kencingnya kembali memancar dashyat, sambil kencing dia menggosok-gosokkan vaginanya ke seluruh wajahku. Aku masih memejamkan mata. Akhirnya kulihat air kencingnya habis, yang keluar cuma tetes tersisa disertai lendir bening keputihan menjuntai masuk ke dalam mulutku, dan aku langsung menjilat serta menghisap habis. Dia mungkin juga tidak tahan, lalu mencium mulutku dengan lahap, terus dia memegang penisku, dikocok-kocoknya penisku, kemudian dikulumnya penisku yang besar itu. Dia menyuruhku nungging di atas wajahnya, lalu disedotnya penisku yang sudah basah sekali oleh lendir bening yang terus-menerus menetes dari lubang kencingku. Aku mulai memompa penisku di dalam mulutnya, keluar masuk seolah-olah mulutnya adalah vaginanya, dia tidak peduli. Dia beranikan diri mencoba menjilat lubang pantatku yang berbulu lebat dan berwarna kehitam-hitaman. Dia menjilat lubang pantatku, kadang-kadang disedotnya 2 telor kembarku, kadang-kadang penisku kembali masuk ke mulutnya. Tak lama kemudian tubuhku menegang lalu aku menjerit keras. Penisku menyemburkan air mani yang banyak sekali ke dalam mulutnya. Dia hisap terus, dia menelan semua air maniku yang agak asin tapi gurih itu, dan sebagian menyembur ke wajahnya, terus dikocok lagi penisku, aku seperti meregang nyawa, tubuhku meliuk-liuk disertai erangan-erangan keras. Setelah beberapa lama, akhirnya penisku agak melemas, tapi terus dihisapnya dengan mulutnya.

"Nah, sekarang giliran kamu Sayang.. ok?"
"Baiklah Sayang, aku siap..?"

Kemudian aku berlutut di atas wajahnya, lalu kedua tanganku mengangkat kepalanya sehingga penisku tepat mengarah ke mulutnya. Dia jilat-jilat kepala penisku yang masih berlendir. Tak lama kemudian air kencingku menyembur masuk ke dalam mulutnya. Dia pejamkan matanya, kemudian air kencingku terus menyembur ke seluruh wajahnya, sebagian diminumnya. Lalu, kupukulkan penisku ke wajah dan mulutnya. Setelah habis kencingku, dia kembali menyedot penisku sambil mengocoknya.

Kira-kira 1 menit penisku mulai besar dan tegang kembali, keras seperti tiang listrik. Aku lalu mengarahkan penisku ke vaginanya, dituntunnya penisku itu masuk ke dalam vaginanya. Kemudian aku mulai memompa penisku yang besar itu ke dalam vaginanya. Dia merasakan kenikmatan yang bukan main setiap penisku kucabut lalu kutusukkan lagi. Kadang-kadang aku mencabut penisku lalu kumasukkan ke dalam mulutnya, kemudian aku mulai berusaha menusukkan penisku masuk ke dalam lubang pantatnya.

"Pelan-pelan Sayang.. sakit.. uhh.." katanya.
Kemudian penisku itu mulai menerobos pelan masuk ke dalam lubang pantatnya, dia agak kesakitan, tapi diantara rasa sakit itu mungkin dia merasakan ada rasa nikmatnya. Dia makin lama makin menikmati, sudah 2 kali dia mencapai orgasme, sedangkan aku masih terus bergantian menusuk vagina dan pantatnya. Tubuh kami sudah berkubang keringat dan air kencing, kulihat lantai kamar mandinya yang tadinya kering, sekarang basah semua.

"Aakkhh.. Sarii, Saarrii.. aa.." aku merengek-rengek keenakan sambil memompa terus penisku di dalam lubang pantatnya. Dengan sigap dia bangun lalu secepat guntur terus dimasukkannya penisku ke dalam mulutnya, dikulumnya penisku itu sampai akhirnya menyemburlah cairan kenikmatan dari penisku. Air maniku menyembur banyak sekali, sebagian ditelannya, sebagian lagi diarahkannya ke wajahnya sendiri sehingga seluruh wajahnya berlumuran air maniku.

Kemudian aku menggosok-gosokkan penisku ke seluruh wajahnya, lalu kami berpelukan erat sambil bergulingan di lantai kamar mandi. Kami saling berciuman sangat dalam sekali.

"Sony kamu sungguh luar biasa Sayang, kamu sangat lembut, romantis, baik dan selalu menuruti segala permintaanku.. oohh.. kamu sungguh suami yang pengertian.. Son.. peluk dan cium aku lagi Son.. oohh.. sayangku aku cinta kamu.." katanya sambil memeluk dan menciumiku dengan agresif.

"Aku bahagia kamu mau menerima aku, Sari sayang.." kataku sambil membalas ciumannya.
Kepuasan yang mestinya kudapat tadi malam, tercapai sudah dan itu benar-benar sangat berarti bagiku. Sari makin sayang denganku.

Mohon saran dan tanggapannya. Oh ya, khusus untuk cewek-cewek, segala status, segala usia, yang ingin kenalan, berbagi cerita atau pengalaman, langsung saja hubungi saya via e-mail.

TAMAT

Thursday, January 13, 2011

Melepas kangen

Jam menunjukkan pukul 6.45 malam. Masih ada waktu 1/2 jam sebelum Edwin datang. Kami belum pernah bertemu muka. Kami hanya bertemu online selama ini di ruang chat. Alasannya, ya karena aku tidak tinggal di kota yg sama dengannya. Bakalan mahal jika ingin sering bertemu. Keinginan bertemu bukan hanya karena ingin saling kenal lebih dekat tapi juga karena semakin memanasnya pembicaraan kami.

Bisa ditebak.. pembicaraan kami sudah melewati masa-masa bla bla bla.. dan berakhir dengan cyber sex. Bukan hanya sekedar chat sex tapi juga sex yg memuaskan, yah walaupun hanya di chat. Akhirnya setelah sekian lama, akulah yg memberanikan diri datang ke kota nya. Sekalian jalan-jalan. Dan malam ini, Edwin berjanji akan mengajakku makan malam bersama.

"Ting tong.. ting tong.. ting tong..", tepat pukul 7 malam suara bel kamar hotelku berbunyi 3 kali. Aku segera menghampiri pintu dan saat kubuka.., Edwin kulihat berdiri di depanku. Tampak gagah dan maskulin. Ternyata tidak jauh berbeda dari foto yg di kirimkannya ke emailku.

Sebaliknya, kulihat Edwin tertegun dengan apa yang kupakai malam ini. Aku mengenakan gaun tipis krem sepaha dengan tali kecil di pundak. Matanya masih tertegun melihat bercak 2 bulatan BH 34B di dadaku dan g-string yg tembus pandang tersorot lampu di gang.

"Silakan masuk.." kataku sambil menarik tangannya dengan manja. Hanya saja Edwin sepertinya tidak sabar dengan kedatanganku yg sudah ditunggu-tunggunya. Tanganku ditariknya lembut, badanku dipeluknya dengan hangat. Hingga wajahku tepat berada di depan wajahnya. "Aku kangen banget sama kamu, sayang" ucapnya sambil berniat menciumku. Aku berusaha menjauh, tapi tak kulepas dekapannya. Kututup bibirnya dengan telunjukku. "Eiitt.. sabar dong, win. Masak mau serobot aja sih. " aku mengerling nakal padanya. Dan kuajak ke sofa di kamarku. Kubiarkan dia duduk di sana dan bukan di tempat tidur yg terbentang di depan kami.

"Mau minum apa? Aku hanya punya bir dan coca cola kaleng," ucapku seraya melangkah ke kulkas. "Bir saja, enak minum bir dengan wanita cantik seperti kamu," Edwin mulai sadar rupanya.. hingga bisa berbicara lebih banyak. Aku tersenyum mendengar ucapannya. Aku ambil bir buatnya dan coca cola buat aku sendiri. Aku duduk di sebelah kanannya. Saat kuteguk minumanku, kaki kananku kusilakan di atas kaki kiriku. Karena bajuku tidak seberapa panjang, terbuka deh pahaku. Walaupun Edwin juga sedang menegak minumannya, matanya tidak henti-hentinya melihat pahaku yg putih mulus.
"Kamu cantik sekali, Sarah," tangannya mulai berkelana. Kali ini mengusap-usap pahaku. Dan menggeser badannya. "Kamu juga ganteng," bisikku manja di telinganya. Semakin tidak sabaran dia. Nafasnya kudengar sudah tidak teratur. Kaleng birnya dan kaleng coca colaku ditaruhnya di atas meja kecil sebelahnya.

"Aku kangenn banget sama kamu. Aku ingin 'telen' kamu.. Sar" gitu istilah Edwin jika ingin mulai main. Kecupan kecil mendarat di bibirku. Aku balas dengan lembut. Kulihat matanya penuh dengan rasa kangen. Kecupannya berubah menjadi ciuman yang lebih bernafsu. Lidahnya bermain-main dengan penuh nafsu di mulutku diikuti dengan nafasnya yang tak tertahankan. Begitu lincahnya membuat aku pun mulai terangsang, kubalas juga dengan permainan lidahku di mulutnya. Kehangantan meliputi kami berdua. Duduk kami semakin mendekat. Tangan kanannya memelukku dg lembutnya. Tangan kirinya sudah mulai berjalan lebih jauh di pahaku. "hmm.. hmm.." desahku seirama permainan lidah kami. Kulingkarkan kedua lenganku di lehernya. "Aku kangen kamu juga, win" di sela-sela permainan lidah kami.

Hingga akhirnya Edwin tak tahan, dan dengan perlahan namun pasti Edwin membuka gaunku tanpa mengurangi kehangatan kami. Sekarang tinggal bra tanpa tali dan g-string putihku. Kulihat matanya terpukau dengan pemandangan di depannya. "Bikin kamu tambah kepingin, ya win," kerlingku nakal. "Iya, sayang.." jawabnya sambil tangannya mulai menjelajahi lipatan gunungku. Dielusnya, dipandangnya, dielusnya lagi dan dikecupnya bra ku. Ahh.. lembutnya. "Kita ga jadi makan malam, win?" tanyaku mangingatkan. "Ga laper aku, aku lebih laper kamu.." senyumnya.

Sambil perlahan berdiri, aku tarik tangannya. Dengan isyarat mataku, Edwin tahu aku minta dia berpindah ke tempat tidur. Kudorong dia, mengisyaratkan supaya dia berbaring di tempat tidur. Kubiarkan dia bertanya-tanya dalam hati. Dengan pakaian yang lengkap kubiarkan dia berbaring. Aku naik juga ke tempat tidur, dengan hanya mengenakan bra dan g-string. Aku naik ke atasnya. Kucium lembut bibirnya. Perlahan aku buka kancing kemejanya. Dibantunya aku dengan sedikit mengangkat badannya, hingga aku bisa melepaskan kemejanya dengan mudah. Di hadapanku sekarang terbentang dada bidangnya. Kucium perlahan dadanya. Kujilat-jilat putingnya, yang kiri .. yang kanan. Aku tak tahu apa yg dirasakannya. Yang kutahu tangannya mengelus-elus lembut rambutku. "Sarah.. enak sayang.." lidahku meneruskan perjalanannya. Sedikit ke bawah, jilatanku semakin membuatnya semakin gemas mengusap-usap rambutku. Perutnya pun tak lepas dari jilatanku. "Kamu pintar ya.." bisiknya tertahan.

Hingga ke bawah perut. Masih ada celana panjang yg menutup gerakan-gerakan tak karuan dibaliknya. Ada onggokan yg ingin segera terlepaskan. Aku lirik Edwin, dan matanya memintaku untuk membebaskan. Aku menggeleng nakal.. "Ngga, ah.. sabar dong.." aku lanjutkan lagi kecupanku. Aku kecup tonjolan itu. Cup..cup..cup.. Aku tersenyum lebar, sewaktu kulihat matanya memohon dengan sangat.
"Tunggu ya.. aku pingin kecup dari luar dulu." Aku kecup lagi. Aku masukan tonjolan itu di mulutku. "Sarah nakal ya.. buka dong, sayang. Aku ngga tahan, nih" Akhirnya kubuka ikat pinggangnya. Dan resletingnya. Kulirik lagi, matanya sudah semakin memohon. Akhirnya kubuka celana panjangnya. Terpikir lagi keinginan untuk mengganggunya. Kubiarkan CD nya. Kukecup lagi tonjolannya yang sudah semakin besar itu. Ahh.. kalo mau jujur, aku juga sudah tidak tahan melihatnya. Ingin kutelan rasanya. Tapi aku ingin mengganggunya juga.. hehe.. Aku masukan tonjolan itu ke mulutku. Kukulum perlahan. Ahh.. gerakannya semakin tak karuan. "Sarah.. buka sayang, bukaa.."

Aku buka juga akhirnya. WOW.. besaarr sekalii.. aku tak percaya mataku. Dengan tak sabar kupegang batang besar itu. Aku usap-usap. "Suka sayang?" tanya Edwin. "Suka banget. Punyamu besar banget, win" Aku jilat-jilat pinggirannya. Dari atas ke bawah, Aku balik lagi dari bawah ke atas. Sesekali kurasakan gerakannya yg semakin tak henti. "Enakk sayangg.. teruuss.." pintanya. Kujilat belahannya. Lidahku bermain-main di sana. Membuat gerakan nakal. Semakin cepat, seirama kocokan tanganku yang juga semakin cepat. Aku masukan kepalanya ke mulutku. Aku sedot seperti makan es krim. Sesekali lidahku bermain di belahannya.
"Aghh.. enakk.." Aku semakin menjadi-jadi mendengar erangannya. Kubuka bra ku. Biar gerakanku semakin lepas. Kusentuh buah dadaku dengan penisnya. Kuputar-putar penisnya mengelilingi dadaku. Melingkari bongkahanku dan putingku. Yg kiri.. yg kanan.. ahh.. enaknya. Kumasukan lagi ke mulutku, kali ini lebih dalam. Hampir menyentuh ujung mulutku. Aghh.. sedapnya.

Aku sedoott lebih lama. "srrpp.. srpp.." Aku mainkan juga lidahku di dalam sana. Kuempot sampe terdengar suaraku sendiri. "Aghh.. enak sayang. Enak banget. Kamu pinterr.. terus sayang.." erangnya. Kulepas lagi.. kali ini tanganku yg bermain. Kukocok perlahan, perlahan dan akhirnya lebih cepat. Matanya terpejam menahan gejolak yg ada. Kutahu.. pasti dia tidak mau keluar sekarang. Hehe.. dasar cowok. Aku mau kerjain lagi ahh..

Kulepas batangnya. Edwin terkaget-kaget. "Kok udahan, sayang. Aku belum puas nih.." aku hanya tersernyum. Aku kecup bibirnya dan memintanya untuk berlutut di ujung tempat tidur. Gantian aku yang merebahkan tubuhku di hadapannya.
"Mainkan penismu, win.. kocok-kocok sendiri ya. Aku suka liat cowok mengocok penisnya. " Dia mengerti maksudku. Aku memang suka bangeett. Hadiahnya, aku juga mau beronani di hadapannya. Aku pejamkan mataku.. tanganku bergerilya di tubuhku. Tangan kiri dan kananku bermain di dadaku. Ahh.. enaknya sentuhanku sendiri. Aku basahi jari telunjuk tangan kananku dengan memasukkan ke mulutku. Kubuka mataku, ingin kuliat apa yg sedang Edwin perbuat. Ah gantengnya. Dengan penis yang sudah membesar, dikocok-kocoknya terus batangnya. Bikin aku semakin terangsang.
Aku masukan jariku perlahan ke mulutku.. kukulum jariku..kusedot. Kunikmati getaran yg ada. "Ehmm..mhhmm.." sambil mendesah-desah, badanku kugoyangkan. Kubasahi putingku dg jariku. Kulingkari putingku, sambil kulirik Edwin dengan lirikan nakal. "Kamu nakal, yaa.." sahut Edwin sambil mengocok penisnya. Matanya memancarkan kesenangan sekaligus, kelaparannya.. Kubasahi lagi sebelah buah dadaku. Kulingkari lagi.. "Uuughh.. " erangku menahan sensasi.
Kemudian tangan kananku turun ke bawah.. ke perutku.. "Ughhghh.." badanku kuangkat sedikit ke atas. "Terus sayang.." Edwin tak tahan lagi menunggu jalannya tanganku. Kuturunkan lagi. Ke atas g-stringku. Kugosok-gosok perlahan. Sambil mendesah.."mmhhmm..ehmm.." Kuselipkan satu jari ke baliknya. "Aghh..".. kurasakan memekku sudah basah. Semakin mudahnya aku memainkan jariku di sana. "Kasih liat dong sayang.." Edwin memohon supaya aku membuka g-stringku. Aku semakin menjadi-jadi.. "Sabar dong, win.." sambil jariku kumasukan ke memekku.."AGGgghh.." oh nikmatnya.. tangan kiriku semakin gencarnya meremas-remas buah dadaku. Gerakan badanku semakin tak karuan. Bergoyang ke sana kemari.

Akhirnya kubuka g-stringku. Kuturunkan perlahan. Sampai di lututku.."Bukain dong, win.." dengan cepat ditariknya g-stringku. "Ngga tahan ya.." kerlingku lagi. Kubuka pahaku lebar-lebar. Biar Edwin bisa melihat lebih jelas. Kumasukkan jari telunjuk kananku ke memekku. "Aaagghh..nikmat.." maju mundur.. pelan-pelan. Kunikmati sensasi yg ada. Memekku semakin basah. Kutambahkan jariku, kali ini 2 jari. "Aghh.. " kugoyangkan badanku. Ketika jariku keluar, kuarahkan badanku ke jari. Ketika kumasukan kumundurkan badanku. Semakin licinn.. semakin dalamm.. semakin menggila kumasukan jarikuu.. "Oghh..Oghh.."
Tangan kiriku berpindah. Kugunakan jari kiriku memainkan klitorisku. "aghh.. " semakin lama semakin tak terbendung lagi.. kugerak-gerakkan terus jariku. Keluar masuk. Keluar masuk. Semakin cepat. Akhirnya.. "Ahh.." aku tak tahan lagii.. becek deh. Basah. Becek. Aku lemas.. Di ujung sana, Edwin tersenyum puas melihat pemandangan tadi. "Kamu cantik sekali, sayang.. aku suka melihatnya." Edwin mendekatkan wajahnya ke wajahku.

"Masih mau aku?" tanyaku. "Mau dong sayang.." Kami berciuman lagi. Penisnya yg besar, terasa di belahan pahaku. Kadang terasa menyenggol memekku. Ciumannya yg lembut sangat menyentuh. Lidahnya mencari-cari lidahku. Edwin tahu sekali menghidupkan gariahku kembali. Nakal dia, di awal-awal chat kami, dia menyelidiki apa yang aku suka. Kini badan kami yg tanpa benang sehelaipun saling berpelukan dalam kehangatan. "mmhh..hmm." desahku merasakan lembut ciumannya. Ciuman Edwin berpindah ke leherku, dijilatnya leherku, yg semakin membuat aku terangsang.
"Edwinn.."
"Ya sayang.."
Jilatannya semakin turun, ke dadaku.. ke buah dadaku. "Aghh.." kurasakan buah dada kiriku basah oleh jilatannya. Sementara yg kanan diremas-remas olehnya. "Enak, winn.." dijilatnya yg kanan, dan yg kiri diremas-remasnya.
"Winn.. teruss.. turun win.." Mukanya terangkat..
"Sabar dong sayang.." gantian lirikan nakalnya menggangguku.
"Kamu jahatt.. " ujarku sambil mengelus-elus kepalanya.
Jilatannya semakin turun. Perutku kena gilirannya. Diputar-putar lidahnya di pusarku. "Aghh.." semakin turun lagi. Dibukanya pahaku lebih lebar. Jarinya membuka memekku. Kurasakan klitorisku dijilatnya lembut.. "Ughh.. enak winn.." Dikulumnya hangat. Semakin lama semakin cepat. "Winn.. enakk.." bukan lagi klitorisku yg dijilatnya. Semakin ke bawah.. memekku dibukanya dengan kedua jarinya. Supaya lidahnya bisa masuk leluasa.."Oughh.. ennaakk .. winn.." pantatku melonjak-lonjak kenikmatan.
Dimasukkan lagi lidahnya lebih dalam, bikin aku semakin tak kuasa menahan gerakan pinggulku. "Enak winn.. ohh..oh.. enak winn.." Edwin semakin bernafsu mendengar eranganku. Sodokan lidahnya semakin menjadi-jadi. Biarpun badanku tak bisa diam, Edwin tak perduli.. "Edwinn.. enak bangett..teruuss" pantatku sedikit diangkatnya. Sekarang bukan hanya memekku yg dijilat tapi juga lubang anusku. Dijilatinya memutar lubang anusku. Sensasinya berbeda sekali. Jilatannya kembali ke memekku. Dengan posisi memekku agak di atas, dimasukannya memekku ke dalam mulutnya. Aku kaget sekali tapi enakk.. "Edwinn.. kamu apain memekku.." Edwin tak menggubris, semakin dilahapnya memekku. Diisep, dijilat, trus diisep lagi .. disedotnya klitorisku dengan sedotan yg wowww.. aku ga tau lagi apa perasaanku yg ada aku menjeritt.. "Agghh.. Edwinn.." kurasakan cairan hangat keluar dari memekku. Gilaa.. lemes aku.

Tapi Edwin ngga mau menunggu lama lagi. Ditindihnya tubuhku. Dibukanya pahaku. Didekatkannya batangnya ke lubang memekku. Digesek-gesek.. "ouhh.." dimasukkannya perlahan-lahan .. "Aahh.." rintihku. Kupejamkan mataku menikmati. Oughh.. nikmatnya. Sedikit demi sedikit batangnya menembus lebih dalam. "Achh.. enakk..teruss winn.." Edwin menggerak-gerakkan badannya. Didorongnya perlahan.. "AAagghh.. yg cepat win.. yg keras.. " pintaku. Gerakannya berubah cepat. Dorongannya pun semakin keras, hingga badanku ikut terdorong. "Ooohh enakk.. teruuss.." penisnya terasa nikmat.
"Enak sayangg..?" .
"Iya.. teruss winn.."
Aku semakin menggila, kakiku kuangkat dan kulipat mengelilingi pinggangnya. Kujepit lama tatkala Edwin mendorong masuk. "Ohh.." Gerakannya bukan hanya semakin keras tapi juga semakin cepat. Tubuhku juga semakin cepat bergerak mengikuti iramanya. "Aghh.. Sar, memek kamu enakk.." kali ini bukan hanya eranganku, tapi juga erangannya. "Punyamu juga enak, sayangg.."

Tak disangka, Edwin mencabut penisnya dan mengubah posisiku ke doggy style. Sleebb.. penisnya menembus memekku yang basah kuyub. "Oughh.. ennaakk sayangg.." kuputar-putar pantatku mengimbangi permainannya.
"Sarahh.. gila kamuu.."
".. teruuss masukin memekku. Yang keras winn.." Edwin semakin mengganas, erangannya pun tak kalah ganas.."Agghh.. memek kamu Sar..enakk.. enak ngentot sama kamu sayangg..aghh.." kata-katanya sudah tak beraturan. Badannya terus bergerak. Mendorong penisnya yg uenakk banget. Dikecupnya punggungku, diremasnya buah dadaku. Semakin membuatku ke puncak kenikmatan..
"Winn.. aku mau keluaar.."
"Tunggu sayangg.. tahan bentarr.." gerakannya semakin cepat dan semakin liar "Aghh.." erangannya semakin tak karuan. Semakin cepat, semakin liar.. aku semakin tak tahan..
"Winn.. " bersamaan.. jeritanku berpadu dengan jeritan keras Edwin.. "Achh.. aku keluar sayangg.. achh.." kurasakan cairan hangat membasahi memekku berpadu dengan cairanku.
Lemasnya lemasnya..

Tubuh Edwin memeluk erat tubuhku yg menjatuhkan diri ke tempat tidur. Aku balikkan badanku. Kupeluk dia dengan hangat dan senyum yg memuaskan..
"Makasih sayang. Kamu sudah memuaskan aku." Andi mengecup keningku.
"Ternyata kamu seperti yg aku bayangkan. Cantik dan liar di tempat tidur. Aku sayang kamu, Sar". Kamipun berpelukan, lupa akan janji kami malam itu, untuk merayakan pertemuan kami dengan makan malam bersama. Lagipula sudah jam 1 dini hari. Tak kusangka selama itu kami bermain.

TAMAT

London kota cinta dan gairah

Berikut adalah satu kisah dari responden saya yang sekarang sedang bekerja di Inggris. Hetty, saya panggil saja dia demikian, meminta saya membuat cerita ini karena sudah pernah Hetty mengirimkan ceritanya ke Rumah Seks tapi tidak pernah dimuat karena satu dan lain hal. Sengaja saya buat cerita yang tidak terlalu hardcore karena rasa hormat saya pada sifat dan karakter Hetty.

Hetty, saya persembahkan cerita ini sebagai tanda pertemanan kita. Semoga hubungan anda dengan Vijay bisa langgeng, agar Vijay bisa mengantar liburan anda ke Indonesia Juli 2005 nanti.

*****

Adalah Hetty, saat ini sekitar 30 tahun, seorang staf perawat di salah satu Rumah Sakit yang cukup ternama di London, Inggris.

Dua belas tahun yang lalu, Hetty menikah dengan lelaki teman satu kampung di Probolinggo karena dijodohkan oleh orang tuanya. Tapi ternyata hanya enam tahun saja usia perkawinannya dengan lelaki tersebut. Kelakuan suaminya yang tidak bertanggung jawab dan selalu menelantarkannya membuat Hetty tidak tahan hingga akhirnya mereka bercerai.

Ternyata nasib baik berpihak kepada Hetty dengan adanya kesempatan untuk bekerja di berbagai negara dan akhirnya saat ini Hetty tinggal dan bekerja di London.

Dengan wajah putih dan hidung mancung serta mata agak sipit seperti orang keturunan, apalagi ditambah dengan bentuk tubuh yang terawat, membuat banyak lelaki yang mencoba mendekati Hetty.

Penampilan yang menarik, apalagi bila pada musim panas Hetty selalu berpakain simpel dan ketat hingga bisa memperlihatkan lekuk indah tubuhnya, membuat lelaki menelan ludah dan bangkit nafsunya. Termasuk atasan Hetty sendiri di sana.

Sebagai janda, normal saja kalau Hetty menginginkan seseorang untuk bisa memenuhi kebutuhan biologisnya yang sudah lama tidak pernah dia dapat. Tapi sampai dengan saat ini Hetty dapat menahan hal itu karena belum ada lelaki yang cocok di hatinya.

Sebetulnya ada satu lelaki yang Hetty suka, Vijay, saat ini sekitar 27 tahun, orang Srilanka. Tapi karena dikarenakan Vijay bekerja di tempat lain yang agak jauh, maka Hetty belum mempunyai kesempatan untuk bisa melakukan pendekatan.

*****

"Hallo?", kata Hetty ketika telepon genggamnya ada yang menghubungi.
"Hetty, ini aku Vicky..", jawab suara di telepon.
"Hei.. Ada apa nih?", tanya Hetty.
"Aku undang kamu ke acara ulang tahunku.. Datang ya? Please.", kata suara di telepon lagi.
"Baiklah aku akan datang. Kapan? Siapa saja yang diundang?", tanya Hetty lagi.
"Hampir semua teman aku undang..", kata suara itu lagi sambil menyebutkan tanggal acara ulang tahunnya.
"Gitu aja, ya.. Aku akan telepon yang lain", kata suara itu lagi.
"Oke deh, bye..", kata Hetty sambil menutup telepon.

Pada hari yang telah ditentukan, malam itu Hetty segera meluncur ke tempat temannya yang berulang tahun. Sesampai di sana, sudah banyak teman-temannya yang datang. Setelah mengucapkan selamat kepada temannya yang berulang tahun, Hetty lalu bergabung dengan teman-temannya yang lain. Saat sedang mengobrol dengan meraka, tiba-tiba mata Hetty terpusat pada seorang lelaki yang sedang duduk sendiri sambil meneguk wine. Dialah Vijay. Dengan agak ragu, Hetty menghampiri Vijay sambil membawa gelas berisi wine.

"Hallo. Boleh saya duduk disini?" kata Hetty membuka pembicaraan.
"Eh, hallo.. Silahkan..", kata Vijay yang agak melamun sambil bergeser duduknya.
"Sendirian saja?", tanya Hetty sambil meneguk minumannya.
"Ya, saya datang sendiri kesini..", kata Vijay sambil tersenyum.
"Kamu sendiri?", tanya Vijay.
"Ya saya juga datang sendiri", kata Hetty sambil tersenyum.
"Saya Hetty dari Indonesia", kata Hetty sambil menyerahkan kartu namanya.
"Vijay dari Srilanka ", kata Vijay sambil menyerahkan kartu nama juga.
"Saya senang karena ada wanita cantik yang mau menemani saya", kata Vijay sambil tersenyum.

Akhirnya mereka terlibat dalam pembicaraan yang panjang. Nampaknya ada saling ketertarikan di antara mereka. Sampai akhirnya mereka harus berpisah karena acara telah usai.

"Bolehkan saya telepon kamu kapan-kapan?", tanya Vijay penuh harap.
"Tentu saja..", jawab Hetty sambil tersenyum.

Akhirnya merekapun berpisah. Malam itu juga sesampai di apartemennya, Hetty tidak dapat memejamkan matanya. Hati dan perasaannya dipenuhi dengan rasa bahagia dan rindu yang teramat sangat kepada Vijay.

"Kenapa perasaanku seperti ini?", Hetty membatin.
"Aku sangat rindu dia.. Aku ingin telepon dia!", bisik hati Hetty sambil bangkit dari tempat tidur lalu mengambil teleponnya. Dihubunginya nomor telepon Vijay.
"Hallo?", terdengar suara Vijay di telepon.
"Hallo.. Ini Hetty. Maaf kakalu aku mengganggu tidur kamu..", kata Hetty dengan nada bergetar.
"Tidak apa-apa kok, aku belum bisa tidur. Aku selalu ingat kamu..", kata Vijay.
"Benarkah?", kata Hetty dengan perasaan berbunga.
"Ya.. Saya rindu kamu", kata Vijay lagi.
"Saya juga rindu kamu..", kata Hetty sambil tersenyum.

Dan merekapun terlibat dalam percakapan untuk menyampaikan isi hati mereka yang saling menyukai. Dan sejak saat itu mereka sering berkomunikasi lewat telepon. Sampai satu bulan kemudian..

"Hallo, Hetty honey..", suara Vijay di telepon.
"Ya, ada apa, sayang?", tanya Hetty.
"Bisakah besok kita ketemu untuk makan malam?", ajak Vijay.
"Oh, tentu saja boleh.. Kebetulan aku tidak sibuk besok", kata Hetty.
"Oke deh kalau begitu..", kata Vijay sambil menyebutkan alamat dan waktu untuk bertemu.
"Baiklah sayang, sampai besok..", kata Hetty sambil menutup teleponnya.

Besok malamnya mereka bertemu di restoran yang telah ditentukan.

"Kamu sangat cantik, honey..", kata Vijay sambil memegang tangan Hetty setelah selesai makan.
"Aku sangat suka kamu..", lanjut Vijay.
"Aku juga suka kamu..", kata Hetty sambil tersenyum menatap mata Vijay.
"Bolehkan aku minta kamu menutup mata sesaat, honey?", tanya Vijay.
"Ada apa?", tanya Hetty tak mengerti.
"Tutup saja mata kamu, please..", kata Vijay lagi.

Hetty lalu menutup mata. Sementara vijay mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya.

"Bukalah matamu, honey..", kata Vijay.
"Terima dan bukalah ini..", kata Vijay sambil menyodorkan satu kotak kecil

Ketika Hetty membuka kotak tersebut, tampak sebentuk cincin berlian yang indah.

"Sangat indah.. Tapi ini untuk apa?", tanya Hetty sambil menatap Vijay.
"Untuk kamu, honey.. Karena aku cinta kamu", kata Vijay sambil meremas tangan Hetty.

Serasa melayang terbang perasaan Hetty mendengar perkataan Vijay itu. Matanya menatap tajam mata Vijay tanpa bisa berkata-kata..

"Honey?", tanya Vijay.
"Eh, ya sayang..", kata Hetty seperti tersadar.
"Aku juga cinta kamu..", kata Hetty sambil erat menggenggam tangan Vijay.

Mereka kemudian larut dalam pembicaraan romantis.

"Boleh aku antar sampai tempat kamu tinggal, honey?", tanya Vijay sambil bangkit ketika mereka mau pulang.
"Boleh sayang", kata Hetty sambil tersenyum lalu menggandeng tangan Vijay keluar restoran tersebut. Vijay lalu melarikan mobilnya ke tempat tinggal Hetty.
"Aku tidak bisa masuk ya, honey..", kata Vijay sesampai di depan apartemen Hetty.
"Kenapa?", tanya Hetty.
"Aku masih ada urusan lain, honey..", kata Vijay.
"Oke kalau begitu, hati-hati jangan sam..", perkataan Hetty terputus ketika bibir Vijay dengan lembut mengecup bibirnya.

Serr.. Berdesir perasaan Hetty karenanya. Setelah menjanda selama 6 tahun tanpa pernah disentuh laki-laki, kecupan bibir Vijay cukup membuat darah dan gairah hetty bangkit. Maka Hetty membalas kecupan Vijay dengan lumatan yang cukup panas.

"I love you..", bisik Vijay lalu kembali melumat bibir Hetty sambil tangannya memegang tengkuknya.
"I love you too..", bisik Hetty dengan nafas yang mulai memburu.
"Sudah, honey..", kata Vijay sambil menghentikan ciumannya.
"Ya, sayang.. Hati-hati di jalan ya..", kata Hetty sambil mengecup bibir Vijay lalu keluar dari mobil.
"Bye honey..", kata Vijay sambil melajukan mobilnya meninggalkan Hetty.

Tinggallah Hetty yang menatap kepergian Vijay sambil menahan gairah yang muncul. Hetty berusaha menahan dan meredam keinginan yang selalu muncul setiap saat. Siang malam yang terbayang adalah bermesraan dengan Vijay.

Sampai tiga hari kemudian setelah pertemuan terakhir mereka..

"Hallo sayang..", kata Hetty di telepon.
"Ya honey..", balas Vijay.
"Bisakah kita ketemu hari ini..?", tanya Hetty penuh harap.
"Ada apa, honey?", tanya Vijay.
"Aku sangat rindu kepadamu..", kata Hetty dengan nada agak bergetar.
"Aku ingin.. Ingin.. Aku menginginkanmu..", kata Hetty hampir berbisik.
"Boleh jujur, honey? Aku juga sangat menginginkanmu sejak beberapa hari yang lalu..", kata Vijay.
"I wanna make love to you..", bisik Hetty.
"Me too. Kapan? Dimana?", tanya Vijay dengan nafas agak memburu.
"Aku akan booking tempat..", kata Hetty sambil menyebutkan tempat dan waktunya.
"OK. I'll be there. I love you, honey", kata Vijay sambil menutup telepon.

Hetty pun segera memesan kamar di hotel sekitar dia tinggal.

Beberapa saat sebelum waktu yang dijanjikan, Hetty sudah menunggu di dalam kamar di hotel tersebut. Dengan memakai kemeja tanpa bawahan membuat penampilan Hetty semakin seksi. Apalagi tiga buah kancing kemejanya tidak dikancingkannya, sehingga buah dada montok tanpa bra bisa tampak dengan jelas. Ditambah celana dalam mini tembus pandang yang dipakai membuat Hetty tampak sempurna menggairahkan..

"Tok.. Tok.. Tok..", terdengar pintu kamar diketuk tepat pada jam yang sudah dijanjikan.

Tanpa ragu Hetty membuka pintu. Vijay langsung masuk dan menutup pintu lalu dikuncinya. Ketika Vijay dengan jelas menyaksikan penampilan Hetty yang lain dari biasanya, Vijay tidak dapat berkata-apa-apa. Matanya tak lepas memandangi tubuh Hetty dari atas sampai bawah. Apalagi ketika melihat buah dada dan celana dalam Hetty yang tampak jelas di depannya, celana Vijay tampak gembung di bagian depannya.

"Kenapa sayang?", tanya Hetty sambil tersenyum lalu duduk di tepi ranjang.

Vijay yang sudah tidak bisa menahan nafsunya segera menghampiri Hetty dan duduk di sampingnya. Tanpa banyak bicara Vijay segera melumat bibir Hetty sambil tangannya masuk ke dalam kemeja lalu mulai meremas buah dada Hetty. Hetty yang sudah sangat menginginkan hal tersebut langsung melumat bibir Vijay dengan liar sambil tangannya memegang celana depan Vijay yang sudah menggembung lalu agak meremasnya.

"Ohh sayang..", desah Hetty ketika jari-jari Vijay memainkan puting susunya.
"Buka bajunya, honey..", kata Vijay sambil melepas semua pakainnya sendiri.

Sambil melepas semua pakainnya, mata Hetty agak terbelalak melihat kontol Vijay yang besar telah berdiri tegak. Sebagai janda yang sudah lama tidak merasakan sentuhan lelaki, gairah Hetty sudah mencapai puncaknya saat itu. Vijay pun yang sudah bernafsu langsung meraih tubuh telanjang Hetty lalu membimbingnya untuk berbaring di atas ranjang.

"Ohh sayangghh..", desah Hetty ketika mulut dan lidah serta tangan Vijay bermain di kedua buah dadanya.
"Vijayy.. Oohh..", jerit lirih kenikmatan Hetty terdengar ketika tangan Vijay turun ke memeknya. Tangan Vijay mengusap dan menelusuri belahan memek Hetty yang sudah basah.
"Oh, stop sayang.. Jangan!", pinta Hetty ketika jilatan lidah Vijay turun ke perut lalu semakin turun hingga bulu kemaluan Hetty.
"Kenapa honey?", tanya Vijay sambil bangkit lalu menindih tubuh Hetty.
"Aku minta kita jangan lakukan itu..", bisik Hetty sambil meremas pantat Vijay.
"Aku tidak akan menghisap kontol kamu..", bisik Hetty lagi.
"Kamu juga jangan menjilati vagina aku, please..", bisik Hetty.
"Aku tak biasa.. Belum bisa begitu.. Mungkin nanti ya, sayang", kata Hetty sambil mengecup bibir Vijay. Vijay menatap mata Hetty dalam-dalam selama beberapa saat..
"Baiklah..", kata Vijay sambil tersenyum sambil melumat bibir Hetty.

Ciuman dan jilatan lidah Vijay lalu turun ke buah dada dan puting susu Hetty, sementara tangannya turun meraba dan mengusap-ngusap memek Hetty.

"Sayangghh! Ohh..", desah hetty sambil tangannya menggenggam kontol Vijay dan mengocoknya pelan.
"Oh, enak sekali Honey..", bisik Vijay.
"Mmhh.. Sshh..", desah Hetty keras sambil menggeliat ketika jari Vijay keluar masuk lubang memeknya.

Selang beberapa menit..

"Oohh.. Sayang, aku keluarrhh!", jerit Hetty sambil mendesakkan tangan Vijay ke memeknya lebih tekan.

Serr! Serr! Serr! Air mani Hetty menyembur banyak berulang di dalam memeknya. Sementara Vijay mengocok jarinya di memek Hetty lebih cepat.

"Ohh.. Enak sekali sayang..", kata Hetty sambil mengecup bibir Vijay.
"Cepat sekali, honey..", kata Vijay sambil melepas jarinya dari lubang memek Hetty.
"Aku sudah sangat lama tidak merasakan sentuhan laki-laki, sayang..", bisik Hetty sambil tersenyum.
"I love you, honey..", bisik Vijay sambil tangannya membuka paha Hetty lebar-lebar.

Lalu segera dikangkanginya tubuh Hetty, kemudian diarahkan kontolnya ke memek Hetty. Hetty segera membantu menggenggam kontol Vijay dan dibimbing ke lubang memeknya.

"Tekan sayang..", kata Hetty. Dengan sedikit tekanan, kontol Vijay langsung masuk ke memek Hetty.
"Ohh, honeyy..", desah Vijay ke telinga Hetty sambil menggenjot kontolnya di memek Hetty.
"Sayangghh.. Oohh.", desah Hetty sambil terpejam sambil menggoyang pantatnya mengimbangi genjotan kontol Vijay.

Crek! Crek! Crek! Terdengar suara khas ketika kontol besar Vijay keluar masuk memek Hetty yang sangat basah.

"Mmhh.. Terusshh sayangghh..", jerit lirih hetty tanpa henti ketika rasa nikmat dan nyaman menjalari seluruh tubuh dan perasaannya.
"Fuck me! Fuck me!", jerit Hetty lagi.
"Honeeyy, aku mau keluarrhh..", desah Vijay sambil mempercepat genjotan kontolnya.
"Tahan sebentar, sayang.. Aku juga mau keluar.. Ohh..", desah Hetty sambil sama mempercepat goyangan pantatnya.

Hampir dalam waktu yang bersamaan..

"Ohh.. Sayaangghh..", jerit lirih Hetty sambil mendesakkan memeknya ke kontol Vijay dalam-dalam.
"Honeeyy..", desah Vijay pula sambil menekan kontolnya dalam-dalam ke memek Hetty.

Croott! Croott! Croott! Air mani mereka muncrat hampir bersamaan di dalam memek Hetty. Keduanya saling dekap erat bermandikan keringat..

"Enak sekali sayang.. Sangat nikmat..", bisik Hetty.
"Ya sayang.. Sangat nikmat..", bisik Vijay sambil melumat bibir Hetty tanpa melepas kontolnya dari memek Hetty.
"Ini pertama kalinya aku bersetubuh dengan wanita..", bisik Vijay.
"Benarkah?", tanya Hetty.
"Ya sayang..", kata Vijay sambil tersenyum.
"Kamu tahu siapa aku?", tanya Hetty sambil menatap Vijay.
"Sudahlah, honey.. Aku sudah sangat tahu siapa dan apa kamu", kata Vijay.
"Aku sayang kamu.. Cinta kamu", kata hetty sambil mendekap tubuh Vijay erat.
"Aku juga..", kata Vijay sambil mengecup pipi Hetty sementara.

Mereka berpelukan dalam perasaan bahagia. Malam itu mereka meneruskan gairah asmara sampai subuh tiba..

Sejak saat itu, Hetty dan Vijay selalu menghabiskan waktu dengan saling memberikan kasih sayang dalam gairah asmara setiap ada kesempatan.


Tamat

Malam tahun baru

Saat itu sore hari tanggal 31 Desember 1999. Suasana kantor kelihatan meriah menyambut malam tahun baru. Kuangkat gagang telepon dan kutekan beberapa nomor.
"Kringg.. kringg.. hallo", suara merdu yang sudah begitu hafal menyahut dari seberang sana.
"Hai manis.. kemana kita malam ini", tanyaku.
"Tahu nih bingung mau kemana, terserah kamu dech.."
Suasana hening sesaat hingga aku memutuskan untuk nonton saja.
"Ya sudahlah, berhubung kita sudah kemana-mana di Jakarta ini kita nonton aja dulu di TIM baru nanti pas keluar kita lihat keadaan gimana."

Jam sudah menunjukkan pukul 18:30 ketika kami keluar kantor menuju TIM. Setengah jam kemudian kami sudah ada di sana.
"Mau nonton apa nich?" tanyaku padanya yang terlihat memandang jalanan yang mulai ramai oleh bunyi terompet dan petasan silih berganti.
"Itu aja, World Not Enough, yang jam 19:45 selesainya 'kan, jam sepuluh terus kita lihat mau kemana nanti."
Jam sepuluh lewat kami keluar dari TIM. Jalanan sudah begitu ramai kendaraan roda dua dan empat saling membunyikan klakson.
"Kemana nich?" tanyaku memecah kebingungan di antara kami.
"Endak tahu.. kita ke Monas aja dech.." jawabnya kemudian.
Kuberhentikan bajaj. Setelah tawar menawar sebentar, kami sudah di atas bajaj menuju area Monas dan berhenti di Sabang. Saat itu jam sudah menunjukkan hampir jam sebelas.
"Kita nyari penginapaan aja dulu baru nanti jalan-jalan, masa mau nggak tidur semalaman, nggak kuat aku", pintanya saat kami berjalan menyusuri jalan Sabang yang ramai.
"Mau nginap dimana?" tanyaku kemudian.
"Ya udah nginap aja di hotel itu", katanya sambil menunjuk salah satu hotel di situ.
"Ya udah", jawabku sambil berjalan ke arah hotel yang ditunjukkannya.

Setelah mengurus administrasi, sebentar kami sudah di dalam kamar sekarang. Jam saat itu kulihat masih pukul sebelas seperempat. Setelah menutup pintu kamar kulihat dia sedang di depan jendela memandang keluar. Perlahan kudekati dan kudekap dia dari belakang secara perlahan.
"Mau kemana sekarang sayang", tanyaku. Tanpa menoleh ia menjawab,
"Entahlah aku pusing kalau lihat banyak orang dan berjubel."
"Ya sudahlah, kita di sini sajalah", jawabku sambil merapatkan pelukkanku dari belakang.
Perlahan kucium tengkuknya terus merayap ke belakang telinganya. Kulihat di kaca ia memejamkan matanya menikmati ciummanku. Perlahan kuputar badannya hingga sekarang kami saling berhadapan. Kucium bibirnya perlahan sambil menunggu reaksi darinya dan saat ia mulai bereaksi membalas mengulum bibirku, dalam beberapa detik lidah kami sudah saling bergelut. "Mmmhh.. mmhh.. mmhh.." hanya itu yang bisa keluar dari mulut kami yang saling berpagut dengan rapat. Perlahan kuturunkan tanganku yang memegang kedua pipinya ke arah dadanya dan perlahan kuremas dengan lembut. "Aaahh", erangannya mengendurkan ciuman bibirnya menikmati remasanku di dada. Matanya terpejam dan nafasnya terlihat cepat saat tangan kananku beralih ke arah selangkangannya dan mengelusnya dari luar celana kainnya. Sementara tangan kirinya juga mengelus selangkanganku juga dari luar celana panjangku.

Sepuluh menitan kami hanya saling berciuman dan saling mengelus. Kemudian perlahan kubuka kaos dan tampaklah buah dadanya yang berukuran 34C. Sambil masih mencium bibirnya, perlahan kubuka kaitan BH di punggungnya dan bebaslah kedua buah dada itu dari tempatnya dan sudah kelihatan mengeras. "Aaahh.. oohh.." erangnya saat kedua tanganku meremas kedua buah dadanya yang telah mengeras itu. Beberapa menit kemudian kupindahkan ciumanku dari bibirnya perlahan melewati lehernya ke arah buah dadanya. "Oohh.. aahh.. ohh", dessahnya semakin keras ketika kukulum dengan keras puting susunya sebelah kanan, sementara tangan kiriku masih meremas yang sebelah kiri dan tangan kananku masih mengelus kemaluannya yang masih terbungkus celana panjangnya.

Kuhentikan kulumanku dan perlahan kubuka kancing celana panjangnya dan dengan cepat kutarik ke bawah sekalian celana dalamnya, sementara ia dengan cepat juga melepas baju dan celana yang kukenakan. Dalam sekejap kami sudah sama-sama telanjang. "Kamu cantik.." kataku saat kutatap tubuh telanjangnya sambil menarik tangannya dan dalam sekejap telah ada dalam pelukanku. "Aahh.." hanya itu yang keluar dari mulutnya saat kehangatan tubuh kami menyatu dalam pelukan. Perlahan kami berjalan menuju ranjang dan dalam beberapa detik kami sudah saling bergumul di atas ranjang. "Oohh.. terus.. Mass.. aahh", desahnya kembali ketika puting susunya kembali kukulum dan lubang kemaluannya yang telah terbuka kuelus. "Ya, remas terus sayang.. ohh enak sekali.. " kataku saat dia memegang batang kemaluanku dan mulai mengocoknya secara perlahan.

Perlahan kurubah posisiku di atasnya dan perlahan kuarahkan batang kemaluanku ke liang kemaluannya, tapi kutahan agar tidak masuk, hanya menggeseknya saja. "Ooohh.. Maass.." desahnya saat perlahan sekali kugesekkan batang kemaluanku ke bibir kemaluannya yang sudah basah berdenyut -denyut. "Oohh enak sekali sayang", erangku mengikuti pinggulnya yang mulai bergoyang kenikmatan. Hanya beberapa menit kemudian kami memutar balik, giliran dia yang di atas, masih saling mengesekkan kemaluan masing-masing.
"Masukkin Mass.. aku udah nggak tahan", katanya memelas dengan mata setengah terpejam.
"Tahan dulu sayang.. aku belum begitu panas nich", jawabku ingin lebih lama pemanasannya, sementara ia terus menerus mengerang nggak tahan.
"Aduhh.. ohh jangan berhenti dong.." pintanya saat acara gesekkan itu kuhentikan karena ingin ganti yang lain.
"Aku haus nich.. mau minum cairan kewanitaanmu", perlahan ia memutar badannya yang masih di atas tubuhku.
"Hhmm", gumamku ketika aroma dari lubang kenikmatannya segera menyergap mukaku.
"Ssruupp.. mmhh.." suara mulutku yang mulai melumat bibir kemaluannya yang sangat merangsang.
"Oohh.. teruss.. yaa", erangku saat meyadari batang kemaluanku mulai dikulum olehnya. Oohh, sungguh nikmat.

Kulihat dia mungulum kepala kemaluan terus menjilati batangnya, mengulum lagi, menjilati lagi sambil tangannya mengelus buah zakarku yang menggembung.
"Terus sayang.. terus.. enakk.." bisikku disela-sela mengulum bibir kemaluannya dan menghisap cairan yang meleleh di sana.
"Aahh Mass.. terus Mass aku sudah mau nyampe", katanya sambil menekankan pinggangnya lebih rapat ke mukaku.
"Iya terus.. Maass.. ennaak Mass.." desahnya.
Kupercepat permainan lidahku sambil kedua tanganku mempermainkan klitorisnya.
"Aaahh.. " akhirnya sampai juga dia orgasme.
Kumainkan tanganku perlahan untuk memberi waktu ia menikmati orgasmenya. Perlahan kuubah posisiku di atas tubuhnya ketika nafasnya mulai normal dan perlahan sambil kucium dan kuremas buah dadanya. Kuarahkan kepala kemaluanku ke arah liang kemaluannya dan sedikit demi sedikit kudorong ke depan memasukinya.
"Oohh.. nikmat sekali.." batinku merasakkan nikmatnya gesekan pada batang kemaluanku.
"Aahh Maass.." erangnya lagi ketika seluruh kemaluanku telah amblas masuk ke dalam kemaluannya.

Nafasnya mulai memburu dan matanya mulai terbuka dan tertutup ketika batang kemaluanku mulai kumaju-mundurkan perlahan.
"Ohh.. yaa.. terus Mass.. teruss.. enak Mass.." ceracaunya menikmati setiap gerakan di liang kemaluannya.
"Enak sekali.. terus.. ya goyang terus sayang.. enak sekali", pintaku merasakan jepitan otot lubang kemaluannya yang masih sempit. Keringat semakin mengucur deras di tubuh kami yang sedang berpacu menikmati kenikmatan dunia.

Hampir setengah jam ketika kurasakan mulai terasa ada desakan dalam kemaluanku minta keluar.
"Aku mau keluar nich.. " sambil kupercepat sodokanku pada liang kemaluannya.
"Maass.. aku sudah nggak tahan.. terus Mass lebih cepat Mass.." desahnya sambil menggoyangkan kepalanya ke kiri dan ke kanan. Sementara tangannya meremas seprei dengan kuat.
"Mass.. aku keluar.. aahh.." teriaknya sambil menekankan kedua kakinya di atas pinggangku, sementara kedua tangannya menarik tubuhku.
Kupercepat doronganku begitu merasakan jepitannya yang lebih kuat hingga..
"Aahh.. hh.." dengan cepat kutarik kemaluanku dan segera kuarahkan ke mulutnya dan dengan cepat dikulumnya bersamaan dengan keluarnya spermaku ke mulutnya.
"Oohh.. enak sekali.. ahh.. sudah sayang, aku nggak kuat lagi.." kataku ketika ia masih saja mengulum kemaluanku sambil menikmati cairan spermaku dan menelan semuanya.

Perlahan kugulingkan badanku ke samping badannya, keringat serasa membanjir di tubuh kami. Aku dan dia diam beberapa saat menikmati sisa-sisa kenikmatan yang telah tercapai, hingga kami tertidur masih dalam keadaan telanjang dan berpelukan.

TAMAT

Inikah cinta atau ...

Pagi itu aku bangun kesiangan, seisi rumah rupanya sudah pergi semua. Akupun segera mandi dan berangkat ke kampus. Meskipun hari itu kuliah sangat padat, pikiranku nggak bisa konsentrasi sedikitpun, yang aku pikirkan cuma Rani. Aku pulang kerumah sekitar jam 3 sore, dan rumah masih sepi. Kemudian ketika aku sedang nonton TV di ruang keluarga sehabis ganti baju, Rani keluar dari kamarnya, sudah berpakaian rapi. Dia mendekat dan mukanya menunduk.

Dodi, kamu ada acara nggak? Temani aku nonton dong..
Eh.. apa? Iya, iya aku nggak ada acara, sebentar yah aku ganti baju dulu jawabku, dan aku buru-buru ganti baju dengan jantung berdebaran. Setelah siap, akupun segera mengajaknya berangkat. Rani menyarankan agar kami pergi dengan mobilnya. Aku segera mengeluarkan mobil, dan ketika Rani duduk di sebelahku, aku baru sadar kalau dia memakai rok pendek, sehingga ketika duduk ujung roknya makin ke atas. Sepanjang perjalanan ke bioskop mataku nggak bisa lepas melirik kepahanya.

Sesampainya dibioskop, aku beranikan memeluk pinggangnya, dan Rani tidak menolak. Dan sewaktu mengantri di loket aku peluk dia dari belakang. Aku tahu Rani merasa penisku sudah tegang karena menempel di pantatnya. Rani meremas tanganku dengan kuat. Kita memesan tempat duduk paling belakang, dan ternyata yang nonton nggak begitu banyak, dan disekeliling kita tidak ditempati. Kita segera duduk dengan tangan masih saling meremas. Tangannya sudah basah dengan keringat dingin, dan mukanya selalu menunduk. Ketika lampu mulai dipadamkan, aku sudah tidak tahan, segera kuusap mukanya, kemudian aku dekatkan ke mukaku, dan kita segera berciuman dengan gemasnya. Lidahku dan lidahnya saling berkaitan, dan kadang-kadang lidahku digigitnya lembut. Tanganku segera menyelinap ke balik bajunya. Dan karena tidak sabar, langsung saja aku selinapkan ke balik BH-nya, dan payudaranya yang sebelah kiri aku remas dengan gemas. Mulutku langsung diisap dengan kuat oleh Rani. Tangankupun semakin gemas meremas payudaranyanya, memutar-mutar putingnya, begitu terus, kemudian pindah ke susu yang kanan, dan Rani mulai mengerang di dalam mulutku, sementara penisku semakin meronta menuntut sesuatu.

Kemudian tanganku mulai mengelus pahanya, dan kuusap-usap dengan arah semakin naik ke atas, ke pangkal pahanya. Roknya aku singkap ke atas, sehingga sambil berciuman, di keremangan cahaya, aku bisa melihat celana dalamnya. Dan ketika tanganku sampai di selangkangannya, mulut Rani berpindah menciumi telingaku sampai aku terangsang sekali. Celana dalamnya sudah basah. Tanganku segera menyelinap ke balik celana dalamnya, dan mulai memainkan clitorisnya. Aku elus-elus, pelan-pelan, aku usap dengan penuh perasaan, kemudian aku putar-putar, makin lama makin cepat, dan makin lama makin cepat. Tiba-tiba tangannya mencengkeram tanganku, dan pahanya juga menjepit telapak tanganku, sedangkan kupingku digigitnya sambil mendesis-desis. Badanya tersentak-sentak beberapa saat.
Dodi.. aduuhh.., aku nggak tahan sekali.., berhenti dulu yaahh.., nanti dirumah ajaa.., rintihnya. Akupun segera mencabut tanganku dari selangkangannya.
Dodi.., sekarang aku mainin punya kamu yaahh.., katanya sambil mulai meraba celanaku yang sudah menonjol. Aku bantu dia dengan aku buka ritsluiting celana, kemudian tangannya menelusup, merogoh, dan ketika akhirnya menggenggam penisku, aku merasa nikmat luar biasa. Penisku ditariknya keluar celana, sehingga mengacung tegak. Dodi.., ini sudah basah.., cairannya licin.., rintihnya dikupingku sambil mulai digenggam dengan dua tangan. Tangan yang kiri menggenggam pangkal penisku, sedangkan yang kanan ujung penisku dan jari-jarinya mengusap-usap kepala penis dan meratakan cairannya. Rani.., teruskan sayang.., kataku dengan ketegangan yang semakin menjadi-jadi. Aku merasa penisku sudah keras sekali. Rani meremas dan mengurut penisku semakin cepat. Aku merasa spermaku sudah hampir keluar. Aku bingung sekali karena takut kalau sampai keluar bakal muncrat kemana-mana.
Rani.., aku hampir keluar nih.., berhenti dulu deh.., kataku dengan suara yang nggak yakin, karena masih keenakan.
Waahh.., Rani belum mau berhenti.., punya kamu ini bikin aku gemes.., rengeknya
Terus gimana.., apa enaknya kita pulang saja yuk..?! ajakku, dan ketika Rani mengangguk setuju, segera kurapikan celanaku, juga pakaian Rani, dan segera kita keluar bioskop meskipun filmnya belum selesai. Di mobil tangan Rani kembali mengusap-usap celanaku. Dan aku diam saja ketika dia buka ritsluitingku dan menelusupkan tangannya mencari penisku. Aduh, rasanya nikmat sekali. Dan penisku makin berdenyut ketika dia bilang, Nanti aku boleh nyium itunya yah... Aku pengin segera sampai ke rumah.

Dan, akhirnya sampai juga. Kita berjalan sambil berpelukan erat-erat. Sewaktu Rani membuka pintu rumah, dia kupeluk dari belakang, dan aku ciumi samping lehernya. Tanganku sudah menyingkapkan roknya ke atas, dan tanganku meremas pinggul dan pantatnya dengan gemas. Rani aku bimbing ke ruang keluarga. Sambil berdiri aku ciumi bibirnya, aku lumat habis mulutnya, dan dia membalas dengan sama gemasnya. Pakaiannya kulucuti satu persatu sambil tetap berciuman. Sambil melepas bajunya, aku mulai meremasi payudaranya yang masih dibalut BH. Dengan tak sabar BH-nya segera kulepas juga. Kemudian roknya, dan terakhir celana dalamnya juga aku turunkan dan semuanya teronggok di karpet.

Badannya yang telanjang aku peluk erat-erat. Ini pertama kalinya aku memeluk seorang gadis dengan telanjang bulat. Dan gadis ini adalah Rani yang sering aku impikan tapi tidak terbayangkan untuk menyentuhnya. Semuanya sekarang ada di depan mataku. Kemudian tangan Rani juga melepaskan bajuku, kemudian celana panjangku, dan ketika melepas celana dalamku, Rani melakukannya sambil memeluk badanku. penisku yang sudah memanjang dan tegang sekali segera meloncat keluar dan menekan perutnya. uuhh, rasanya nikmat sekali ketika kulit kami yang sama-sama telanjang bersentuhan, bergesekan, dan menempel dengan ketat. Bibir kami saling melumat dengan nafas yang semakin memburu. Tanganku meremas pantatnya, mengusap punggungnya, mengelus pahanya, dan meremasi payudaranya dengan bergantian. Tangan Rani juga sudah menggenggam dan mengelus penisku. Badan Rani bergelinjangan, dan dari mulutnya keluar rintihan yang semakin membangkitkan birahiku. Karena rumah memang sepi, kita jadi mengerang dengan bebas.

Kemudian sambil tetap meremasi penisku, Rani mulai merendahkan badannya, sampai akhirnya dia berlutut dan mukanya tepat didepan selangkanganku. Matanya memandangi penisku yang semakin keras di dalam genggamannya, dan mulutnya setengah terbuka. Penisku terus dinikmati, dipandangi tanpa berkedip, dan rupanya makin membuat nafsunya memuncak. Mulutnya perlahan mulai didekatkan kekepala penisku. Aku melihatnya dengan gemas sekali. Kepalaku sampai terdongak ketika akhirnya bibirnya mengecup kepala penisku. Tangannya masih menggenggam pangkal penisku, dan mengelusnya pelan-pelan. Mulutnya mulai mengecupi kepala penisku berulang-ulang, kemudian memakai lidahnya untuk meratakan cairan penisku. Lidahnya memutar-mutar, kemudian mulutnya mulai mengulum dengan lidah tetap memutari kepala penisku. Aku semakin mengerang, dan karena nggak tahan, aku dorong penisku sampai terbenam ke mulutnya. Aku rasa ujungnya sampai ke tenggorokannya. Rasanya nikmat sekali. Kemudian pelan-pelan penisku disedot-sedot dan dimaju-mundurkan di dalam mulutnya. Rambutnya kuusap-usap dan kadang-kadang kepalanya aku tekan-tekan agar penisku semakin terasa nikmat. Isapan mulut dan lidahnya yang melingkar-lingkar membuatku merasa sudah nggak tahan. Apalagi sewaktu Rani melakukannya semakin cepat, dan semakin cepat, dan semakin cepat.

Ketika akhirnya aku merasa spermaku mau muncrat, segera kutarik penisku dari mulutnya. Tapi Rani menahannya dan tetap mengisap penisku. Maka akupun nggak bisa menahan lebih lama lagi, spermaku muncrat di dalam mulutnya dengan rasa nikmat yang luar biasa. Spermaku langsung ditelannya dan dia terus mengisapi dan menyedot penisku sampai spermaku muncrat berkali-kali. Badanku sampai tersentak-sentak merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Meskipun spermaku sudah habis, mulut Rani masih terus menjilat. Akupun akhirnya nggak kuat lagi berdiri dan akhirnya dengan nafas sama-sama tersengal-sengal kita berbaring di karpet dengan mata terpejam.
Thanks ya Ran, tadi itu nikmat sekali, kataku berbisik
Ah.., aku juga suka kok.., makasih juga kamu ngebolehin aku mainin kamu...
Kemudian ujung hidungnya aku kecup, matanya juga, kemudian bibirnya. Mataku memandangi tubuhnya yang terbaring telanjang, alangkah indahnya. Pelan-pelan aku ciumi lehernya, dan aku merasa nafsu kita mulai naik lagi. Kemudian mulutku turun dan menciumi payudaranya yang sebelah kanan sedangkan tanganku mulai meremas susu yang kiri. Rani mulai menggeliat-geliat, dan erangannya membuat mulut dan tanganku tambah gemas memainkan susu dan putingnya. Aku terus menciumi untuk beberapa saat, dan kemudian pelan-pelan aku mulai mengusapkan tanganku keperutnya, kemudian kebawah lagi sampai merasakan bulu jembutnya, aku elus dan aku garuk sampai mulutnya menciumi telingaku. Pahanya mulai aku renggangkan sampai agak mengangkang. Kemudian sambil mulutku terus menciumi payudaranya, jariku mulai memainkan clitorisnya yang sudah mulai terangsang juga. Cairan kenikmatannya kuusap-usapkan ke seluruh permukaan kemaluannya, juga ke clitorisnya, dan semakin licin clitoris serta liang kewanitaannya, membuat Rani semakin menggelinjang dan mengerang. clitorisnya aku putar-putar terus, juga mulut kemaluannya bergantian.

Ahh.., Dodii.., aahh.., teruss.., aahh.., sayaangg.., mulutnya terus meracau sementara pinggulnya mulai bergoyang-goyang. Pantatnya juga mulai terangkat-angkat. Akupun segera menurunkan kepalaku kearah selangkangannya, sampai akhirnya mukaku tepat di selangkangannya. Kedua kakinya aku lipat ke atas, aku pegangi dengan dua tanganku dan pahanya kulebarkan sehingga liang kewanitaan dan clitorisnya terbuka di depan mukaku. Aku tidak tahan memandangi keindahan liang kewanitaannya. Lidahku langsung menjulur dan mengusap clitoris dan liang kewanitaannya. Cairan surganya kusedot-sedot dengan nikmat. Mulutku menciumi bibir kemaluannya dengan ganas, dan lidahku aku selip-selipkan ke lubangnya, aku kait-kaitkan, aku gelitiki, terus begitu, sampai pantatnya terangkat, kemudian tangannya mendorong kepalaku sampai aku terbenam di selangkangannya. Aku jilati terus, clitorisnya aku putar dengan lidah, aku isap, aku sedot, sampai Rani meronta-ronta. Aku merasa penisku sudah tegak kembali, dan mulai berdenyut-denyut.

Dodii.., aku nggak tahan.., aduuhh.., aahh.., enaakk sekalii.., rintihnya berulang-ulang. Mulutku sudah berlumuran cairan kewanitaannya yang semakin membuat nafsuku tidak tertahankan. Kemudian aku lepaskan mulutku dari liang kewanitaannya. Sekarang giliran penisku aku usap-usapkan ke clitoris dan bibir kemaluannya, sambil aku duduk mengangkang juga. Pahaku menahan pahanya agar tetap terbuka. Rasanya nikmat sekali ketika penisku digeser-geserkan diliang senggamanya. Rani juga merasakan hal yang sama, dan sekarang tangannya ikut ngebantu dan menekan penisku digeser-geserkan di clitorisnya.
Ranii.., aahh.., enakk.., aahh..
aahh.., iya.., eennaakk sekalii...
Kita saling merintih. Kemudian karena penisku semakin gatal, aku mulai menggosokkan kepala penisku ke bibir kemaluannya. Rani semakin menggelinjang. Akhirnya aku mulai mendorong pelan sampai kepala penisku masuk ke liang senggamanya.
Aduuhh.. Dodii.., saakiitt.., aadduuhh.., jaangaann.., rintihnya
Tahan dulu sebentar.., Nanti juga ilang sakitnya.., kataku membujuk

Kemudian pelan-pelan penisku aku keluarkan, kemudian aku tekan lagi, aku keluarkan lagi, aku tekan lagi, kemudian akhirnya aku tekan lebih dalam sampai masuk hampir setengahnya. Mulut Rani sampai terbuka tapi sudah nggak bisa bersuara. Punggungnya terangkat dari karpet menahan desakan penisku. Kemudian pelan-pelan aku keluarkan lagi, aku dorong lagi, aku keluarkan lagi, terus sampai dia tenang lagi. Akhirnya ketika aku mendorong lagi kali ini aku dorong sampai amblas semuanya ke dalam. Kali ini kita sama-sama mengerang dengan keras. Badan kita berpelukan, mulutnya yang terbuka aku ciumi, dan pahanya menjepit pinggangku dengan keras sekali sehingga aku merasa ujung penisku sudah mentok ke dinding kemaluannya. Kita tetap berpelukan dengan erat saling mengejang untuk beberapa saat lamanya. Mulut kita saling mengisap dengan kuat. Kami sama-sama merasakan keenakan yang tiada taranya. Setelah itu pantatnya sedikit demi sedikit mulai bergoyang, maka akupun mulai menggerakkan penisku pelan-pelan, maju, mundur, pelan, pelan, makin cepat, makin cepat, dan goyangan pantat Rani juga semakin cepat.
Dodii.., aduuhh.., aahh.., teruskan sayang.., aku hampir niihh.., rintihnya.
Iya.., nihh.., tahan dulu.., aku juga hampir.., kita bareng ajaa.., kataku sambil terus menggerakkan penis makin cepat. Tanganku juga ikut meremasi susunya. Penisku makin keras kuhujam-hujamkan ke dalam liang surganya sampai pantatnya terangkat dari karpet. Dan aku merasa liang senggamanya juga menguruti penisku di dalam. penis kutarik dan tekan semakin cepat, semakin cepat.., dan semakin cepat...
Raanii.., aku mau keluar niihh...
Iyaa.., keluarin saja.., Rani juga keluar sekarang niihh.
Akupun menghunjamkan penisku keras-keras yang disambut dengan pantat Rani yang terangkat ke atas sampai ujung penisku menumbuk dinding kemaluannya dengan keras. Kemudian pahanya menjepit pahaku dengan keras sehingga penisku makin mentok, tangannya mencengkeram punggungku. Liang kewanitaannya berdenyut-denyut. Spermaku memancar, muncrat dengan sebanyak-banyaknya menyirami liang senggamanya.
aahh.., aahh.., aahh.., kita sama-sama mengerang, dan liang kewanitaannya masih berdenyut, mencengkeram penisku, sehingga spermaku berkali-kali menyembur. Pantatnya masih juga berusaha menekan-nekan dan memutar sehingga penisku seperti diperas. Kita orgasme bersamaan selama beberapa saat, dan sepertinya nggak akan berakhir. Pantatku masih ditahan dengan tangannya, pahanya masih menjepit pahaku erat-erat, dan liang senggamanya masih berdenyut meremas-remas penisku dengan enaknya sehingga sepertinya spermaku keluar semua tanpa bersisa sedikitpun.
aahh.., aahh.., aduuhh.., kita sudah nggak bisa bersuara lagi selain mengerang-erang keenakan.

Ketika sudah mulai kendur, aku ciumi Rani dengan penis masih di dalam liang senggamanya. Kita saling berciuman lagi untuk beberapa saat sambil saling membelai. Aku ciumi terus sampai akhirnya aku menyadari kalau Rani sedang menangis. Tanpa berbicara kita saling menghibur. Aku menyadari bahwa selaput daranya telah robek oleh penisku. Dan ketika penisku aku cabut dari sela-sela liang kewanitaannya memang mengalir darah yang bercampur dengan spermaku. Kami terus saling membelai, dan Rani masih mengisak di dadaku, sampai akhirnya kita berdua tertidur kelelahan dengan berpelukan.

Tamat

Kisah Rima

Aku seorang pelajar SMP kelas II, namaku Rima. Kata orang aku cantik, kulitku kuning, hidungku bangir, sepintas aku mirip Indo. Tinggiku 160cm, ukuran Bhku 34, cukup besar untuk seorang gadis seusiaku. Aku punya pacar, Dino namanya. Dia kakak kelasku, kami sering ketemu di sekolah. Dino seorang siswa yang biasa-biasa saja, dia tidak menonjol di sekolahku. Prestasibelajarnyapun biasa saja. Aku tertarik karena dia baik padaku. Entah kebaikan yang tulus atau memang ada maunya. Dia juga mencoba mendekatiku. Di sekolah, aku tergolong populer. Banyak siswa cowok mencari perhatian padaku. Tapi entah mengapa aku memilih Dino. Singkatnya, aku pacaran dengan Dino. Banyak teman-teman cewekku menyayangkannya, padahal masih ada si Anto yang bapaknya pejabat, Si Danu yang juara kelas, Si Andi yang jago basket, dan lainnya. Entah mengapa aku tidak menaruh perhatian pada mereka-mereka itu.Aku dan Dino telah berjalan kurang lebih 6 bulan. Pacaran kami sembunyi-sembunyi, ya karena kami masih SMP jadi kami masih takut untuk pacaran secara terang-terangan. Orang tuaku sebenarnya melarangku untuk berpacaran, masih kecil katanya. Tetapi apabila cinta telah melekat, apapun jadi nikmat.

Hari Sabtu sepulang sekolah aku janjian sama Dino. Aku mau nemanin dia ke rumah temannya. Aku bilang ke orang tua bahwa hari Sabtu aku pulang telat karena ada les tambahan. Aku berbohong. Di tasku. telah kusiapkan kaos dan celana panjang dari rumah. Sepulang sekolah, aku ke wc dan mengganti seragamku dengan baju yang kubawa dari rumah. Dinopun begitu. Dari sekolah kami yang berada di perbatasan Jakarta Timur dan Selatan, kami naik bis kearah Cipinang, Jakarta Timur, rumah teman Dino. Sesampai disana, aku diperkenalkan dengan teman Dino, Agus namanya. Rumahnya sepi, karena orang tua Agus sedang ke luar kota. Agus juga bersama pacarnya, Anggi. Pembantunyapun pulang kampung, sesekali kakak Agus yang telah menikah, datang ke rumah sekalian menengok Agus dan membawakannya makanan. Kakaknya hari ini sudah datang tadi pagi dan akan datang lagi besok, demikian kataAgus. Jadi hanya kami berempat di rumah itu. Kami ngobrol bersama ngalor ngidul.

Tak lama kemudian, Agus dan Dino pergi ke dapur dan menyiapkan minuman untuk kami. Aku ngobrol dengan Anggi. Dari Anggi, aku tahu bahwa Agus telah berhubungan selama kurang lebih 1 tahun. Keduanya satu sekolah, juga di SMP hanya berlainan dengan sekolahku. 10 menit kemudian, Agus dan Dino kembali dengan membawa 4 gelas sirup dan dua toples makanan kecil. Setelah memberikan minuman dan makanan itu, Agus berdiri dan memutar VCD.Film baru katanya. Aku enggak ngerti, aku pikir film bioskop biasa. Agus menyilakan kami minum. Aku minum sirup yang diberikannya. 10 menit berlalu, kepalaku pusing sekali, bersamaan dengan itu ada rasa aneh menyelimuti tubuhku. Rasa..hangat merinding di tv tampak adegan seorang wanita bule yang sedang dientot oleh 2 laki-laki, satu negro dan satu lagi bule juga. Aku berniat untuk pulang, tetapi entah mengapa dorongan hatiku untuk tetap menyaksikan film itu. Mungkin karena aku baru pertama kali ini nonton blue film. Badanku makin enggak karuan rasanya kepalaku serasa berat dan ah rangsangan di badanku semakin menggila .Aku lihat Agus dan Anggi sudah saling melepaskan baju mereka telanjang bulat di hadapan aku dan Dino.Mereka saling berpelukan, berpagutan tampak Agus menciumi tetek Anggi yang mungil Agus lalu mengisep-isep pentilnya tampaknya keduanya sudah sering melakukannya . Mereka tampak tidak canggung lagi Anggi mengisep-isep peler Agus persis seperti kejadian di film blue itu . Anggi juga sepertinya telah terbiasa Kontol Agus bak permen, diisep, dikulum oleh Anggi Dino merapatkan tubuhnya kepadaku.

Rim .kamu sayang aku enggak?tanyanya padaku. Eh..emang kenapa, Din ?kataku kaget karena aku masih asyik menyaksikan Agus dan Anggi Aku pengen kayak gitu .kata Agus sambil menunjuk pada Agus dan Anggi yang semakin hot. Tampak Agus mulai menindih Anggi, dan memasukkan batang kontolnya ke nonok Anggi. Dengan diikuti teriakan kecil Anggi, batang kontol itu masuk seluruhnya ke nonok Anggi. Gairahku melonjak-lonjak entah kenapa?Seluruh badanku merinding .Rima?kata Dino lagi. Eh enggak ah enggak mau malu .kataku. Malu sama siapa?kata Dino. Tangannya mulai merayapi dadaku. Kutepis pelan tangannya. Malu sama Agus dan Anggi tuh kataku. Ah mereka aja cuek ayo dong Rima aku sudah enggak tahan nih kata Dino. Ah..jangan ah kataku. Gairahku makin tidak keruan mendengar erangan dan rintihan Agus dan Anggi. Tak terasa tangan Dino mulai membuka kancing bajuku. Entah kenapa aku membiarkannya sehingga bajuku terbuka. Aku hanya mengenakan BH dan celanapanjang jeans. Adegan di TV makin hot tampak sekarang seorang wanita asia di entot tiga orang bule dua orang memasukkan kontolnya ke memek dan pantatnya sedangkan yang satunya kontolnya lagi diisep oleh si wanita. Keempatnya terlihat sedang merasakan kenikmatan Tangan Dino mulai merayapi dan meremas-remas buah dadaku yang masih kencang dan belum pernah disentuh oleh siapapun. Aku menggelinjang, geli nikmat ah..baru pertama kali aku merasakan ini .Buka Bhnya, ya sayang pinta Dino. Aku mengangguk, aku jadi inginmerasakan lebih nikmat lagi Dengan cekatan Dino membuka Bhku.. aku sekarang benar-benar telanjang dada. Dino mengisepi pentilku memencet-memencet buah dadaku yang masih kenyal dan bagus Tetekmu enak bener, sayang belum pernah ada yang pegang yaakata Dino sambil terus meremas tetekku dan mengisepi pentilku Belum Din ahhh enak Din terus terus..jangan berhenti .kataku. Kenikmatan itu baru kali ini aku rasakan. Kulirik Agus dan Anggi, merekasekarang bermain doggy style. Anggi berposisi nungging dan Agus menusuknya dari belakang terdengar erangan dan eluhan mereka Gairahku makin menggila Buka celanamu ya sayang aku udah pengen nih pinta Dino. Jangan Din takut .kataku. Takut apa sayang?kata Dino. Takut hamil kataku. Enggak Din, aku nanti keluarnya di luar memekmu sayang kalo hamilpun aku akan tanggung jawab, percayalah katanya.

Aku diam saja Dino mulai membuka ristleting celanaku, aku diamkan saja .tak lama kemudian, dia memerosotkan celanaku tampak memekku yang menggumpal dengan jembut yang lumayan tebal. Dino pun memerosotkan celana dalamku Aku benar-benar polos bugil. Dinopun membukaseluruh bajunya, kami berdua telanjang bulat .Tangan Dino tetap meremas-remas tetekku Kulirik Agus dan Anggi, eh mereka bersodomi Anggi sudah biasa bersodomi rupanya kulihat kontol Agus maju mundur di pantat Anggi sedangkan tangan kiri Anggi mengucek-ucek memeknya sendiri yang sudah basah Erangan mereka terdengar makin sering .Dino terus mengerjaiku, tangannya mulai merayapi jembutku. Salah satu jarinya dimasukkan ke nonokkuAh..sakit, pelan-pelan, Din..teriakku ketika jari itu memasuki nonokku. Dino agak sedikit mengeluarkan jari itu dan bermain di bibir kemaluanku tak lama kemudian nonokku basah . Din, isep dong punyaku pinta Dino sambil menyodorkan kontolnya ke mukaku. Ah..enggak ah kataku menolak. Jijik ya? Punyaku bersih kok ayo dong Anggi saja berani tuh pinta Dino memelas.

Dengan ragu aku pegang kontol Dino. Baru sekali ini aku memegang punya laki-laki. Ternyata liat dan keras. Kontol Dino sudah berdiri tegang rupanya. Ayo dong Rima sayang pinta Dino lagi. Dengan ragu kumasukkan kontol itu ke mulutku, aku diamkan kontol itu sambil kurasa-rasa. Ih, kenyal Hisap dong sayang seperti kamu makan permen Dino mengajariku. Pelan-pelankuisap-isap, kujilati bolong kontol itu dengan lidahku lama kelamaan aku merasa senang mengisapnya kuisep keras-keras..kusedot-sedot, kujilati .kumaju mundurkan kontol itu di dalam mulutku terdengar berulang kali erangan Dino. Ah ah .uuuhhh enak sayang teruskan .. erang Dino. Tangan Dino terus mengucek-ucek nonokku. Sudah tidak sakit lagi sekarang, mungkinsudah basah Aku jadi senang mengisap kontol Dino terus kulomoh kuisap..kujilati kusedot-sedot ih..enak juga, pikirku Tiba-tiba Dino menarik kontolnya dan mengarahkannya ke nonokku Aku pasrah, dimasukkannya kontolnya ternyata meleset, Dino melumuri tangannya dengan ludahnya kemudian tangannya itu diusapkan ke kontolnya dan mencoba lagi memasukkan kontolnya ke liang nonokku, ketika kepalanya masuk ke nonokku, aku berteriakAduuh sakit Din pelan-pelan dong Gairah semakin meninggi .aku ingin merasakan kenikmatan lebih .Dino melesakkan kontolnya ke nonokku pelan kurasakan sesak nonokku ketika kepala kontol itu masuk ke dalamnya Dino lagi menghentakkan kontolnya sehingga amblas semuanya ke dalam nonokku .Ahhh perih Din kataku. Dino diam sebentar memberikan waktu kepadaku untuk menenangkan diri. Tenang Din, sebentar lagi kamu akan terbiasa kok katanya. Pelan-pelan Dino mengocokkontolnya di nonokku. Masih terasa perih sedikit kocokkan Dino semakin kencang Aneh, perih itu sudah tidak terasa lagi, yang ada hanya rasa nikmat nikmat sekali Terus Din Terus ahhhh ah .enak .kataku. Sempat kulirik Agus dan Anggi masih terus bersodomi. Gimana rasanya disodomi ya, pikirku Agus semakin menggencarkan kocokkanyya Aku semakin menggelinjang .ah ternyata ngentot itu nikmat .surga dunia coba dari dulu.. kataku dalam hati .Din ah.ah .aku aku .entah apa yang aku ingin ucapkan. Ada sesuatu yang ingin kukeluarkan dari nonokku entah apa Keluarkan saja sayang kamu mau keluar .kata Dino. Ahh iya Din aku mau keluar ..tak lama kemudian terasa cairan hangat dari nonokku .

Dino terus mengocok kontolnya kuat juga pacarku ini, pikirku. Satu nol, sayangkata Dino tersenyum. Dino mencopot kontolnya, aku sedikit kecewa Kenapa dicopot Din..tanyaku. Kita coba doggy style, sayang jawabnya sambil membimbingku berposisi seperti anjing. Dino menusukan kontolnya lagi sekarang badanku terguncang-guncang keras terdengar erangankeras dari Anggi dan Agus, mereka ternyata telah mencapai puncaknya kulihat peluh bercucuran dari kedua tubuh mereka, dan akhirnya mereka terkapar kenikmatan tampak wajah puas dari mereka berdua Aku sudah hampir tiga kali keluar Dino tampak belum apa-apa dia terus mengocok kontolnya di memekku. Sudah hampir jam aku dientot Dino, tapi tampaknya Dino belum menunjukkan akan selesai. Kuat juga aku lemes sekali lalu Dino mencopot lagi kontolnya dan mengambil baby oil yang tersedia dekat kakinya. Aku ingat baby oil itudipakai untuk melumuri pantat Anggi ketika mau disodomi .eh apakah aku mau disodomi Dino? Mau ngapain Din tanyaku penasaran .Seperti Anggi dan Agus lakukan, Rima aku ingin menyodomimu sayang jawabnya. Sebenarnya aku takut, tapi terdorong rasa gairahku yang melonjak-lonjak dan keingin tahuanku rasanya disodomi, maka aku mendiamkannya ketika Dino mulai mengolesi lubang pantatku dengan baby oil. Tak lama kemudian, kontol Dino yang masih keras itu diarahkan ke pantatku meleset dicoba lagi kepala kontol Dino tampak mulai merayapi lubang pantatku Aduuuh sakit Din kataku ketika kontol itu mulai masuk pantatku. Tenang sayang nanti juga enggak sakit jawab Dino sambil melesakkan bagian kontolnya kepalanya sudah seluruhnya masuk ke pantatku Aduuuhh sakiiiitt kataku lagi. Tenang Rim, nanti enak deh..aku jadi ketagihan sekarang kata Anggi sambil mengelus rambutku dan menenangkanku. Kamu sudah sering disodomi, Nggi?tanyaku. Wah bukan sering lagi hampir tiap hari kadang aku yang minta abis enak sih udah tenang saja ayo Dino coba lagi nanti pacarmu pasti ketagihan ayo..kata Anggi sambil menyuruh Dino mencoba lagi.

Dino mendesakkan lagi kontolnya sehingga seluruhnya amblas ke pantatku. Terasa perih di pantatku .Tuuh kan sudah masuk tuh enak kan nanti pantatmu juga terbiasa kok kayak pantatku ini enak kan jadi enggak ada hari libur, kalo lagi mens-pun tetap bisa dientot hi hihi kata Anggi. Aku diam saja. Ternyata sakit kalo disodomi .Dino mulai mengocok kontolnya di pantatku. Pelan-pelan, Din masih sakit pintaku pada Dino. Iya sayang enak nih sempitkatanya. Anggi ke belakang pantatku dan mengucek-ucek nonokku dengan tangannya aku semakin menggelinjang nikmat Anggi ah .enak kataku. Ayo Din, kocok terus, biar aku mengucek nonoknya, biar rasa sakit itu bercampur rasa nikmatkata Anggi pada Dino. Benarsekarang rasa sakit itu tidak muncul lagi hanya nikmat .Hai sayang ini ada lobang nganggur mau pake? Boleh kan Dino? Lubang yang satu ini dipake pacarku Agus kata Anggi. Tanya Rima saja deh, aku lagi asyik nihjawab Agus sambil terus mengocok kontolnya di pantatku. Gimana Rima? Bolehkan? Enak lo di dobelin aku sering kok pinta Anggi. Ah..jangan deh kataku.Sudahlah Rima, kasih saja aku rela kokkata Dino. Tiba-tiba Agus merayap di bawahku dan menciumi tetekku. Kontolnya dipegang oleh Anggi dan diarahkan ke nonokku. Dengan sekali hentakan, kontol itu masuk ke nonokku. Jaang kataku hendak berteriak jangan tetapi terlambat, kontol itu sudah masuk ke nonokku. Jadilah aku dientot dan disodomi . jam Agus dan Dino mengocok kontolku. Aku lemes sekali baru sekali dientot sudah diduain tanganku sudah tidak kuat menopang badanku. Kakiku lemes sekali. Kenikmatan itu sendiri tidak adaduanya .aku sebenarnya jadi senang dientot berdua begini tapi mungkin kali ini kurang siap.

Aku keluar 2 kali sebelum Agus mencopot kontolnya dan memasukkan kontolnya ke mulut Anggi. Anggi menghirup peju yang keluar dari kontol Agus dengan nikmat. Kemudian Dino melakukan hal yang sama, tadinya aku ragu untuk menghirupnya, tapi lagi-lagi rasa penarasan pada diriku membuatku ingin rasanya menikmati pejunya Dino. Dino memuntahkan pejunya dimulutku akupun menelannya. Ah..rasanya asin dan agak amis setelah kontolnya bersih, Dino mencopot kontolnya dan menciumku yang sudah KO di kasur. Terima kasih sayang aku puas dan sayang sama kamu katanya lembut. Aku diam saja sambil merasakan kenikmatan yang baru pertama kali aku rasakan. Badanku lemes sekali Kulihat di seprai ada bercak merah..darah keperawananku dan mungkin bercampur dengan sedikit darah dari pantatku yang mungkin juga sobek karena dirasuki kontol Dino. Aku mencoba duduk, ah masih terasa sakit di kedua lubangku itu, lalu aku menangis di pelukan Dino .Din, aku sudah enggak perawan lagi sekarang jangan tinggalkan aku yaa .kataku pada Dino. Kulihat Anggi dan Agus sudah tidur berpelukan dalam keadaan telanjang bulat. Iya sayang aku makin cinta sama kamu aku janji enggak akan meninggalkanmu tapi kamu harus janji yaa katanya. Bener Din? Kamu enggak ninggalin aku? Tapi janji apa ?kataku balik bertanya. Janji, kita akan mengulangi ini lagi aku bener-bener ketagihan sekarang sama nonokmu dan juga pantatmu, sayang kata Dino sambil mengelus rambutku. Aku diam saja, aku juga ingin lagi..aku juga ketagihan kataku dalam hati. Janji ya sayang katanya lagi mendesakku. Aku hanya mengangguk. Sudah jangan nangis sekarang kamu mau langsung pulang atau mau istirahat dulu?tawar Dino. Aku pilih istirahat dulu lalu akupun tertidur berpelukan dengan Dino. Hari ini baru pertama kali aku berkenalan dengan sex. Ternyata enak dan nikmat.

Tamat

Hadiah ulang tahun

Pada suatu hari, Juma't sore tepatnya, ketika aku sedang mengemudi menuju rumah sepulang dari kantor, aku seperti kehilangan sesuatu. Gimana nggak? Hari ini sebenarnya ulang tahunku dan aku ingin week-end di Puncak sama pacarku, Sarah, tapi apa boleh buat, si do'i lagi pergi ke Singapura mengantarkan Omanya berobat. Kalau dia lagi di sini, aku yakin dia pasti kasih aku hadiah yang tak terlupakan.. vaginanya!

Tengah-tengahnya aku melamun, kebetulan aku lagi kejebak macet di daerah Blok M, aku di klakson sama mobil merah di belakang mobilku. Kulihat di kaca spion, Starlet merah ini berusaha banget melewatiku, yang nyetir perempuan pakai kacamata Rayban. Dasarnya macet, bagaimana caranya kasih dia jalan, terus iseng-iseng kuperhatikan lewat kaca spion, ternyata perempuan itu cakep juga. Waktu ada kesempatan akhirnya aku kasih dia lewat, eh ternyata bukannya melewatiku malah dia membarengiku, terus dia buka kaca jendelanya dan dia meneriaki aku supaya mengikuti dia. Dengan tanda tanya, aku ikuti saja itu cewek, kepingin tahu apa maunya tuh cewek. Dia menuju ke daerah Pondok Indah, setelah beberapa kali melewati perempatan, akhirnya dia memasukan mobilnya ke dalam garasi sebuah rumah besar dan memberi kode ke aku supaya parkir mobilku di garasi itu juga.

Sambil ragu-ragu, aku turun dari mobil dan dia bilang, "Ayo, masuk!" Sambil jalan ke pintu ruang tamu, kuperhatikan tuh cewek, perawakan nggak terlalu tinggi tapi dari lekuk kaosnya, aku tahu kalau dia punya payudara yang cukup besar, pantatnya nggak terlalu besar tapi bentuknya bagus, terus betisnya jenjang dan putih mulus. Akhirnya dia membuka kacamatanya, dan aku terpana melihat matanya yang berbinar-binar "menjanjikan" demikian juga bibirnya, lehernya yang indah tertutup rambutnya yang sebahu.

Setelah dia menutup pintu, tiba-tiba dia memelukku dan kasih aku ciuman yang hot, lidahnya terasa masuk ke mulutku dan memainkan lidahku. Dadaku pun terasa bertumbukan dengan dua payudara yang kenyal, mau nggak mau penisku berdiri juga akhirnya. Sambil menciumiku, tangannya membuka retsleting celanaku dan dia masukan tangannya ke celanaku, nggak berapa lama penisku sudah di remas-remas tangan yang halus itu. Aku juga nggak mau kalah agresif, aku buka kaitan BH di punggungnya dan tanganku mulai meremas-remas payudaranya. Kurang lebih 10 menit kita main-main, dia melepaskan ciumannya dan menarikku ke sebuah kamar tidur. Dengan setengah bingung, aku tanya dia, "Sebenernya kamu siapa sih?" Eh, si dia malah kasih kode supaya aku nggak banyak suara.

Di dalam kamar tidur, dia nanya aku, "Andre, kita mandi dulu yuk, aku kepanasan nih!" Terus sambil mengecup dan menciumku, dia mulai melepaskan kancing-kancing hem-ku dan aku juga nggak mau kalah, aku bukakan kaos dan BH-nya. Ternyata aku nggak salah, payudaranya benar-benar bagus, berdiri tegak dan putingnya berwarna coklat muda. Membuat aku jadi lupa daratan dan langsung saja kuremas dan kuhisap putingnya, dia menggelinjang-gelinjang keenakan. Akhirnya dia berhasil membuka hem-ku dan terus membukakan celanaku, sepatu dan kaos kakiku akhirnya juga dilepaskan. Setelah itu, kubuka rok mininya dan kupeloroti celana dalamnya. Aku lihat bibir vaginanya yang menonjol ditutupi oleh bulu kemaluan yang masih tipis. Sesudah itu dia juga meloroti celana dalamku, dan sekarang dia lihat penis 16 cm punyaku yang sudah tegang. "Ndre, aku harus ngerasain penis lu nih!" sambil ngomong gitu dia narik aku ke kamar mandi.

Di kamar mandi, waktu menyabuni badanku, dia juga nggak lupa meremas-remas penisku dan makin membuatku bernafsu. Waktu giliranku, aku sabuni itu payudaranya sambil kuremas-remas sedikit, sudah itu kucium dan peluk dia sambil kusabuni punggungnya dan yang terakhir kuelus-elus bibir vaginanya pakai sabun dan dia mulai merintih-rintih karena birahinya mulai naik. Akhirnya dia menyalakan shower dan kita membilas badan pakai air yang sejuk itu. Sesudah itu dia pingin mengeringi badannya pakai handuk, tapi aku sudah nggak sabar dan langsung saja dia kugendong ke tempat tidur dan dia nggak menolak malah mencium dan memelukku erat-erat, soalnya dia juga takut jatuh.

Kubaringkan dia di ranjang dan aku mulai menciumi bibir dan lehernya, aku juga nggak lupa meremas-remas payudaranya yang mulai tegang. Sesudah itu, aku turun buat menciumi payudara dan belahan dadanya, sementara itu jari manisku masuk ke vaginanya dan mulai memainkan clitorisnya, dia cuma bisa mendesah-desah dan menggelinjang nikmat. Setelah beberapa saat, dia bilang ke aku supaya bikin posisi 69. Sekarang dia menggenggam penisku dan mulai menjilatinya, setelah itu penisku mulai dikulum dan dihisap, gerakan lidah dan mulutnya benar-benar merangsang birahiku. Aku juga nggak mau ketinggalan, aku renggangin pahanya dan sekarang kulihat bibir vaginanya yang menantang itu. Mulanya aku cuma menjilati dan mengecup bibir bawahnya itu, tetapi lama-lama kubuka vaginanya pakai jari-jari tangan kiriku dan aku lihat bibir vaginanya yang dalam berwarna merah muda, dengan nggak sabar kukecup dan hisap bagian itu dan akibatnya dia menggelinjang dengan gerakan-gerakan yang sensual tapi nggak ada suara yang keluar karena penisku masih ada dalam mulutnya. Sambil terus kukecup dan jilatin vaginanya, aku masukan jari tengahku ke vaginanya buat merangsang clitorisnya, dan aku merasakan liang vaginanya hangat dan mulai basah. Akhirnya jariku menemui clitorisnya dan aku elus-elus, nafsu birahinya makin terangsang sampai-sampai dia menggerakkan pantatnya naik turun dan melepaskan penisku dari mulutnya dan mulai aku denger rintihan penuh birahi dari mulutnya, tapi aku masih cuek dan tetap mainin vaginanya pakai jari dan lidahku. Gerakan pinggulnya makin nggak karuan dan aku juga ngerasain liang vaginanya makin basah.

Akhirnya dia nggak tahan, dan setengah memohon dia bilang, " Ndre, entot aku.. Please!" dan kuputar badanku. Dia benar-benar sudah nggak sabar, selangkangannya sudah terbuka dan memperlihatkan vaginanya yang makin bengkak, sesudah itu kumasukan kepala penisku ke bibir vaginanya, kira-kira cuma 5 cm dari penisku yang masuk. Sementara itu tanganku mulai meremas-remas payudaranya yang makin keras dan aku juga mulai mengisap putingnya yang coklat muda, sesudah itu kugoyang maju mundur penisku dan sengaja nggak kumasukan semuanya. Rupanya dia makin penasaran dan dia bilang, "Ndre, masukin yang dalem dong.. aku pingin ngerasain penis lu di vaginaku." Dan aku jawab, "Ada syaratnya say, pertama nama lu siapa? sudah itu umur lu berapa?" Terus saja dia jawab, "Nama gue Shalny, umur gue 21, kalau lu pingin tahu yang lain lu entot gue dulu deh!" Akhirnya kumasukan penisku dalam, ufh ternyata vaginanya luar biasa, Terus saja kugoyang maju mundur. Pertama kugoyang pelan-pelan, eh si Shalny minta lebih cepat lagi, "Ndre, terus.. teken lebih keras lagi.. ughh, terus Ndre.. teruss, eghh", sudah begitu si Shalny menggerakan pantatnya naik turun seirama dengan goyanganku, akibatnya aku dan dia merasakan nikmat yang luar biasa.

Setelah beberapa lama, kulepaskan penisku dari vaginanya dan kusuruh si Shalny, "Shal, sekarang lu diatas!" Dia menuruti perintahku, terus dia jongkok di atas pinggangku dan penisku di pegang dan diarahkan ke vaginanya, setelah itu dia duduk di selangkanganku dan penisku terbenam lagi di vaginanya yang makin basah. "Ayo Shal, sekarang giliran lu ngentot gue!" sudah itu Shalny mulai menggerakan badannya turun naik, seperti orang naik kuda. Penisku keluar masuk vaginanya dengan gesekan yang luar biasa nikmatnya. Sambil menggerakan badannya turun naik, Shalny mulai meremas-remas payudaranya sendiri sambil mendesah-desah sensual, aku semakin nafsu melihat tampangnya yang cantik itu mulai kelihatan tanda-tanda orgasme. Akhirnya setelah kurang lebih 15 menit diatasku, Shalny setengah menjerit, "Ndre, gue mau keluar nih.. Oohh", dan terasa penisku di basahi cairan, sesudah itu Shalny langsung merebahkan badannya di atas badanku, sementara penisku masih menancap di vaginanya. Dengan sedikit tenaga, aku gulingkan badanku sehingga sekarang dia ada di bawahku lagi.

Aku kecup bibirnya, leher sama kupingnya sambil kuremas pelan-pelan payudaranya. Shalny masih menggeletak lemas di bawahku, setelah aku cumbu beberapa saat dia mulai merespon ciuman-ciumanku. Setelah kutahu dia mulai bernafsu lagi, aku mulai menggoyangkan penisku lagi dan ternyata makin lama Shalny juga makin panas, dia membalas ciuman-ciumanku dengan bernafsu. Sudah itu aku melepaskan pelukannya dan kuambil posisi push-up dan kugoyang pinggulku naik turun, penisku keluar masuk vaginanya dengan goyangan maksimum. Mula-mula kugoyang dengan pelan-pelan dan dia mulai mendesah nikmat, "Achh, Ndre.. cepetin goyangannya dong!" dan aku menurut saja, aku mempercepat goyanganku dan penisku timbul tenggelam di vaginanya yang makin basah. Sementara itu, Shalny tergeletak pasrah di bawahku, tangannya meremas-remas payudaranya yang semakin keras, dari mulutnya yang sensual itu, keluar desahan yang makin lama makin keras, "Emmhh.. ughh.. terus Ndre.. terus.. Uhh.. cepet lagi Ndre.. Aghh." Nggak lama kemudian, badannya mulai mengejang, itu tandanya dia mau orgasme dan makin aku percepat goyanganku. Akhirnya Shalny menjerit lagi, "Ooghh.. Ehhmm", dan badannya makin mengejang, sesudah itu kutindih dia dan aku di peluknya dengan keras tapi aku masih menggoyangkan kejantananku keluar masuk celah kewanitaannya yang benar-benar sudah basah itu. "Ndre.. Ufhh.. Ndre.. udahan dong.. Ehmm", desis Shalny, terus aku bilang, "Bentar lagi Shal!" akhirnya nggak lama aku cabut kejantananku dari liang surgawi-nya, hingga spermaku langsung muncrat keluar dan aku merasakan orgasme yang luar biasa nikmat.

Sesudah itu Shalny menjilati penisku sampai bersih dan memelukku, badannya lemas tapi aku tahu dia baru saja merasakan kenikmatan yang luar biasa. Sambil kupeluk, aku ciumi dia di kening dan pipinya, aku juga elus-elus punggungnya. Matanya masih terpejam, sepertinya dia benar-benar mendapatkan apa yang diinginkannya.

Nggak lama kemudian, dia melepaskan pelukannya dan bilang, "Ndre, aku harus pergi nih!" sambil memakai bajunya. Terus aku sahut, "OK, thanks ya Shal.. lu benar-benar luar biasa!" dan dia jawab "Elo jangan terima kasih ke aku.. ke Sarah saja, itu tadi hadiah ulang tahun Sarah buat lu!"
"Hah??!" aku cuma bisa bengong saja, aku mesti bales apa nih ke Sarah, cewekku itu?

Akhirnya, aku dan Shalny keluar dari rumah itu, yang ternyata dia pinjam dari temannya khusus buat men-servis aku. Sebelum masuk ke mobilnya, dia berkata, "Pantes si Sarah betah sama lu.. aku akuin lu hebat Ndre!" terus aku balas, "Kalau lu mau lagi, lu kirim e-mail saja ke aku. Dia mengangguk setuju dan melambaikan tangannya.

TAMAT

Gadis cantik bermata sipit

Tiga bulan pertama ada temanku yang baru dimutasi di kantor, mulanya biasa-biasa saja. Namanya Ahung, ciri-ciri orangnya adalah wanita keturunan, mata sipit, tinggi kurang lebih 167 cm, berat 50 kg, bibir sensual, ramah, murah senyum, senang memakai rok mini dan sepatu hak tinggi, kulit bersih, rambut sebahu dan wajah tidak kalah dengan Titi Dj. Aku biasa pergi makan siang bersama manajernya yang juga rekan sekerjaku. Kebetulan sang manager juga seorang wanita dimana dalam perusahaan tempat aku bekerja adalah fifty-fifty antara pribumi dan keturunan.

Ketika makan siang bersama (saat itu kira-kira 6 orang) dengan kendaraanku menuju salah satu rumah makan di daerah Sabang. Saat memilih meja, aku langsung menuju meja tapi aku agak terburu-buru atau si Ahung yang terburu-buru sehingga terjadi tabrakan tanpa sengaja antara aku dan Ahung. Hidungnya yang tidak begitu mancung menempel pada hidungku yang mancung sekali. Tubuhnya tinggi bila dibanding wanita biasa kira-kira 170 cm plus sepatu, soalnya tubuhku juga sekitar itu, secara reflek aku memeluknya karena takut terjatuh. Dalam dekapanku terasa harum parfum mahal yang membuat darahku berdesir mengalirkan hawa nafsu hingga ke ubun-ubun.

Setelah makan siang kamipun kembali ke kantor dengan tidak membawa hubungan serius setelah kecelakaan tadi. Kira-kira setengah jam akan berakhir jam kantor aku hubungi dia lewat telepon untuk mengajak nonton dan kebetulan filmnya bagus sekali. Eh, ternyata dia setuju kalau nontonnya hanya berdua saja.

Selama dalam perjalanan dari kantor ke tempat tujuan kami ngobrol ngalor-ngidul tidak karuan sambil tertawa dan kutanya apakah dia sudah punya pacar? dijawab baru putus tiga bulan yang lalu, makanya dia memutuskan untuk mutasi ke tempatku sambil mengepulkan asap rokoknya. Kupikir dia ini sedang labil dan kebetulan sekali aku mau mendekatinya, kuparkir kendaraanku di halaman pelataran parkir Jakarta Theatre.

Setelah membeli karcis dan makanan kecil kami masuk ke dalam gedung yang masih sepi. Aku mengambil posisi di tengah dan kebetulan boleh memilih tempat. Sesaat filmpun dimulai, tanganku mulai menyentuh tangannya. Dia masih membiarkan, mulailah pikiran kotorku, kuremas secara halus, dia hanya membalas dengan halus. Kudekatkan wajahku ke telinganya, nafasku mulai masuk melalui lubang telinganya yang sedikit terhalang oleh rambutnya yang harum.

Kuberanikan untuk mencium leher, dia hanya mendesah, "aahh.", kuarahkan ke pipi lalu ke mulutnya. Pertama kali dia menutup mulutnya, tetapi tidak kuasa untuk membukanya juga karena aku terus menempelkan mulutku pada bibirnya. Tanganku tetap meremas jemari tangannya lalu pindah ke leher dan sebelah lagi ke pinggang. Lama-kelamaan naik ke buah dada yang masih terbungkus oleh pakaian seragam kantor. Lidahku mulai memainkan lidahnya begitu pula sebaliknya. Kuperhatikan matanya mulai terpejam, jemarinya mulai agak kuat meremas tubuhku. Kami tidak memperhatikan lagi film yang sedang diputar, kami sedang asyik melakukan adegan sendiri.

Aku raba kebagian paha tetapi terhalang oleh stokingnya yang panjang sampai perut, sudah tidak sabar aku untuk meraba kemaluannya. Dia menarik tanganku agar jangan meraba barangnya, kuraba terus akhirnya dia mengalah, kubisikkan untuk melepaskan stockingnya. Kami lepas semua permainan sejenak, hanya untuk melepas stocking yang dia pakai. Setelah itu kembali lagi ke permainan semula, kurogoh dengan tanganku yang kekar dan berbulu selangkangannya yang masih terbungkus dengan CD-nya, tanganku mulai ke pinggulnya. Eh., ternyata dia memakai CD yang diikat di samping. Kubuka secara perlahan agar memudahkan untuk melanjutkan ke vaginanya, yang terdengar hanya suara nafas kami berdua. Sampailah aku ke permukaan pusar lalu turun ke bawah. Betapa kagetnya aku saat meraba-raba, ternyata bulunya hanya sedikit. Kulepas mulutku dari mulutnya dan bertanya padanya, "Hung., bulunya dicukur ya", bukan jawaban yang aku terima tetapi tamparan kecil mendarat di pipiku, "plak..". Kulanjutkan lagi sampai akhirnya film sudah akan selesai.

Kubisikkan lagi, "Saya ikatkan lagi ya Hung", tidak dijawab, lalu kuikatkan kembali. Filmpun berakhir kita semua bubar dan kamipun keluar dari gedung bioskop. Melangkah di anak tangga ke tujuh dia menarikku lalu membisikkan, "Bud., talinya lepas", buru-buru aku pepet samping kiri pinggulnya agar orang tidak menyangka, turun lagi ke anak tangga kesembilan, eh dia membisikkan lagi, "Bud satunya juga, kamu sih ngikatnya nggak kencang". "Sorry dech", kataku. Akhirnya dia menuruni tangga dengan merapatkan kaki dan memegang samping kiri karena roknya mau terlepas, cepat-cepat aku mengambil mobil sementara dia berdiri menunggu. "Sampai juga akhirnya.", kita berdua hanya cekikikan saja.

"Mau kemana lagi kita sekarang", kataku.
"Terserah aja soalnya mau pulang males, lagi ribut sama Mama"
Lalu kupercepat laju kendaraanku menuju Pondok Tirta di Halim, langsung masuk ke kamar, ngoborol-ngobrol sebentar. Kemudian aku ke kamar mandi untuk memasang kondom dan kembali lagi terus kuciumi dia sampai tidak bisa bernafas. "Eeeggh", sambil mencabut mulutnya, mulailah aku menciumnya secara perlahan sambil membuka baju dan BH-nya. Payudaranya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, tetapi putingnya masuk ke dalam. Kuciumi payudaranya.
"Ssshh", sambil menjambak rambutku. Kumainkan lidahku di putingnya, sementara yang satu lagi mencari putingya yang bebas. Kuturunkan roknya lalu celana dalamnya dan kubaringkan ke tempat tidur sambil terus memainkan puting susunya dengan mulutku. Dan ternyata bulu vaginanya hanya sedikit dan halus. Kubelai-belai meski hanya sedikit. Lalu kumainkan clitorisnya yang sudah basah. Dia agak kaget. Kuperhalus lagi permainkanku. Mau kumasukan jemariku ke vaginanya tapi, "aauu, sakit Bud", lho anak ini masih perawan rupanya, pikirku.

Kujilati terus puting susunya sambil kubuka seluruh pakaianku. Kini tampaklah dua insan manusia tanpa benang sehelaipun. Dia memperhatikan penisku sejenak, lalu tertawa.
"Kenapa", kataku.
"Kayak penjahat yang di film-film", katanya.
Lalu pelan-pelan kugeser pahanya agar merenggang dan kuatur posisi untuk siap menerobos lubang vaginanya. "Eeeggh.., egghh", belum bisa juga. Dua kali baru kepalanya saja yang masuk. Aku tidak kehilangan akal. Kujilat terus puting susunya dan secara perlahan kutekan pantatku agar masuk seluruh penisku, dan "bleess", barulah masuk seluruhnya penisku ke dalam vaginanya, lalu mulai kuayunkan secara perlahan, makin lama makin cepat ayunan pantatku dan kurasakan seluruh persendianku mau copot.

"Ssshh.., ooh my God", katanya aku setop permainan sementara karena aku mau keluar jadi kuhentikan sesaat. Eh, dia malah membalikkan tubuhku, kuatur posisi penisku agar tepat di lubang vaginanya, dan "Bleess", masuk lagi penisku dalam lumatan vaginanya yang masih kencang. Dia menaik-turunkan badannya. "Ssshh.., sshh.., aahh", mulutku disumpalnya dengan susunya dan putingnya yang sudah menegang sempurna.

Lima menit kemudian dia menjambak rambutku dan mejatuhkan tubuhnya ke tubuhku.
"Bud.., aakkh.., Bud.., sshh", rupanya dia mencapai klimaks dan aku merasakan kejutan dari lubang vaginanya. Air maniku menyemprot ke dalam liang vaginanya kira-kira empat atau lima kali semprotan.

Akhirnya kami berdua lemas dan bermandikan keringat. Sesaat tubuhnya masih menindih tubuhku dan kurasakan air maniku mulai mengalir dari lubang vaginanya menuju keluar melalui batang penisku. Kuciumi dia dengan mesra, dia menggeser ke kasur, kuambil sebatang rokok untuk kuhisap. Ternyata dia juga menghisapnya sambil memijat-mijat penisku.
"Jangan di kepalanya", kataku.
"Emangnya kenapa?", katanya.
"Ngilu.., tau nggak".
Kutanya secara perlahan, "Hung..".
"hhmm", katanya.
"Cowok kamu dulu suka begini nggak..".
"Nggak berani", katanya.
"Jadi ini yang pertama", aku bilang, dia hanya mengangguk.
Aku tidak memperhatikan kalau di penisku itu ada tetesan darah dari vaginanya. Dia berjalan menuju kamar mandi, lalu berteriak kecil, "aauu..".
"Kenapa..", kataku.
"Kencingnya sakit", katanya.

Kemudian kami mandi berdua, tanpa terasa sudah jam delapan tiga puluh malam, kami memesan makan malam dan disantap tanpa busana. Setelah santap malam kujilati lagi puting susunya sampai menegang kembali. Tapi saat aku meminta untuk mengulum penisku dia hanya menggeleng. Kuraba vaginanya yang mulai basah lagi. Kubalikkan dia, kuarahkan penisku ke liang vaginanya dari belakang. "aauu", katanya kaget. Lalu dia memintaku berbalik dengan posisi telentang sedang dia mulai menaiki tubuhku sambil susunya disodorkan untuk dilumat lagi. Kuarahkan lagi tanpa melihat di mana posisi lubangnya dan "Bless", dia mulai mengayunkan tubuhnya.

Lima menit kemudian tubuhnya kembali mengejang dan, "Aahh.., Bud", sambil merapatkan tubuhnya ke tubuhku. Kini giliranku yang tidak bisa bernafas karena tertutup rambut. Kuhentakkan pantatku kuat-kuat dan kuayunkan pantatku dan, air maniki keluar untuk yang kedua kalinya. Kami istirahat sejenak lalu mandi air hangat lagi dan kutengok jam tanganku sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Lalu kuantarkan dia pulang ke rumahnya.

Keesokan harinya kami bekerja seperti biasanya antara atasan dan bawahan tetapi dia menghubungiku. "Bud.., masih sakit kalau pipis, tuh sampai tadi pagi juga sakit". Aku bilang nggak apa-apa. tapi nikmat kan? Mau nambah, dia bilang nanti.

TAMAT

 
Design and Bloggerized by Fendy Indrawan
Space Ads close

Sponsor Ads